Tampilkan postingan dengan label Hikmah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hikmah. Tampilkan semua postingan

Teman Baru Dari Dunia Maya



Nasihat Dari Teman Baru

Oleh: Rustiani Widiasih

Hari ini saya mendapatkan teman baru di dunia maya.  Namanya Anne Ahira.  Saya menulis email saya di web tersebut karena saya ingin berlangganan tulisan   tentang Bagaimana Melangkah dari Trauma & Pikiran Buruk, Bagaimana Menjadi Sosok yang Tegar & Berani dan  Belajar Karakter dan Kepemimpinan.
Setelah saya menulis email saya, ttidak lama kemudian muncul pesan pada emai saya. Saya diminta untuk mengkonfirmasi FB beliau. Maka saya pun  “like” FB beliau.  Tidak lama kemudian, saya mendapatkan emal lagi. Begini isinya:
Rustiani,
Pikir itu pelita hati...
sukses, keunggulan, dan kelebihan
itu milik semua orang...
yang mau berusaha!

Pelita harus dinyalakan, baru akan
terang.  Ada pepatah mengatakan:

'Nyalakanlah pelitamu di tempat
yang gelap dan tinggi, agar bisa
menerangi semua sudut dan segi, tak
hanya untuk diri sendiri, tapi juga
untuk semua orang yang belum
menemui jati diri.
'

Semoga Newsletter ini dapat menjadi
PELITA yang bisa menerangi hidup kita
untuk menjadi lebih santun, rukun,
dan bahagia. Agar pikiran, ucapan,
dan perbuatan kita selalu terang.
Hidup lebih bermakna dan berguna
bagi sesama
.



Untuk temanku: Rustiani, insan manusia yang luar biasa...

Ketika pikiran kita terfokus pada
sebuah tujuan, maka secara otomatis
akan tercipta sebuah komitmen.
Dan komitmen biasanya ditentukan oleh
karakter.

Orang yang telah mengenali
karakternya biasanya akan melakukan
hal-hal yang sesuai dengan dirinya,
yaitu memanfaatkan kemampuan yang
dimilikinya secara efektif, dan unik!

Kita tahu, setiap manusia memiliki
DNA yang berbeda. Nah, kita harus
bisa menempatkan keunikan yang
ada agar menjadi nilai tambah bagi
kita. Hindari membuat keunikan yang
ada menjadi keanehan pada diri kita,
yang bisa membuat kita tampak konyol
dan tidak simpatik.

Sebagai contoh, ada seorang laki-laki
penggemar Lady Gaga. Dia berusaha
berbicara, berjalan, dan
berpenampilan seperti Lady Gaga. Eh,
yang ada malah dia kelihatan jadi
gaga-gugu. :-)

Rustiani, jika engkau ingin menjadi orang
hebat dan mencapai yang tertinggi,
milikilah sifat unik yang tidak
dibuat-buat. Jadilah dirimu sendiri!

Saya berterima kasih sekali kepada teman saya Anne Ahira. Semoga saya bisa melakukan pesannya. Semoga kata-katanya bermanfaat. Amin.

***


Renungan Hari Ibu



Renungan  Hari Ibu

Oleh: Rustiani Widiasih

          Sepulang sekolah, ananda Azka Farhanta memberikan sebuah bunga. Dia bilang, “Mah, ini bunga untuk mama. Ada tulisannya:  Selamat hari mama. Saya sayang mama”. Tidak hanya sekali ini aku mendapatkan bunga dari anakku yang duduk di bangku TK. Gurunya  melatih anak untuk memberikan kesan yang istimewa bagi ibunya di hari ibu.  Menurut saya itu adalah pembiasaan yang sangat mulia. Anak jadi tahu betapa ia harus menyayangi ibunya. 

         
     Aku membaca tulisan Azka semula tertulis,”Saya sayang ibu dan selamat hari ibu.”  Lalu, kata “Ibu” diganti “mama” sehingga tulisannya menjadi,” saya sayang mam dan selamat hari mama.” Aku penasaran mengapa dia mengganti kata ibu dengan mama. Dia menjawab, “Gurunya tidak tahu kalau aku memanggil mama bukan ibu. Aku sayang mama.” Mendengarnya aku tertegun. Betapa polosnya anakku. Aku juga terharu karena ternyata dia tidak salah memilih orang yang harus lebih  disayangi.
 
        Mengapa saya berkata demikian? Sejak Azka lahir, aku memerlukan pengasuh anak selama aku bekerja. Pengasuhku tersebut sangat menyayangi anakku. Dia ingin  dipanggil dengan sebutan ibu atau buk Som.  Dan begitulah yang terjadi. Aska memanggil saya dengan sebutan mamah dan menanggil  pengasuhnya dengan sebutan ibu samai sekarang.
Satu hal, Azka sangat dekat dengan ibunya dan juga dengan saya.  Dia bilang kalau ibunya ada dua yaitu buk Som dan mamah. Dengan kenyataan tersebut, Azka mungkin tidak kekurangan perhatian dari kami berdua. Aku juga merasa lega dan tenang sewaktu aku bekerja karena ibunya menjaga anakku dengan baik. Jika aku pulang bekerja, Azka menjadi tanggunganku karena buk Som pulang ke rumahnya begitu aku datang.
Dari kenyataan di atas, aku sungguh terharu dan bersyukur. Anakku menyayangi aku lebih dari “ibunya”. Mungkin itu adalah hadiah terindah bagiku di hari ibu. Semoga aku bisa memerankan peranku secara seimbang untuk keluarga dan untuk profesiku. Bagaimanapun, sebagai seorang ibu aku harus melaksanakan funsiku sebagai pengurus rumah tangga dengan segala macam tugas. Di satu sisi aku juga harus mempertanggungjawabkan keilmuan yang telah aku pelajari untuk anak-anak didikku. Entah seberapa besarnya, aku pun harus ikut mencerdaskan anak bangsa ini sebisaku. Di satu sisi aku juga merasa perlu untuk membantu suami mencari nafkah karena  dua  sumber penghasilan akan lebih baik daripada satu sumber penghasilan saja. Apalagi, kami mempunyai cita-cita yang ingin dicapai.
Untuk memerankan peran yang “multitasking” tersebut seorang ibu memerlukan banyak sekali asupan seperti multienergi, kesabaran, keikhlasan, kekuatan, daya tahan yang kuat, kesehatan, kerja keras, management waktu, skala prioritas, kecerdasan, dan masih banyak lagi.
Dari kisah saya itu, saya jadi teringat kepada ibuku sendiri. Aku sebagai anak merasa belum bisa membalas jasa ibu. Sungguh ibu... jasamu sangat besar. Tidak bisa aku ukur jasamu dengan apapun. Tidak bisa aku beli ASI yang telah kau berikan. Tidak bisa aku ganti kesabaranmu menghadapi dan mendidikku sampai saat ini. Aku ingin bersimpuh di hadapanmu, Ibu. Aku selalu mendoakanmu setiap waktu. Semoga Allah menyayangimu sebagaimana kasih sayangmu kepadaku. Ya Allah kabulkan doaku. Sayangilah ibuku dengan kasih dan sayangMU.

****

Mudahnya Bahagia (bagian dua)

Menyahur Hutang

Oleh: Rustiani Widiasih

     Kunci bahagia yang kedua adalah menyahur hutang.  Berhutang dilakukan pasti dalam keadaan terpaksa atau mendesak. Eh.. ada juga sengaja berhutang untuk tujuan bisnis atau investasi  biasanya. Alasan apapun berhutang, yang jelas hutang itu harus dibayar.
     Hutang tidak hanya berupa harta benda hutang ada juga yang tidak nampak misalnya janji , puasa,  dan nazar. Itu juga harus dibayar. Sampai-sampai ada pepatah yang mengatakan bahwa janji adalah hutang. Jika janji tidak ditepati bererti masih memiliki tanggungan hutang. Bisa dibayangkan betapa banyaknya hutang para juru kampanye kepeda rakya jika tidak dipenuhi. 
     Kalau saya pribadi, saya  selalu mempunyai hutang puasa setiap bulan puasa karena sunatullah seorang wanita. Saya membayarnya di hari lain di luar puasa biasanya di bulan syawal. Semakin cepat membayar hutang puasa semakin bahagia rasanya. Ketika menjlani puasa, memang tantangannta berat. Namun setelah hutang puasa itu dibayarkan, sungguh luar biasa bahagianya. Rasanya plong... lega... dan puas sekali. Sungguh memlunasi hutang puasa sangat membahagiakan.
     Kebhagiaan yang tak terkira juga saya rasakan ketika saya bisa melunasi hutang berupa uang. Saya berhutang karena terpaksa untuk memenuhi cita-cita  agar lebih cepat realisasinya daripada menabung.  Begitu saya mendapatkan rezeki tambahan, saya secepatnya melunasi hutang tersebut. Saya tidak mau menambah hutang sebelum hutang saya yang satu terbayarkan. entah kalau sudah lunas hutang lagi? Ah.. semoga saja tidak hutang lagi. Begitu saya bisa membayar hutang, sungguh plong, lega dan puas rasanya. Hidup ini terasa bahagia. Itulah kunci kebahagiaan saya yang kedua yaitu membayar hutang.
     Kunci kebahagiaan yang ketiga adalah menyelesaikan suatu pekerjaan. Ini akan dibahas pada pembahasan selanjutnya. (bersambung....)
    

Mudahnya Bahagia

Mudahnya Bahagia (bagian 1)

Oleh: Rustiani Widiasih

     Ada orang yang hidupnya tidak bahagia. Padahal, bahagia itu sangat mudah sekali didapatkan. Sangat mudah asal kita bisa melakukannya. Memang,  cara pandang orang berbeda-beda. Ada yang merasa bahagia apabila menjadi orang yang kaya harta. Ada yang bahagia bila mendapatkan nama atau pujian. Ada pula yang bahagia bila memperoleh anyak uang dan penghasilan yang banyak. Itu sah-sah saja. Namun tidak semua orang bisa mendapatkannya.
       Siapa yang tidak mau menjadi orang yang kaya, punya kedudukan bagus, punya rumah dan kendaraan bagus dan lain-lain. Pasti semua orang ingin menjadi orang kaya. Lalu siapa yang miskin kalau semua orang menjadi orang kaya? Setelah menjadi orang kaya apakah kebahagiaan bisa diraih? Belum tentu. Ada yang bisa menikmati kekayaan dan berarti merasa bahagia, ada pulan yang tidak bisa menikmati kebahagiaan. 
        Lalu bagimana agar hidup ini menjadi bahagia? Jawabnya mudah saja. Berikut ini rumus bahagia ala saya. Saya yakin ini juga bisa diterapkan oleh semua orang jika mau. Pertama, buat orang lain bahagia. Lho kok? Ya benar. Membuat orang lain bahagia tidak sulit. Misalnya, ada tetangga kita yang sangat membutuhkan uang. Dia sama sekali tidak memounyai uang  untuk sekedar membeli kebutuhan harian. Lalu kita memberinya uang sekedarnya. Dia akan merasa sangat bersyukur dan berterimakasih kepada kita. Dan rasakan setelah kita memberinya uang, kebahagiaan yang kita rasanya luar biasa. Bahkan bisa melebihi kebahagiaan orang yang telah kita beri tersebut. 
     Kebetulan sekali saya tinggal di lingkungan masyarakat yang masih kekurangan. Saya selalu ingin berbagi dengan mereka. Oleh karenanya saya selalu berdoa agar allah memberikan rezeki yang lebih kepada saya sehingga saya bisa memberikan hak-hak mereka melalui saya. Saya berdoa agar allah memberikan lebih banyak rezeki agar zakt dan shodaqooh saya lebih banyak lagi. Saya benar-benar ketagian untuk menjadi orang yang dermawan yang selalu tangan saya berada di atas.
          Masih banyak lagi kebahagiaan berikutnya. Kebahagiaan berikutnya adalah Membayar hutang. Khusus membayar hutang akan saya bahas pada sajian selanjutnya. (bersambung...)


HIKMAH HALAL BIHALAL



Hikmah Halal BiHalal

Ceramah oleh Bapak Kasanun  ditulis oleh Rustiani W.

Halal BiHalal merupakan tradisi asli Indonesia. Tidak ada istilah halal bi halal di dunia ini selain di Indonesia. Ini adalah tradisi baik yang terus berlangsung dan harus dipertahankan di Indonesia. Halal bi Halal dilakukan setelah satu bulan berpuasa untuk menghapus dosa antar sesama manusia.
Puasa merupakan direct education oleh Allah SWT terhadap umatNya. Ini adalah ujian dan latihan untuk menahan hawa nafsu dan mengendalikan diri. Pada dasarnya ada tiga kebutuhan pokok manusia yang harus dikendalikan pada bulan ramadhan yaitu kebutuhan makan, minum dan sex.
Daya tarik manusia di dunia ini terletak pada tiga hal tersebut. Itu sangat digandrungi dan dicari oleh manusia. Namun Allah memerintahkan untuk menahannya pada bulan ramadhan. Padahal, biasanya justru pada bulan ramadhan manusia malah menyediakan makanan yang enak dan minuman yang segar. Menurut penelitian, 80 % keluarga pada bulan ramadhan membuat kolak dan es. Padahal, di hari biasa mereka tidak pernah atau jarang membuatnya. Inilah keistimewaan bulan ramadhan. Pada saat berpuasa, justru diberi hidangan yang enak. Itulah media Allah untuk melatih manusia bersabar dan mengendalikan hawa nafsu. Jika ini berhasil dikendalikan di kehidupan, makan manusia akan selamat di dunia dan di akheret.
Selama satu bulan itu, manusia disuruh untuk melihat gambaran dunia yang sebenarnya yaitu penuh dengan  imimn-iming yang mengiurkan tentang apa-apa yang dilarang. Begitu azhan magrib tiba, semua orang melepaskan semua kesenangannya untuk makan. Apapun ditinggalkan untuk makan. Tidak ada seorangpun yang tertidur pada saat menunggu waktu berbuka puasa. Banyak yang membayangkan semua makanan yang dimakan di meja makan sangatlah enak. Begitu buka puasa, makan sedikit saja perut sudah kenyang. Itulah sebenarnya gambaran bahwa  banyak sekali tipuan di dunia ini yang tampaknya menggiurkan namun kenyataanya tidak demikian.Begitupun jika lelaki tergiur pada seorang wanita.
Agar manusia selamat dalan kehidupan di dunia dan di akherat, ada beberapa hal penting yang harus dilakukan. Pertama, Mengendalikan diri. Ini harus dilakukan agar  gerhindar dari hal yang tidak diinginkan. Kedua, beramal sholeh. Beramal sholeh berarti bekerja profesional. Kerja profesional ibarat puasa pada Allah. Dengan penuh keimanan tidak makan, minum. Tanpa ada pimpinan tetap melaksanakan pekerjaan sebaik mungkin. Tuhan Maha Tahu segalanya.  Ketiga, puasa, beramal sholeh dan berzakat. Sebenarnya orang yang melakukan hal tersebutlah yang berhak untuk berlebaran.  Zakat tidak hanya zakat fitrah dengan membayar beras  dua setengak kilo saja. Bayarlah zakat setiap penghasilan dua setengah persennya. Apa mungkin hanya dengan membayar beras dua setengah kilo bisa membersihkan diri? Itu hanya cara allah memberikan pelajaran bahwa kita harus berbagi dengan orang-orang yang berhak menerima zakat. Maka dua setengah persen dari pendapatn kita adalah hak mereka. Ya, anak yatim, fakir miskin,  dan lain-lain.
Keempat, bergaullah dengan orang yang lurus. Pililah pimpinan yang baik. Walau demikian, sadari bahwa manusia tidak luput dari kesalahan. Maka pada bulan sawwal ini adalah momen yang baik untuk saling memaafkan. Jika demikian, kelak akan menjadi manuasi ayang utama.Kelima, Berbakti pada orang tua.  Jangan pernag menyepelakan orang tua, pimpinan, keluarga, tetangga, dan suami dan istri. Jika ada orang yang menyepelekan makan tidak akan mulia hidupnya. Keenam, berbudi luhur. Banyak anak muda saat ini kurang memiliki tata krama yang baik. Banyak tata karma yang kini tidak dilakukan lagi oleh anak muda semisal “nyuwun pangestu’ kepada orang yang lebih tua setiap kali  akan melalukan susuatu. Ketujuh, memiliki rasa welas asih.  Rasa saling menyayangi kepada sesama manuasia. Kedelapan, tahu sama pekerjaan. Ini bwrarti profesional.
Jika manusia bisa melalukan hal-hal di atas, manusia bisa menjadi orang yang bertaqwa. Taqwa berarti kualitas hidup yang baik. Jika telah memiliki rasa taqwa maka akan merasa takut pada Allah. Maka semua yang dilalukan dalam kendali Allah. Orang yang demikian akan menjadi orang yang baik dan berlandaskan agama dalam setiap kehidupannya.
            Pesan terakhir, jangan lupa untuk senantiasa menyebut asma allah. Baca Bismillah minimal dan baca Al-Fatihah setiap saat. Semoga kita menjadi orang yang mutaqiin. Amin.
***



SABAR

SABAR (1)

        Sabar. Satu kata yang singkat namun sangat sulit untuk dilaksanakan. Namun, penulis akan sharing pengalaman bahwasannya sabar bisa dilatihkan pada diri sendiri. Selain itu, buah dari kesabaran sangatlah manis.  
        Siapa yang tidak mendapatkan ujian dan cobaan. Semua orang hidup pasti mendapatkan ujian. Memang, tingkat ujian masing-masing berbeda-beda. Namun, apabila tingkat kepasrahan pada diri sudah sangat kuat, tidak begitu sulit untuk bisa bersabar.
Suatu hari, saya pernah mendapatkan ujian dari Allah. Ujian itu adalah rasa teraniaya oleh pimpinan di temapat saya bekerja. Pimpinan saya, entah apa sebabnya, sangat membenci saya. Apapun yang saya lakukan pasti salah dihadapannya. Namun, sebagai orang yang mempunyai prinsip dan tujuan, saya tidak menghiraukan apapun ocehannya karena semua apa yang dikatakan sangat menyakitkan. Suatu hari, saya hendak mengrim naskah untuk lomba di Jakarta. Saya meminta tanda tangan darinya. Bukannya mendukung, eh dia malah mencaci maki. Dikatakannya saya sudah melangkahi dia karena tidak meminta izin terlebih dahulu. Dia pun tidak mau memberikan tanda tangannya.
       Apakah saya tidak jadi mengirimkan naskah tersebut? Tidak. Saya tetap mengirimkannya. Apa yang terjadi berikutnya? Saya terpanggil menjadi finalis. Sejak saat itu dia berubah menjadi baik kepada saya. Andai saya tidak sabar dan diam saja mendengarkan omelannya, andai saja saya tidak merasa teraniaya, mungkin allah tidak akan memberikan belas kasihnya.
        Itulah salah satu buah dari kesabaran dalam mengahdapi pimpinan yang sangat membenci kita. Semoga kesabaran senantiasa menghiasai hati kita. Tuntu saja banyak kisah lainnya. 
Bersambung....

RENUNGAN AKHIR TAHUN

RENUNGAN AKHIR TAHUN

      Di penghujung tahun 2011 ini, ada catatan penting dalam hidupku. Sepanjang satu tahun yang lalu, jika dibuat grafik, banyak sekali grafik yang turun daripada grafik yang naik. Banyak sekali kekecewaan dan kegagalan yang aku alami. Namun demikian, hantaman itu, justru membuat aku semakin merasa rendah hati. Sungguh itu menunjukkan betapa diriku masih harus banyak belajar memperbaiki diri. Kesabaranku sungguh diuji di tahun 2011.
      Harapan di tahun 2012, semoga aku bisa memperbaiki diri dalam bebrbagai segi. Aku tahu Allah tidak membiarkan hambaNya. Pastinya Dia sedang memperoses diriku sehingga aku bisa lebih baik dan siap dalam menerima kenyataan. Mungkin ibarat proses metamorfosis, saat ini aku masih menjadi kepompong atau bahkan masih menjadi seekor ulat. Aku harus sabar untuk menjadi kupu-kupu. Bukankah begitu? Pastulah ada waktu yang tepat untukku untuk menjadi kupu-kupu iti. Sabar dan ikhlas menjalani proses adalah hal terbaik yang akan aku lakukan.
      

BELAJAR DARI KISAH


KISAH INSPIRATIF DARI SAHABAT

      Tersebutlah seorang ahli ibadah bernama Nidzam Al Mahmudi.Ia tinggal di sebuah kampong terpencil,dalam sebuah gubuk kecil.Istri dan anak-anaknya hidup dengan amat sederhana.Akan tetapi semua anaknya cerdas.
Selain penduduk kampung itu, tidak ada yang tahu bahwa ia mempunyai kebun subur yang luas dan perniagaan yang kian berkembang di beberapa kota besar.Dengan kekayaan yang diputar secara mahir ia dapat menghidupi ratusan kelurga yang bergantung kepadanya.Namun Nidhzam Al Mahmudi merasa amat bahagia dan damai menikmati perjalanan hidupnya seperti itu.
Salah seorang anaknya pernah bertanya, “Mengapa ayah tidak membangun rumah yang besar dan indah?bukankah Ayah mampu?”
      “Ada beberapa sebab mengapa Ayah lebih suka menempati sebuah gubuk kecil.”
      “Pertama, karena betapa pun besarnya rumah kita,yang kita butuhkan ternyata hanya tempat untuk duduk dan berbaring.Rumah besar sering menjadi penjara bagi penghuninya.Sehari hari cuma mengurung diri sambil menikmati keindahan istananya.Sang penghuni terlepas dari masyarakatnya, dari alam bebas yang indah ini.Akibatnya ia akan kurang bersyukur kepada Allah.”
Anaknya yang sudah cukup dewasa itu membenarkan ucapan ayahnya di dalam hati.Apalagi ketika sang ayah melanjutkan argumentasinya.
“Kedua, dengan menempati sebuah gubuk kecil, kalian akan menjadi cepat dewasa.Kalian ingin segara memisahkan diri dari orang tua supaya dapat menghuni rumah yang lain.”
“Ketiga, kami dulu cuma berdua, Ayah dan Ibu.Kelak akan menjadi berdua lagi seyelah anak anak semua berumah tangga.Bila Ayah dan Ibu menempati rumah yang besar,bukankah kelengangan suasana akan lebih terasa da menyiksa?”
Si anak tercenung.Alangkah bijaknya sikap sang Ayah yang tampak lugu dan polos itu.Ia seorang hartawan yang kekayaannya melimpah.Akan tetapi, keringatnya setiap hari bercucuran.Ia ikut mencangkul dan menuai hasil tanaman.
Ia betul betul menikmati kekayaannya dengan cara yang paling mendasar.Ia tidak melayang laying dalam buaian harta benda sehingga sebenarnya bukan merasakan kekayaan,melainkan kepayahan semata.Sebab banyak hartawan lain yang hanya bisa menghitung hitung kekayaannya dalam bentuk angka- angka.Mereka hanya menikmati lembaran2 kertas yang disangkanya kekayaan yang tiada tara.Padahal, hakekatnya ia tidak menikmati apa-apa kecuali angan-angan kosongnya sendiri.
Kemudian anak itu lebih terkesima tatkala sang Ayah meneruskan, “Anakku,jika aku membangun sebuah istana anggun,biayanya terlalu besar.Dan biaya sebesar itu jika untuk membangunkan rumah rumah kecil yang memadai untuk tempat tinggal, berapa banyak tuna wisma bisa yang terangkat martabatnya menjadi warga terhormat?Ingatlah anakku, dunia ini disediakan Allah untuk segenap makhluknya.Dan dunia ini cukup luas untuk memenuhi kebutuhan semua penghuninya.Akan tetapi dunia ini akan menjadi sempit dan terlalu sedikit, bahkan tidak cukup, untuk memuaskan hanya keserakahan seorang manusia saja.Subhanallah..Mudah mudahan kita senantiasa bisa menghadirkan dialog dialog yang indah dengan anak-anak kita, sekaligus bisa memberi teladan yang nyata bagi mereka…