Mau Menulis PTK dan didanai? Tidak jadi dilaksanakan

 Mau Menulis PTK dan didanai? 


              Penelitian Tindakan kelas  dilakukan karena ada permasalahan pada proses belajar mengajar. Dari permasalahan tersebut, guru berupaya menyelesaikannya dengan berbagai teknik, media ataupun pendekatan tertentu sesuai dengan kondisi siswa dan situasi. Membuat PTK adalah menjadi kewajiban guru. Dengan menulis PTK, guru bisa meningkatkan kompetensi siswanya.
              Salah satu upaya dari sekian banyak upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru adalah dengan memotivasi guru agar dapat menghasilkan sebuah karya. Karya tersebut dapat berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
             PTK yang dilakukan oleh guru sangat penting dan bermanfaat tidak hanya kepada guru yang bersangkutan, tetapi juga bermanfaat bagi sekolah, orang tua, masyarakat, dunia industri dan dunia usaha, organisasi profesi, dinas pendidikan, dan kementerian pendidikan.
              Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan (Puslitjakdikbud), Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2016 ini kembali mengadakan Program Bantuan PTK di tingkat satuan pendidikan yang dilakukan oleh Guru.
Agar pelaksanaan program ditahun 2016 ini berjalan dengan baik dan menjadi dasar rujukan bagi semua pihak terkait dalam pelaksanaan sehingga pelaksana maupun pengambil kebijakan, maka disusunlah buku panduan pelaksanaan program bantuan PTK bagi guru-guru.
             Puslitjakdikbud akan memberikan dukungan pendanaan untuk penyusunan penulisan hasil PTK kepada guru sebesar Rp.8.000.000,00 (delapan juta rupiah) kepada setiap peserta yang dinyatakan diterima. Jumlah tersebut BUKAN termasuk biaya perjalanan dalam rangka bimbingan teknis dan seminar.
Pencairan dana bantuan akan diberikan secara bertahap. Tahap pertama sebesar 60% dari jumlah keseluruhan setelah pelaksanaan bimbingan teknis. Pencairan tahap kedua yang merupakan sisanya sebesar 40% diberikan setelah penyerahan laporan akhir.
             Pedoman lengkap dapat dilihat pada alamat berikut:

https://docs.google.com/viewer?a=v&pid=sites&srcid=ZGVmYXVsdGRvbWFpbnxlZHVwYWt4eXp8Z3g6NzkyZGM5NGMxZTA2MDE5MQ

Mereka Adalah Orang-orang yang Luar Biasa

      Guru Berprestasi adalah guru yang memiliki kinerja melampaui standar yang telah ditetapkan oleh satuan pendidikan, yang mencakup kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi sosial dan mampu menghasilkan karya inofatif yang diakui baik pada tingkat daerah, nasional dan/atau internasional; dan secara langsung membimbing peserta didik hingga mencapai prestasi di bidang intrakurikuler dan/atau ekstrakurikuler.
          Menjelang bulan Mei setiap tahunnya selalu diadakan kompetisi antar guru se-Indonesia dalam Pemilihan Guru Berprestasi mulai  dari tingkat sekolah, kecamatan, kabupaten, provinsi dan final di tingkat nasional.  Pemilihan Guru Berprestasi menjadi ajang kompetisi positif dan sharing antar peserta dalam meningkatkan kompetensi dan profesionalisme mereka. Lalu siapa saja mereka tahun ini?
         Berikut ini adalah daftar para pemenangnya. Selamat untuk mereka. 
 Bangga pada Beliau semua.

Pelajaran Mendongeng Sebagai Pembentuk Karakter Anti Korupsi

Pelajaran Mendongeng  Sebagai Pembentuk Karakter Anti Korupsi
Oleh: Rustiani Widiasih
Korupsi di Indonesia sudah membudaya Ibarat penyakit, sebenarnya sudah ditemukan penyebabnya, namun obat mujarab untuk penyembuhan belum bisa ditemukan. Persoalan moral bangsalah yang sudah terlanjur sudah buruk sehingga mengakibatkan budaya korupsi sukar dihilangkan.
 Karena budaya korupsi sudah mendarah daging maka perlu adanya upaya membentuk karakter anti korupsi sejak dini pada anak. Mengapa harus diberikan pada anak sejak usia dini, hal ini disebabkan karena pada usia tersebut pemikiran anak masih bersih belum tercampuri kepentingan apapun. Salah satu metode yang digunakan adalah melalui dongeng atau cerita. Metode ini sangat cocok diterapkan pada anak usia dini. Dengan penanaman pendidikan moral anti korupsi yang diberikan pada anak sejak usia dini, maka diharapkan kelak ketika anak tersebut sudah dewasa dan menjadi pemimpin, pendidikan moral anti korupsi yang telah didapat akan diaplikasikan.
Bagaimana cara menanamkan moral anti korupsi lewat dongeng kepada anak? Cara menanamkan moral anti korupsi lewat dongeng kepada anak. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh tulisan ini adalah  menambah pengetahuan tentang manfaat dongeng sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai moral kepada masyarakat. Juga, memberikan alternatif solusi terhadap masalah peredaran korupsi yang semakin marak.
Hakikat Dongeng
                     Dongeng adalah cerita rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita dan dongeng tidak terikat oleh waktu maupun tempat. Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan, walaupun banyak juga dongeng yang melukiskan kebenaran, berisi ajaran moral, bahkan sindiran (Agus : 2008). Pada mulanya kegiatan bercerita atau menuturkan cerita hanya dilakukan dan ditujukan untuk orang dewasa, misalnya para prajurit, nelayan, dan musafir yang sering kali tidur di tenda-tenda. Biasanya yang diceritakan adalah cerita-cerita rakyat yang diturunkan secara turun temurun dari mulut ke mulut. Namun, pada beberapa kebudayaan, para orang tua dan muda berkumpul bersama untuk mendengarkan dongeng yang dibawakan oleh seorang tukang cerita atau pendongeng yang di beberapa kebudayaan biasanya merangkap sebagai tabib. Selain menyampaikan hiburan, pendongeng biasanya juga menyampaikan atau mengajarkan adat kebiasaan dan moral kepada orang muda.
Penanaman Karakter Anti Korupsi Melalui Dongeng
Dongeng menjadi jalan mewujudkan kaidah dasar, bahwa penanaman nilai dapat dilakukan tanpa kesan memaksa dan menekan. Malahan dongeng dan kegiatan mendongeng membentuk benih-benih sikap positif. Sikap yang terus-menerus dibentuk hingga menjadi karakter anak setelah dia dewasa.
Harus diakui, dongeng punya pengaruh luar biasa. Anak-anak, target utama penceritaan dongeng, mudah terbujuk oleh cerita-cerita dongeng. Penelitian mengungkapkan bahwa dongeng bisa mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual anak. Dongeng sanggup mengembangkan moral guna mengetahui perbuatan yang baik dan buruk.
Tokoh dan karakter yang diceritakan dalam dongeng akan selalu diingat oleh sang anak, apakah itu tokoh baik maupun tokoh jahat. Cerita dongeng juga dapat berpengaruh bagi kesembuhan anak yang sedang sakit, terutama dampak psikologisnya. Selain itu, dari berbagai cara untuk mendidik anak, dongeng merupakan cara paling ampuh dan efektif untuk memberikan sentuhan humanis dan sportifitas bagi anak. Dongeng berpengaruh pada cara berpikir, moral, dan tingkah laku.
Dongeng membentuk dan mengembangkan imajinasi anak. Selain itu, dongeng berguna untuk memasukkan nilai dan etika secara halus kepada anak. Dongeng akan menanamkan sikap mental yang bersemangat dan tanggung jawab pada diri si anak. Pesan moral, ajaran pekerti, dan pendidikan karakter yang terkandung dalam dongeng akan memberikan keteladanan dan panutan bagi anak.
Atas dasar pemikiran seperti itu, rupanya dongeng sejalan dengan tujuan pendidikan antikorupsi. Yakni pembentukan manusia yang mempunyai  pemahaman, sikap, dan perilaku yang anti terhadap korupsi. Terutama pendidikan antikorupsi kepada anak dini usia.
Nilai-Nilai Anti Korupsi Dalam Dongeng
Pendidikan antikorupsi adalah perpaduan pendidikan nilai dan karakter. Sebuah karakter yang dibangun di atas landasan kejujuran, integritas, dan keluhuran. Dalam kaitan itu, dongeng bisa menjadi sarana penanaman nilai-nilai antikorupsi. Pertanyaannya, nilai-nilai antikorupsi seperti apa yang selayaknya diberikan melalui dongeng?
Korupsi bisa timbul karena dua sebab. Sebab pertama, korupsi karena kebutuhan (corruption by need). Korupsi yang timbul ketika penghasilan tidak lagi bisa menanggung kebutuhan dasar sehari-hari. Jalan keluarnya biasanya dengan mengambil sikap menyimpang. Melakukan korupsi. Sebab kedua, korupsi karena keserakahan (corruption by greed). Tidak puas dengan satu gunung emas, cari gunung emas kedua dan ketiga. Sudah punya rumah, ingin motor. Sudah ada motor, mau mobil. Mobil terbeli, ingin mobil mewah.
Apa yang kita lihat dan dengar semasa kecil juga akan membentuk karakter kita bila dewasa kelak. Karena itu, nilai-nilai antikorupsi dalam dongeng adalah nilai-nilai yang mempromosikan kesederhanaan, kejujuran, dan daya juang. Selain itu, juga nilai-nilai yang mengajarkan kebersamaan, setiakawan, dan kedisiplinan. Namun, tentu saja, tidak semua cerita dalam dongeng bisa berguna. Sebagai contoh adalah  dongeng si kancil mencuri ketimun petani. Si kancil dikisahkan hewan yang cerdas, cerdik, dan lincah. Dengan kecerdikannya, si kancil mengelabui petani, untuk kemudian berhasil mencuri ketimun. Si kancil sulit tertangkap oleh petani. Suatu kali petani berhasil menangkap basah si kancil. Tetapi dengan kelihaiannya, kancil berkelit dari jerat hukuman.
Cerita kancil di atas mungkin saja telah meracuni pikiran anak. Anak mengira mencuri adalah sesuatu yang wajar. Anak memiliki anggapan bahwa kepintaran merupakan keunggulan seseorang yang bermanfaat untuk mencuri. Karena itu, sesuai nilai antikorupsi yang ingin disebarkan, maka kita perlu cerita dongeng yang memuat figur-figur yang jujur, berani, kompetitif, dan bertanggungjawab. Bukan figur yang memakai kecerdikannya untuk memperdaya orang lain. Dongeng dan mendongeng adalah salah satu bentuk pendidikan nilai, yang pada gilirannya mendukung upaya pendidikan antikorupsi. Sebuah pendidikan antikorupsi yang dimulai dari usia dini. Pendidikan antikorupsi diharapkan membentuk karakter individu, hingga pada gilirannya akan membentuk karakter bangsa secara keseluruhan.


DAFTAR PUSTAKA

 

Agus. 2008. Pengertian Dongeng. http://linaleebon.blogspot.com. (10 Maret 2009)



Pribadi Kuropsi Berakhir di Jeruji

Pribadi Kuropsi Berakhir di Jeruji

Cerpen Oleh: Rustiani Widiasih

“O… jadi Bapak  teman sekantornya Gianto?” ucap lelaki botak sambil menghembuskan asap rokok dari mulutnya.
“Betul. Kok Bapak kenal sama Pak Gianto?” jawab lelaki  bertubuh kurus yang duduk di pojok warung kopi pagi itu.”Saya dulu anak buahnya Pak.”
“Jelas saya kenal baik dengan Gianta. Lha wong saya ini tetangganya.”
“O…” jawab lelaki kurus sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. “Kasian beliau ya Pak.”
“Kasian anak dan istrinya juga. Semua jadi berantakan sekarang. Padahal Gianto itu merintis karirnya dari nol. Dia seorang anak buruh tani yang miskin.”
Obrolan dua orang yang tidak saling kenal itu menjadi sangat akrab karena masing-masing kenal dengan baik dengan seorang yang bernama Gianto.  Obrolan mereka di warung kopi itu sangat seru karena Gianto dan keluarganya  sedang menjadi buah bibir saat itu.
“Saya mengenal pak Gianto sejak sepuluh tahun yang lalu ketika Pak Gianto dimutasi sekantor dengan saya. Katanya sih,  dia memulai bekerja dari golongan paling bawah. Sedikit demi sedikit naik pangkat hingga menduduki jabatan,”  tutur lelaki krempeng setelah meneguk kopi.
 “Ya saya tatu itu. Gianto itu mau ditempatkan di mana saja, selalu bekerja dengan tekun, disiplin dan tertib. Dia juga disukai anak buahnya karena selalu menghormati siapa saja. Begitupun dalam keseharian di masyarakat, tindak tanduknya sopan dan santun.”
“Ya Pak betul itu. Saya sebagai anak buahnya merasakan kebaikannya.”
“Dulu, kehidupan Gianto dan anak istrinya selalu rukun dan bahagia.  Kehidupannya yang sederhana itulah yang membuat mereka  bahagia.”
“Sebenarnya apa sih pak penyebab awal sehingga keluarga pak Gianto bisa menjadi berantakan seperti sekarang ini? Bapak kan tetangganya, pasti tahu dong penyebabnya?”
“Oh… komplek sekali penyebabnya. Yang jelas setahuku semua berawal dari istrinya si Lina itu.”
“Memang ada apa dengan bu Lina?”
“Lina itu  selalu memuntut pada suaminya. Diberi uang berapapun tidak ada cukupnya. Makanya dia membuka usaha  pembayaran token listrik. Katanya sih biar dapat pemasukan tambahan. Katanya, usaha titu tidak membutuhkan banyak biaya dan dapat dilakukan di rumah saja. Setelah berembuk dengan suaminya, Gianto akhirnya  terwujudlah rencana untuk mendirikan Token Listrik di rumahnya.”
 “ Terus apa yang salah Pak?”
“Suatu pagi,   salah satu pelanggan yaitu bu RT bertamu di rumah Gianto. Dia mengatakan kalau pada hari sebelumnya ada seorang petugas PLN yang datang menagih bayaran  Listrik. Dia merasa tidak pernah terlambat dalam membayar listrik.”
“Terus?”
“Ya…Setelah ditanyakan,   Lina mengatakan kenyataan yang sebenarnya bahwa dia memang belum membayarkan uang listrik.  Kejadian itu didengar oleh seluruh warga kampung. Banyak yang mengatakan keluhannya ketika membayar listrik ke Lina. Lina sering mengambil uang  mengambil uang konsumen meskipun hanya seribu atau dua ribu  rupiah atau kurang dari itu. Misalkan total nilai pembayaran listrik  adalah 9.400 dan kita menyerahkan uang Rp 10.000, maka biasanya Lina  tidak memberikan kembaliannya dengan alasan tidak ada uang receh. Kadang uang kembalinya akan diberikan pada bulan berikutnya namun kenyatannya tidak pernah dibayarkan.”
“Hanya seperti itu alasannya pak?”
“Tidak. Uang kembalian itu  memang kecil, berapalah nilainya itu di zaman serba mahal ini. Kebanyakan konsumen tidak mempermasalahkan hal ini atau tidak ingin mencari rebut. Begitulah tipikal orang Indonesia, suka mengalah. Namun jika  jika dikumpulkan akan menjadi banyak juga. Banyak orang sudah mengeluhkan kejadian semacam ini, tetapi  Si Lina  biasanya tutup mata atau tidak mau tahu.”
“Kalau begitu mengapa  orang membayar listrik di tempatnya bu Lina?”
            “Sudah terlanjur dikoordinir sama dia. Sebenarnya banyak orang sudah mengira bahka perilaku  Lina mencurigakan. Setiap membayar listrik jika diminta struknya tidak diberikan. Katanya sudah diberikan kepada petugas. Jika ditanya berapa habisnya, dia selalu menjawab seratus ribu. Dan  dia menurut begitu saja. “
            “Memang gaji pak Gianto masih kurang ya pak sampai-sampai bu Lina harus membuat usaha sendiri?”
            “Wah… kalau itu saya tidak tahu pastinya. Yang jelas Lina dan Gianto memiliki tiga orang anak. Anak yang pertama duduk di bangku SMP, anak kedua dan ketiga masih duduk di bangku SD. Tentu saja tidak sedikit biaya harian yang diperlukan. Apalagi, Gianto hanyalah pejabat kecil.”
            “Biar pejabat kecil dia itu atasan saya lho pak” protes lelaki kurus. “Terus apa yang salah dengan bisnis bu Lina?
“Mungkin karena banyaknya keperluan hidup, Lina terbujuk hutang dengan jaminan kartu ATM suaminya.  Kata  petugas kridit, dengan ATM tidak perlu ada jaminan apapun dan uangnya  bisa langsung cair.  Namun celakanya, Lina tidak bermusyawarah dengan suami.  “
“Terus apa reksi pak Giantao?”
“Awalnya Gianto tidak tahu. Gianto tahu kalau sistrinyaberhutang dan kartu ATM sebagai jaminannya ketika ada seorang datang mengih hutang. Sebenarnya Lina ingin sekali menyimpan rahasia itu. Kenyataannya serapat-rapatnya dia menutupi rahasianya masih ketahuan juga.”
“Apa reaksi pak Gianto Pak?”
“Ya, pastilah Gianto marah. Terjadilah pertengkaran diantara keduanya. Suasana rumah menjadi  tidak damai. Keributan sering terjadi. Bahkan hampir setiap hari. Saya yang mendengarnya menjadi pusing mendengarnya. Akhirnya suatu hari  Lina tidak kuat lagi dan pergi meninggalkan rumah. Tidak jelas kemana perginya. Beberapa hari  Gianto mencari ke rumah saudara-saudaranya. Namun tidak ketemu juga. Gianto sangat sedih. Dia harus mengurus anak-anak dan ditambah lagi dia tidak memegang uang kala itu. “
“Apa bu Lina tidak pulang?”
“Setelah beberapa hari menghilang, Lina muncul juga.  Dia merasa  tidak nyaman lagi berada di kampungnya, Di a merasa semua orang selalu mengawasinya. Karena perasaan itu dia sering berdiam diri di rumah saja. Dia merasa malu pada bu RT yang uang listriknya diambil selama tiga bulan tidak dibayarkan.”
“Bapak tahu betul cerita pak Gianto dari A sampai Z ya?”
“Tidak hanya saya yang tahu. Semua orang di kampung juga tahu.”
“Terus  bu RTnya melaporkan bu Lina ke polisi ya pak?”
“Tidak.  Namun bu RT tidak mau tertipu lagi. Sekarang pembayaran listrik dia bayarkan di bank.  Bu RT kaget melihat angkah yang harus dia bayar. Biasanya dia membayar seratus ribu lewat bu Lina. Kini, dia hanya membayar  enam puluh ribu. Jadi selama bertahun-tahun dia membayar seratus ribu setiap bulannya. “ Semula bu RT ingin pergi menemui bu Lina untuk meminta tanggung jawabnya. Namun  dia mendapatkan kabar kalau  bu Lina telah pergi meninggalkan anak dan suaminya.  Kasian sekali. Anak-anak yang tidak tahu apa-apa ikut jadi korban. “
“APa bu RT melaporkan buLina kepada Polisi?”
            “Tidak. Akhirnya bu RT mengikhlaskan uangnya. Itu lebih baik daripada mendapatkan maslah baru dengan bu Lina. Semua diambil hikmahnya saja. Ya, begitulah. Kesemrawutan kehidupan Lina karena ulahnya sendiri. Ternyata korupsi dilakukan tidak hanya orang kaya . Yang  mempunyai proyek besar korupsinya juga besar. Yang  kecil proyeknya korupsinya jug kecil seperti Lina itu.”
            “Apa karena itu pula pak Gianto melakukan korupsi ya Pak?”
            “Mungkin saja. Sebenarnya Gianto orangnya jujur kok. Tidak mungkin kalau dia korupsi.”
“Anehnnya pak. Ketika pak Gianto diperiksa, tidak ada bukti transfer uang pada pak Gianto. Tidak ada nomor rekening yang pantas dicurigai. Tidak terbukti ada nama rekening Gianto dan juga keluarga yang ada unsur korupsinya.”
“Jelas tidak ada. Gianto tampaknya orang bersih dan jujur. Tidak ada model kuruptor”
“Walau tidak terbukti ada penyelewengan dana, pak Gianto tetap  dianggap salah karena dia menjalankan tender dengan cara yang salah.  Karena itu, Gianto tetap dimasukkan pada tahanan.”
“Kamu belum tahu kenyataan yang sebenarnya. Gianto ternyata juga manusia.  Pada saat  saya besuk, ada wanita muda yang cantik dan bersih menjenguk Gianto dalam penjara.
Saya terheran-heran  dan bertanya-tanya siapa wanita itu. Dengan jujur Gianto mengatakan bahwa dia adalah istri mudanya. Huh..”
“O,  ternyata Pak  Gianto juga manusia yang masih kena goda ya pak.”
“Ya. Lelaki itu godanya harta, tahta dan wanita. Rejeki itu jika dicari dengan cara yang benar akan memberikan   kebahagiaan. Sebaliknya jika mencarinya tidak benar akan menjadi sumber bencana, tidak berkah. Ya seperti kisah Gianto itu.”
            “Gara-gara uang semua jadi kacau ya pak.”
            “Ya. Memang uang yang berasal dari cara yang  tidak banar akan menjadi darah yang kotor. Makan uang panas akan menjadi perut panas, pikiran panas dan perilaku yang panas pula. Akhirnya Gianto seperti Si Kancil anak nakal yang  Suka mencuri timun Ayo lekas ditangkap Jangan diberi ampun. He.. he…” Ucap lelaki botak sambil bergegas keluar dari warung kopi. Sedangkan lelaki krempeng masih penasaran tentang kisah kehidupan keluarga mantan atasannya.

SELESAI

Making a Dream Book as a Media of Designing the Students’ Future, A Project Based Learning in SMAN I Badegan The purpose of writing this paper are: (1) Improve students' competence in writing and speaking about expressing Intention due to the social function, the structure of the text, and linguistic elements, which correct and appropriate to the context; (2) Improve students' motivation and confidence in designing dreams by making a dream book. Learning activities in the classroom consists of the following activities: observing, questioning, exploring, associating, and communicating. The implementation of this project was done in class X MIA 3 Academic Year 2016/2015. The numbers of students in this class were 26 students consisting of six male students and 20 female students. Learning activities carried out during one month, in August-September 2015. The learning activities carried out during the four meetings. From the results of the average score, the assessment by teachers, among fellow learner’s assessment and self-assessment showed that most students have good score in affective aspect. As for the assessment of cognitive, the average score in pre-test on writing about “of My Dream” was 64. The Score in writing (1) was 73.80 and writing (2) was 82.69. This indicated that it increase of 8.89%. The KKM is 75. There were two aspects considered in the skills aspect. They were dream book presentation and skill in making the product (dream book). The average score in presenting dream book was (76.60) means the students reached the limit of KKM. After conducting learning activities and giving a questionnaire at the end of the lesson, there, 100% students said that having a dream was book very important. 92.30% of students believe that they can get their dream, and 100% of students have dream book. With the success achieved in the learning activities, it is recommended as follows: (1) Making dream book can be used as an alternative media in teaching expressing intention material. (2) Teachers should create an interesting learning activities and fun for students. (3) It is important to help the students designing their future. Keywords: Dream Book, Designing the Future, expressing Intention, Project Based Learning

Making a  Dream Book as a Media of Designing the Students’ Future,
A Project Based Learning in SMAN I Badegan

The purpose of writing this paper are: (1) Improve students' competence in writing and speaking  about expressing Intention  due to the social function, the structure of the text, and linguistic elements, which correct and appropriate to the context; (2) Improve students' motivation and confidence in designing  dreams by making  a dream book.
Learning activities in the classroom consists of the following activities: observing, questioning, exploring, associating, and communicating. The implementation of this project was done in class X MIA 3 Academic Year 2016/2015. The numbers of students in this class were 26 students consisting of six male students and 20 female students. Learning activities carried out during one month, in August-September 2015. The learning activities carried out during the four meetings.
From the results of the average score, the assessment by teachers, among fellow learner’s assessment and self-assessment showed that most students have good score in affective aspect. As for the assessment of cognitive, the average score in pre-test on writing about “of My Dream” was 64. The Score in writing (1) was 73.80 and writing (2) was 82.69. This indicated that it increase of 8.89%. The KKM is 75.
There were two aspects considered in the skills aspect. They were dream book presentation and skill in making the product (dream book). The average score in presenting dream book was (76.60) means the students reached the limit of KKM.
After conducting learning activities and giving a questionnaire at the end of the lesson, there, 100% students said that having a dream was book very important.  92.30% of students believe that they can get their dream, and 100% of students have dream book.
With the success achieved in the learning activities, it is recommended as follows: (1) Making dream book can be used as an alternative media in teaching expressing intention material. (2) Teachers should create an interesting learning activities and fun for students. (3) It is important to help the students designing their future.

Keywords: Dream Book, Designing the Future, expressing Intention, Project Based Learning



Pengumuman Inovasi Pembelajaran Tingkat Nasional Tahun 2015

Selamat kepada para finalis Inobel. Bagi yang belum berhasil menjadi finalis terus berusaha. Never give up!
https://www.facebook.com/download/211287599202591/Und.%20Pemanggilan%20Finalis%20Inobel%20SMP-1.pdf

Pengumuman Finalis Lomba Kreativitas Guru (LKG) Tingkat Nasional Tahun 2015


     Untuk guru SD dan SMP, sudah ada pemanggilan finalis LKG. Namun, tidak bagi guru TK dan SMA/SMK. Berikut ini adalah undangan pemanggilan dan daftar finalis LKG 2015. Selamat bagi para finalis. Selamat berkompetisi.
https://www.facebook.com/download/1635035713383658/Surat%20Und.%20Penentuan%20Pemenang%20LKG%20Tingkat%20Nasional%202015%20%281%29.pdf


Belajar Mengajar Berkarya


     Hidup ini pada dasarnya adalah belajar. Belajar tentang apa saja. Saya kuliah di universitas Alam Semesta. Banyak hal yang bisa saya pelajari dalam kehidupan ini. Belajar untuk bersabar, ikhlas, pasrah dan bersyukur atas semua yang dianugerahkan kepadaku. Aku belajar juga tentang agama, pendidikan, mendidik anak, berbakti terhadap orang tua, mengalah, dan masih banyak lagi. 
     Mengajar bukan hanya peran saya sebagai sorang guru yang tugasnya adalah mengajar. Terlebih dari itu, mengajar adalah menyampaikan apa yang telah diketahui kepada orang lain. Mengajar berarti memberi. Mengajar bisa memberi ilmu, pengalaman dan pengetahuan kepada orang lain.  Mengajar tidak hanya di dalam kelas. Mengajar bisa lewat tulisan di blog, buku dan lainnya.  Untungnya, saya adalah seorang guru sehingga saya bisa berbagi ilmu dan pengalaman kepada siswa dengan mudahnya.
     Berkarya adalah menghasilkan suatu karya. Dalam hidup ini, saya harus menghasilkan suatu karya. Karya tersebut bisa karya tulisan, karya inovasi, karya apa saja yang penting bermanfaat.  Saya mengatakan bahwa saya telah berkarya jika saya telah bisa berhasil mendidik anak-anak, baik anak sendiri maupun anak-anak di sekolah. Jika saya berhasil membimbing anak didik berprestasi, saya akan bangga sekali. Saya juga selalu menuliskan apa yang saya lakukan. Di waktu yang akan datang saya bercita-cita  menerbitkan sebuah buku sebagai wujud karya saya.
          Tiga hal itulah yang menjadi prinsip dalam hidup ini.

Making Students Love English and English Teacher To Improve Learning Outcomes




Abstract

English subject is an example of subjects that have a tendency to less favor by students. English contains material grammar, vocabulary and tenses are complex and difficult to memorize without practice. Departing from these facts, precise and accurate solution may be difficult to find. However, there are some important notes to keep us underline.
The expectations and desires of all teachers are to be liked by her students. Teacher who is loved by the students always waited their presence. If he is not coming in the class, students will try to find or ask. When the clock expired student still feels lcking to be taught, and so forth.
We believe that teachers have a lot to read, to know, how the solution so that students interested in a particular subject. However, we also understand, apply a multitude of solutions to problems in the theory of learning is not as easy as we imagine. That teachers face dynamic students that live and thrive in the midst of the development of increasingly sophisticated science. It might, knowledge of students over compared with the teacher, in the case of certain sciences.
Ideally, every student should be interested in all the subjects in school. At a certain level of education, the subjects have been arranged for various disciplines as listed in the curriculum structure. But the fact is not as ideal concepts that we want. There are students who are less or even not interested in a particular subject. The reason is quite diverse, as the lesson is hard to understand, a lot of formulas, many calculations, a lot of memorization, and many others. Not impossible that the cause of the lack of student interest in a particular subject, starting from the factors subject teachers administer these subjects.
Being a teacher who also preferred doesn’t mean to obey all the students want or desire. If the teacher wishes to obey all students may actually make out the objectives and activities of the learning process. Then how to become a teacher who is loved by his students? My presentation will talk about how to be favorite teacher.
   Educate or teach is not only regarded as a job or profession, more than that also interpreted as devotion and worship. My description can be used to know whether or not one is favored teacher.
Teachers should also conducting teaching and learning more meaningful. At the end of each school year, should seek input from students, according to what we as a shortage of teachers and what they want.


Key words: Making Students Love English, Love English Teacher,
      Improve Learning Outcomes

Esai deskripsi diri Tentang Saya


1. LATAR BELAKANG

Bagi saya, mengajar adalah hobi. Saya sangat menikmati kegiatan belajar mengajar. Setiap hari saya selalu berpikir bagaimana saya bisa menyampaikan materi tertentu dengan menarik dan inovatif.  Jadi, menjadi guru bukan hanya sebagai pekerjaan namun juga kesenangan bagi saya. Saya berprinsip menjadi guru yang bisa mengantarkan siswa meraih prestasi. Maka saya sendiri juga harus berprestasi.
Pada tahun 2008, saya mendapatkan kesempatan yang sangat istimewa dan berharga dalam hidup  saya. Pada tahun itu saya terpanggil menjadi finalis Lomba Keberhasilan Guru tingkat Nasional di Jakarta. Namun bukan hal tersebut yang istimewa.  Saya bertemu langsung dengan seorang guru inspiratif yang  saat itu diperankan menjadi tokoh utama dalam sebuah film “Laskar Pelangi”.  Ya, ibu Muslimah atau dipanggil bu Mus. Beliau diundang untuk menyaksikan pemutaran film Laskar Pelangi dan mendapatkan penghargaan Satya Lencana dari Presiden. Saya dan semua finalis Lomba Keberhasilan Guru beruntung sekali bisa “nonton bareng”  dengan beliau. Kebetulan Bu Mus juga diinapkan pada hotel yang sama dengan kami para finalis. Kami berebut untuk bisa berfoto dengan beliau. Saya pun bisa berfoto dengan beliau.
Tidak hanya itu, saya sempat bertanya kepada bu Mus, “Apa pesan bu Mus kepada kami semua para guru ini?”. Jawaban bu Mus cukup singkat namun justru kata-katanya melekat di dalam ingatan saya. “Ibu masih ingatkan guru-gurunya waktu masih sekolah di SD?” Ucap bu Mus balik bertanya. Kami semua menjawab masih ingat. Lalu bu Mus berkata, “Guru itu akan dikenang siswanya sepanjang masa. Maka jadilah guru yang mengesankan bagi siswa  Kata-kata bu Mus itu langsung menancap dalam memori jangka panjang saya. Bahkan kini menjadi tekadku untuk bisa menjadi guru seperti yang dikatakan bu Mus.
Pada tahun2015 ini, saya mendapatkan tawaran dari kepala sekolah untuk mengikuti seleksi guru berprestasi.  Sebenarnya saya merasa masih kurang layak untuk itu. Namun setelah saya pertimbangkan bahwa kesempatan yang bagus seharusnya tidak ditolak, maka saya memberanikan diri untuk mengikuti kompetisi guru yang berjenjang dan bergengsi ini.  Sekali lagi karena saya harus menginspirasi siswa saya agar memiliki jiwa kompetitif dan berdaya saing tinggi. Saya pribadi sering memotivasi anak didik saya untuk mengikuti setiap kompetisi yang ada. Jika saya sendiri tidak siap untuk berkompetisi berarti saya hanya bisa menyuruh siswa saja tanpa membuktikan diri.
Hal itulah salah satu motivasi saya untuk mengikuti seleksi guru berprestasi. Pertama, saya ingin menjadi seorang guru yang menginspirasi siswa. Saya telah bertekad untuk menjadi guru yang mengesankan dan juga menginspirasi bagi siswa saya. Menjadi guru bagi saya adalah sebuah profesi yang sangat agung. Guru yang hebat bisa melahirkan seorang siswa yang berprestasi dan sukses. Bagi saya, guru harus bisa membuat anak didik bermimpi besar. Guru tidak hanya mengajari anak  supaya bisa memperoleh ilmu pengetahuan saja. Guru harus mengajar dan mendidik siswa  sehingga berkualitas tinggi, berakhlak mulia, serta berdaya saing tinggi.
Guru adalah seorang model. Setiap hari, guru dilihat siswanya dari ujung kaki sampai ujung kepala. Siswa melihat gaya guru bicara, berjalan, duduk, berdiri dan bertingkah laku. Dalam hal inilah,  guru harus mengesankan bagi siswanya. Siswa juga  akan terpengaruh dengan pola pikir seorang guru. Bagaimana guru berpikir dan menyelesaikan permasalahan, akan berpengaruh pada pola pikir siswanya.  
 Apa saja yang dilakukan guru akan menjadi model dan tauladan bagi siswa.  Guru yang menjadi model yang baik dan diteladani oleh siswanya adalah guru hebat. Maka itulah sebenarnya “pahala” seorang guru yang tidak disadari akan menjadi bekal di akherat yaitu ilmu yang bermanfaat. Oleh karenanya, guru harus menjadi model yang baik.
Guru berbeda dengan pabrik yang memproduksi barang. Guru menangani barang hidup. Oleh karena itu,  harus berhati-hati dalam menjalankan tugas mulia ini. Jika salah dalam mendidik, maka akan salah pula nanti produk pendidikan yang dihasilkan.  Sekali lagi, guru adalah pencetak manusia  bukan barang. Jadi,  mengajar siswa harus dengan hati, butuh kerja keras dan kesabaran ekstra.
Alasan kedua  adalah saya ingin mengukur diri. Dengan mengikuti kegiatan guru berprestasi saya akan mengukur sejauh mana kemampuan diri saya sebagai seorang guru, apakah sudah memiliki kompetensi yang mampu diandalkan sehingga mampu membimbing, mendidik dan membina anak didik menjadi siswa yang  juara, berkualitas dan berakhlak mulia. Penting juga untuk dapat menjadi pencerah dan motivasi bagi guru-guru lainnya. Selain itu, dengan mengikuti kegiatan seleksi guru berprestasi, saya akan melihat kemampuan-kemampuan guru peserta lainnya, tentunya ini akan sangat bermanfaat karena akan memberikan pencerahan baru yang akan bernilai positif terhadap pengembangan diri dan karier saya sebagai seorang guru. Mungkin karier tertinggi menjadi seorang guru adalah menjadi guru berprestasi.  Itulah latar belakang saya mengikuti seleksi guru berprestasi.

2. Prestasi Yang Layak  Menjadikan Saya Guru Berprestasi

Keberhasilan adalah dambaan dan impian setiap orang. Kata keberhasilan identik dengan kata prestasi. Setiap manusia apapun profesinya tentu akan mempunyai keinginan untuk berprestasi. Seseorang akan dikatakan memperoleh prestasi apabila bisa memenuhi standar yang ditentukan pada kriteria tertentu. Oleh karena dengan berprestasi seseorang akan dapat menilai apakah dirinya sudah teruji atau belum.
Prestasi adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah menyelesaikan usaha atau pekerjaan. Penulis  berusaha  menjabarkan beberapa prestasi yang telah diraih selama menjadi tenaga pendidik. Menurut penulis, guru akan teruji apabila guru yang bersangkutan telah memperoleh prestasi dan juga berhasil melahirkan anak didik yang juga berprestasi.
            Bagi seorang guru, memiliki kemampuan akademik sesuai dengan bidangnya adalah harga mati. Guru harus menguasai bidang yang diajarkannya.  Untuk itu, saya berjuang untuk menempuh pendidikan yang linier dengan bidang studi yang saya ajarkan yaitu pendidikan bahasa Inggris. Saya kuliah S2 di Universitas Sebelas Maret (UNS)  untuk memperdalam keilmuan saya. Saya berharap saya mempunyai modal keilmuan yang mumpuni untuk mengantarkan anak didik saya menguasai bahasa Inggris.
Selain senang pada bahasa Inggris, saya juga senang pada tulis menulis. Sejak di bangku kuliah, saya telah bergabung dengen redaksi tabloid kampus. Dari situ saya banyak belajar tentang dunia tulis menulis dan jurnalistik.
Begitu lulus S-1, saya langsung diterima bekerja di SMA BAKTI Ponorogo , tentu saja setelah diseleksi terlebih dahulu. Di SMA BAKTI,  bertemulah saya dengan penulis handal yaitu pak Sutedjo.  Bergumul dengan beliau, membuat kesukaan menulis saya terasa dipupuk. Saya melihat pak Tejo kala itu sering mendapatkan kejuaraan menulis. Saya pun ingin seperti beliau. Kata orang, jika kita bergaul dengan perokok, kita juga akan berbau rokok. Jika kita bergaul dengan penjual minyak wangi, kita akan ikut wangi. Nah, saya harap saya nantinya bisa terkena dampak dari “Minyak Wangi” pak Tejo sehingga saya bisa berprestasi seperti beliau. Pak Sutejo adalah guru dan inspirasi saya.

Berikut ini adalah catatan ajang kompetisi  bidang akademik yang pernah saya ikuti selama  menjadi guru.
Lomba dan karya akademik
NO
NAMA LOMBA/
KEJUARAAN


WAKTU

TINGKAT
PENYELENGGARA
1
Lomba Karya Tulis Peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan (Imtaq) Tingkat Nasional
Oktober 2002
Nasional
Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah
2
Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan inovasi Pengelolaan Sekolah Ke-2
4-7 Oktober 2004
Nasional
Depdiknas Dirjen Manageman Pendidikan Dasar dan Menengah Dirjen Menengah Umum
3
Lomba Menulis Cerita Pendek (LMCP)
Oktober  2004
Nasional
Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Peningkatan Perpustakaan Sekolah dan  Pelajaran Sastra
4
Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Penggelolaan Sekolah Ke-3
17-20 Oktober 2005
Nasional
Depdiknas Dirjen Manageman Pendidikan Dasar dan Menengah Dirjen Menengah Umum
5
Lomba Karya Tulis Peningkatan Imtaq Siswa (Integrasi Imtaq-Iptek) Bagi Guru Tingkat Nasional
Desember 2005
Nasional
Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah
6
Finalis Lomba Kreatifitas Ilmiah Guru Tahun 2006 Tingkat SMA/SMK Bidang IPSK
11 September 2006
Nasional
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
7
Lomba Menulis Cerita Pendek (LMCP)
September 2006
Nasional
Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah

8
Pemilihan Guru Berprestasi Tahun 2007 Tingkat Kabupaten Ponorogo

21 Juni 2007
Kabupaten
Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo
9
Lomba Karya Tulis Peningkatan Imtaq Siswa (Integrasi Imtaq-Iptek) Bagi Guru Tingkat Nasional Thun 2007
 Desember 2007
Nasional
Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah
10
Lomba Menulis Cerita Pendek (LMCP)
Desember 2007
Nasional
Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah
11
Pemenang ke 10 Lomba Mengulas Karya Sastra (LMKS)
18 Juni-13 Desember 2007
Nasional
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas
12
Lomba  Menulis Cerita Pendek (LMCP)
17 Maret- 16 Agustus 2008
Nasional
Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah
13
Finalis Lomba Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran Tingkat Nasional Tahun 2008
1 Desember 2008
Nasional
Dirjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Depdiknas
14
Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Tingkat Regional (Jawa Timur) Tahun 2009
20 April 2009
Jawa Timur
Redaksi Majalah “MEDIA” Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur
15
Sayembara Penulisan Naskah Bacaan Siswa SD Kelas Rendah Tahun 2009
Oktober 2009
Nasional
Departemen Pendidikan Nasional Direktur Pembinaan TK dan SD Dirjen Manajemen Pendidikan  Dasar
16
Sayembara Penulisan Naskah Buku Pengayaan Tahun 2009
17 Nopember 2009
Nasional
Pusat Perbukuan
17
Lomba Menulis Cerita Pendek (LMCP)
 29 Maret – 29 Oktober 2010
Nasional
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas
18
Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Tingkat Regional (Jawa Timur) Tahun 2011
2 Mei 2011
Jawa Timur
Redaksi Majalah “MEDIA” Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur
19
Lomba Menulis Cerpen Majalah Dinamika Guru PGRI
Oktober 2011
Kabupaten
Majalah Dinamika Guru PGRI Kabupaten Ponorogo
20
Lomba Menulis Artikel  Majalah Dinamika Guru PGRI
Oktober 2011
Kabupaten
Majalah Dinamika Guru PGRI Kabupaten Ponorogo
21
Sayembara Penulisan Naskah Buku Pengayaan Tahun 2011
Oktober 2011
Nasional
Pusat Kurikulum dan Perbukuan
22
Finalis Lomba Kreativitas Ilmiah Guru LKIG Ke-20 Tingkat SMA Bidang IPSK
25 September 2012
Nasional
Bumi Putera
23
Finalis Lomba Kreativitas Ilmiah Guru (LKIG) Ke-20 Tingkat SMA Bidang IPSK
26 September 2012
Nasional
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
24
Sayrmbara Penulisan Naskah Buku Pengayaan Tahun 2013
November 2013
Nasional
Pusat Kurikulum dan Perbukuan
25
Sepuluh Besar Lomba Menulis Artikel Majalah Dinamika Guru PGRI
 Desember 2013
Kabupaten
PGRI Kabupaten Ponorogo Majalah Dinamika Guru
26
Juara harapan 1 Lomba Menulis Artikel Majalah Dinamika Guru PGRI
Desember 2013
Kabupaten
PGRI Kabupaten Ponorogo Majalah Dinamika Guru
27
Peringkat 2 Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Bagi Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Jenjang SMA/SMK
23-27 Juni 2014
Kabupaten
Kemendikbud Pusbangprodik Bidang Otomotif dan Elektronoka Malang
28
Review dan Deseminasi Hasil Penulisan Best Practice Guru
Oktober 2014
Nasional
Kemendikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah
29
Finalis Lomba Kreativitas Guru Tingkat Nasional Tahun 2014
24-28 Nopember 2014
Nasional
Kemendikbud Pusbangprodik
30
Juara 3 Lomba Kreativitas Guru Tingkat Nasional Tahun 2014  Jenjang SMA/SMK Kelompok Non Sains
24-28 Nopember 2014
Nasional
Kemendikbud Pusbangprodik

Bagi saya guru dikatakan berprestasi apabila bisa mengantarkan anak didik meraih prestasi. Oleh karenanya, saya membimbing anak didik saya pada ajang kompetisi siswa baik dalam bidang bahasa Inggris maupun bidang kepenulisan. Dalam pembimbingan, pasti kadang berhasil meraih juara kadang juga tidak. Itu sudah hal yang biasa bagi saya. Saya selalu mengatakan kepada anak didik saya “seorang pemenang bukan berarti tidak pernah kalah dan terjatuh namun dia segera bangkit dan berkarya lagi.”  Berikut ini daftar hasil bimbingan  siswa sampai mendapatkan penghargaan baik tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional.


NO

NAMA KEJUARAAN


TINGKAT
TEMPAT DAN
WAKTU

1
Juara 3  Lomba Cipta Cerpen
Eks Karisidenan Madiun
STKIP PGRI Ponorogo
24 April – 9 Mei 2006
2
Juara 2  Lomba Karya Ilmiah
Nasional
Jakarta
14 Agustus 2006
3
Juara 10 Besar Lomba Karya Tulis Lingkungan Hidup Tahun 2006 Tingkat SMA/MA
Nasional
Jakarta
21 September 2006
4
Juara Harapan 1 Lomba Karya Ilmiah Remaja Tingkat SMA Se-Jawa
Se-Jawa
Universitas Ahmad Dahlan
17 Maret 2007
5
Tim Mading Terbaik
Kabupaten
Gedung Padepokan Reog Ponorogo
13 Februari 2008
6
Juara 3 DJ Challenge Romansa 2008
Kabupaten
Radio Romansa FM
9 Februari 2008
7
Juara 2 Lomba Inovasi Pangan Tingkat SMA Se- Jawa Timur
Jawa Timur
Universitas Negeri Jember
25-26 Maret 2008
8
Juara Harapan 2 English Challenge 2010
Karisidenan Madiun
Universitas Muhammadiyah Ponorogo
27 Februari 2010
9
Juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah (L-KTI) Tingkat SMA Se- Jawa Timur
Jawa Timur
Universitas Brawijaya
19 Maret 2011
10
Juara 3 Sayembara Cipta Karya Puisi
Karisidenan Madiun
STKIP Ponorogo
3 Juni – 1 September 2013
11
Nilai Tertinggi Kategori Juara Transfer Berita Pendek
Kabupaten
10 Maret 2013
12
Top Ten Lomba Karya Tulis Ilmiah EPW
Nasional
ITS Surabaya
6-7 Februari 2014
13
Juara Harapan 1 Lomba Bahasa Inggris Bagi Siswa
Kabupaten
STAIN Ponorogo

2-3 April 2014
14
Juara Harapan 1 Lomba Bahasa Inggris Bagi Siswa
Kabupaten
STAIN Ponorogo
2-3 April 2014
15
Juara 1 Lomba Cipta Cerpen
Kabupaten
STKIP Ponorogo
25 Mei 2014
16
Juara 2 Lomba Cipta Cerpen
Kabupaten
STKIP Ponorogo
25 Mei 2014
17
10 Besar Lomba Cipta Cerpen
Kabupaten
STKIP Ponorogo 25 Mei 2014
18
Juara 1 Lomba Menulis Artikel
Kabupaten
25 Mei 2014
19
Top ten Indonesia Social Innovation Relay Competition 2014
Nasional
 Juli 2014
20
Juara 10 Besar Young Scientist Innovations for Indonesia 2025
Nasional
Universitas Negeri Malang
4 September-4 Oktober 2014
21
Juara 2 Lomba Esai Tingkat Nasional Kategori Pelajar
Nasional
UGM
3-23 November 2014
22
Kontributor Penulis Buku Kumpulan Puisi
Nasional
Bandung
12 Januari 2015
23
Juara 3 Story Telling Competition
Karisidenan Madiun
Universitas Muhammadiyah Ponorogo
28 Februari 2015
24
Naskah terbaik 1 Dalam event “Menggapai Impian Setinggi Langit” yang diadakan oleh Penerbit Aria Mandiri
Nasional
Bandung,
15 Januari 2015
25
Naskah terbaik 3 Dalam event “Menggapai Impian Setinggi Langit” yang diadakan oleh Penerbit Aria Mandiri

Nasional
Bandung,
15 Januari 2015

Selain membimbing  anak, saya sendiri sebagai seorang guru harus berkarya. Oleh karena itu saya juga produktif dalam menulis. Saya menulis baik  buku, modul maupaun  artikel. Ada buku yang telah diterbitkan dan ada pula yang belum. Untuk buku yang belum  diterbitkan, saya menaruh buku saya pada perpustakaan karena dengan demikian banyak yang akan membaca  sehingga bisa memberi manfaat bagi orang lain. Agar banyak orang membaca tulisan saya, saya juga menulis pada blog dan juga mengirimkan tulisan saya pada media massa. Berikut ini adalah karya yang berupa karya tulis.
Karya Tulis
NO
JUDUL
JENIS
PENERBIT
TAHUN

1.
English Guide to English Conversation  Book 1
Modul
Personal Press
2001
2.
Engglish Guide to English Conversation Book 2
Modul
Personal Press
2001
3.
Engglish Guide to English Conversation Book 1
Modul
Personal Press
2002
4.
Engglish Guide to English Conversation
Book 2
Modul
Personal Press
2002
5
Puasa dan Kontrol Diri
Artikel
Radar Madiun No. 177 Tahun IV, 21-27 Oktober
2001
6
Peran Ganda Wanita Dalam Sebuah Dilema
Artikel
Ponorogo Pos. No. 106 Tahun II, 18-24 April 2003
2003
7
Kartini Abad 21
Artikel
Ponorogo Pos. No. 105 Tahun II, 11-17 April
2003
8
Tombo Ati Guru GTT
Artikel
Ponorogo Pos
2004
9
Membudayakan Sikap Ilmiah
Artikel
Bakti News
2005
10
Belajar Menulis Dari Sutedjo
Artikel
Ponorogo Pos. No. 323 Tahun VII, 22 Nopember-6 Desember 2007
2007
11
Disiplin dan Upaya Meningkatkan Semangat Belajar
Artikel Opini
Bakti News
2007
12
Sampah Bulan Desember; Sisi Lain Jakarta Dulu, Kini dan Esok
Ulasan Karya Sastra
Depdiknas
2008
13
Muara Keberhasilan Belajar
Artikel
Bakti News
2008
14
Funny English Expressuins
Artikel
Bakti News
2008
15
Meraih Cita-cita, Bagai Kepompong Menjadi Kupu-kupu
Artikel
Bakti News
2009
16
Menciptakan English Speaking Community
Artikel Pendidikan
Media Jatim, No. 02/Th XXXIX/April 2009
2009
17
Bumi Reog
Buku Non Fiksi
SMAN 1 Badegan
2011
18
Tanamkan Kebiasaan dan Anda Akan Menuai Karakter
Buku Non Fiksi
SMA Badegan
2012
19
Let’s Learn English, an English Course for Senior High School Studentss Year X
Modul
Personal Press
2014
20
Kampungjuara.blogspot.com

Blog
website
2007
            Selain karya tulis yang berupa karya non fiksi, saya juga menulis karya sastra berupa puisi, cerpen, cerita bergambar dan juga novel. Berikut adalah karya sastra saya.
Karya Sastra
NO
NAMA KARYA SENI
TAHUN
DESKRIPSI

1.
Sastra/ Cerpen dengan judul “Lelaki Buaya, Busyet”
2005
Cerpen ini mengisahkan seorang TKW yang mencari nafkah di Luar Negeri namun suaminya selingkuh dengan wanita lain.
2.
Sastra/ Cerpen dengan judul “Beringin” Bagian 1
2006
Cerpen telah dimuat pada Ponorogo Pos No.250 Tahun V, 04-10 Mei 2006.

3.
Sastra/Cerpen dengan judul
“Beringin”   Bagian 2
2006
Cerpen telah dimuat pada Ponorogo Pos No. 251 Tahun V, 11-17 Mei 2006.
4.
Sastra/ Cerpen dengan judul “Dawet Jabung Sumini”
2007
Cerpen telah dimuat pada Ponorogo Pos No. 32 Tahun VII, 08-14 Nopember 2007.
5.
Sastra/Puisi dengan judul “Induk Burung”
2008
Puisi telah dimuat pada Majalah Media Jawa Timur edisi No.09/Th.XXXVIII/Nopember 2008.
6
Sastra/ Novel “Menjemput Air Kehidupan”
2008
Novel anak ini mengisahkan keadaan masyarakat di desa Tosari pada musim kemarau.         
7
Sastra/Puisi dengan judul “Negeriku”
2008
Puisi telah dimuat pada Majalah Media Jawa Timur edisi No.09/Th.XXXVIII/Nopember 2008.
8
Sastra/ puisi dengan judul “Tanya”
2008
Puisi telah dimuat pada Bakti News Edisi 4 Tahun 2008.
9
Sastra/Cerpen dengan judul “Sebingkai Foto”
2009
Cerpen telah dimuat pada Tabloid Ponorogo Pos.
10
Sastra/ puisi dengan judul “Mengapa Kita Harus Berpikir?”
2009
Puisi telah dimuat pada majalah Media Jawa Timur pada edisi No. 03/Th.XXXIX/Mei 2009. 
11
Sastra/Cergam dengan judul “Berkah Kesabaran Ulat”
2009
Cergan ini berisi tentang kisah kesabaran ulat.
12
Sastra/Cerpen dengan judul “HaPe”
2010
Cerpen telah dimuat pada Majalah Media Edisi No. 09/Th.XL/Nopember 2010.
13
Sastra/ Puisi dengan judul “The Morning Sun”
2010
Puisi telah dimuat pada majalah Dinamika Guru Vol 4/Nopember 2010.
14
Sastra/puisi dengan judul “My Dream”
2010
Puisi telah dimuat pada majalah Dinamika Guru Vol 4/Nopember 2010
15
Sastra/ Cerpen dengan judul “Ruang 013”
2011
Cerpen ini mengisahkan sisi lain Ujian Nasional yang terjadi di sebuah sekolah sangat jauh dari fasilitas.
16
Sastra/Kumpulan Cerpen  “Catatan Harian Seorang Guru BK”
2011
       Cerita-cerita yang ada dalam buku ini merupakan hasil pengalaman penulis selama sepuluh tahun menjadi guru, wali kelas dan pembantu guru BK.

17
Sastra/ Kumpulan Cerpen “Anak Pemecah Batu”
2013
    Pada dasarnya, kumpulan cerpen ini terdiri dari tiga bagian yaitu kisah anak-anak di  daerah pedesaan pada era 1900an dan anak-anak era 2000an dengan segala keterbatasannya

18
Sastra/Cerpen“Tidak serapuh Batu Kali”
2013
Cerpen telah dimuat pada Majalah Dinamika Guru Vol.7/No.1/ Juli 2013. 
            Pastinya saya akan terus berkarya agar hidup saya bermakna.

3. Prestasi Dalam Keluarga Dan Masyarakat
A.    Prestasi dalam Keluarga
Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan prestasi seseorang dan juga akan menentukan masa depan anak-anaknya. Orang tua yang ingin membentuk anak-anak yang sukses memang tak boleh egois. Sikap menunt anak berprestasi namun mereka sendiri tak mau berkorban akan menimbulkan sikap apatis pada seorang anak.
Dalam mendidik anak, saya dan suami sepakat untuk mengembangkan potensi anak sejak dini. Saya memiliki dua anak. Pertama Fahri Ahmad Fadhilah (12 tahun) dan kedua Azka Farhanta (7 tahun).  Saya bersyukur karena tahu tentang multiple inteligency. Setiap anak mempunyai kecerdasan sendiri-sendiri. Anak saya yang besar berbakat dalam bidang seni lukis, menari dan berwirausaha. Anak saya yang kecil berbakat dalam bidang komunikasi.    Saya dan suami sangat kompak dalam mendidik anak-anak. Kami berpikir bahwa anak adalah investasi dunia akherat.   Selama ini anak-anak telah meraih beberapa prestasi seperti juara melukis, juara tari pujangganong, juara renang, juara anak berbakat dan dimuat gambar dan tulisannya di media massa. Saya akan terus menemani, mengarahkan anak-anak untuk meraih masa depan dan meraih cita-citanya. Semoga. Amiin.
Di dalam keluarga, saya berperan sebagai pendamping suami yang juga mendukung karier suami. Suami saya sebagai seorang PNS menuntut saya aktif dalam berbagai kegiatan seperti Dharmawanita dan PKK.  Saya aktif  dimanapun instansi suami saya bekerja yaitu di kecamatan dan kini di kelurahan. Ada pepatah yang mengatakan bahwa,”dibalik kesuksesan seorang suami, ada istri hebat dibelakangnya”. Maka, saya berusaha agar menhadi istri yang hebat agar suami saya sukses.

B.     Prestasi Dalam Masyarakat
Guru harus melakukan pengabdian  pada masyarakat yang luas. Harus ada  jiwa pengabdian untuk bisa berbuat dalam kemasyarakatan. Dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, saya aktif  dalam kegiatan mulai tingkat RT, RW, kelurahan dan kecamatan. Berikut ini ini adalah daftar oraganisasi yang saya ikuti:

Pengalaman Organisasi
       
NO.
NAMA ORGANISASI
TAHUN
JABATAN
TINGKAT
1
Tim Penggerak PKK Kecamatan Ponorogo
2003-2008
Anggota Pokja II
Kecamatan
2
Tim Penggerak PKK Kecamatan Ponorogo
2005-2010
Sekretaris Pokja II
Kecamatan
3
Aisyah Cabang Ranting Brotonegaran
2010-2015
Bidang Pendidikan
Kelurahan
4
Perhimpunan Donor Darah Indonesia
2013-2018
Bendahara
Sekolah
5
PKK Kelurahan Paju
2013-sekarang
Pengurus
Kelurahan


Sosok professional guru ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru profesional hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, negara, dan agamanya. Guru dituntut mencari tahu terus-menerus bagaimana seharusnya peserta didik itu belajar. Maka, apabila ada kegagalan peserta didik, guru terpanggil untuk menemukan penyebabnya dan mencari jalan keluar bersama peserta didik.
Guru bukanlah sekedar pekerjaan, guru adalah lebih dari sebuah pengabdian. Pengabdian kepada Allah SWT, pengabdian kepada masyarakat, pengabdian kepada siswa, yang membutuhkan bantuan dalam menggapai beragam ilmu pengetahuan.
Pengabdian kepada masyarakat sebagai warga negara selalu ingin berperan aktif dalam upaya mencerdaskan anak bangsa dan kehidupan bangsa. Kalau dulu para pahlawan berjuang dengan mengangkat senjata, sekarang dalam mengisi kemerdekaan, para guru berjuang mengangkat pena demi mengangkat derajat dan martabat generasi penerus bangsa agar tidak tertinggal oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Agar dapat bersaing dalam perputaran roda kehidupan di jaman yang terus maju ini.
Guru sebagai tenaga pendidikan memiliki peran penting dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat tersebut. Untuk itulah guru dituntut memiliki pengabdian yang tinggi kepada masyarakat khususnya dalam membelajarkan anak didik. Bekerja atas panggilan hati nurani. Dalam melaksanakan tugas pengabdian pada masyarakat hendaknya didasari atas dorongan atau panggilan hati nurani. Sehingga guru akan merasa senang dalam melaksanakan tugas berat mencerdaskan anak didik.
Guru harus serba bisa. Guru di mata masyarakat masih dipandang sebagai orang yang serba bisa dan siap pakai. Sehingga setiap kepengurusan dalam organisasi guru selalu ada di dalamnya.

4. Harapan dan Rencana Kegiatan Yang Akan Datang
A. Harapan
Menjadi  guru adalah pengabdian, menjadi guru berprestasi adalah kebanggaan.  Saya ingin mengabdi menjadi guru yang  benar-benar mengabdi dengan penuh ketulusan, keikhlasan, kejujuran, penuh inovasi, pengorbanan waktu, tenaga maupun materi, untuk mencerdaskan, membimbing, mendidik jiwa-jiwa muda generasi penerus bangsa.
Selain itu, saya juga ingin menjadi guru yang profesional yang  sebenar-benarnya, berprestasi, terus mengantarkan anak didik berprestasi, melakukan hobi setiap hari karena mengajar adalah hobi, inspiratif bagi anak didik  dan  berdayaguna dalam keluarga, sekolah, masyarakat.

B.        Rencana kegiatan yang akan datang
Untuk mewujudkan harapan saya yang akan datang,  rencana kegiatan yang akan saya lakukan adalah sebagai berikut:
1.            Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk mewujudkan prestasi yang diharapkan agar mampu meningkatkan mutu pendidikan.
2.            Meningkatkan kreativitas dan inovasi
3.            Meningkatkan efektivitas pengelolaan kelas.
4.            Meningkatkan karya inovatif guru dalam pengelolaan kelas.
5.            Meningkatkan kedekatan dan keakraban guru dengan siswa, sebagai jembatan pengembangan pengabdian masyarakat, melalui kelompok belajar siswa, juga ekstrakurikuler.


5. PENUTUP
A.      Kesimpulan
Guru harus inspiratif dan kompetitif. Guru adalah cermin keteladan bagi anak didiknya, maka segala bentuk prestasi, kelebihan, kemampuan, kecerdasan, kebijaksanaan, kasih sayang, dan segala bentuk pemahaman kepada anak didik dengan penuh ketulusan dan kerendahan hati. Guru harus berpikir tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari, yang terpenting adalah bagaimana seorang guru harus berpikir secara mandiri, kreatif, inovatif dan berkualitas.
Guru adalah orang yang dianggap serba bisa karena itu guru harus terampil dan cakap dalam segala hal. Guru harus berperan penting dalam segala bidang kehidupan. Guru adalah model bagi anak didik maka harus menjadi teladan.
B.       Saran
                        Saya menyarankan pada semua orang untuk memberikan masukan dan kritik yang membangun bagi saya. Saya tidak mempunyai kelebihan lain kecuali tiga hal. Pertama, saya mau belajar. Kedua, saya mau berubah. Ketiga, saya mau berusaha.

****