Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan

Tips Tembus Juara Inobel

Sepuluh Tips Sukses Inobel dari  dari Prof. Husaini Usman (juri Inobel Utama SMA) dengan 10 i:

  1.  Substansi
  2. Redaksi
  3.  Ilustrasi
  4.  Sitasi (Citation)
  5. Referensi
  6. Notasi
  7. Komposisi
  8. Sistematika
  9. Publikasi
  10. Implementasi

“Racikan Jitu” untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris dan Penguatan Karakter Siswa

“Racikan Jitu” untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris
 dan  Penguatan Karakter Siswa

Rustiani Widiasih


Tulisan best practice ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya  penulis dalam meningkatkan kompetensi terhadap pelajaran bahasa Inggris serta karakter mereka.
Strategi pemecahan masalah yang penulis lakukan adalah dengan  penumbuhan  rasa Cinta, pembinaan Anak Andalan dan penciptaan media jitu. Penumbuhan rasa cinta adalah: Upaya penulis dengan penuh rasa cinta kepada siswa supaya siswa cinta pada pelajaran yang diajarkan dengan memberikan poin pada setiap kegiatan yang dilakukan siswa  berhubungan sengan bahasa Inggris. Penciptaan media jitu adalah : Upaya yang telah dilakukan penulis selama menjadi guru dalam menciptakan media mengajar  yang sederhana namun jitu dan tepat untuk memudahkan siswa belajar bahasa Inggris. “Anak panah” Andalan adalah: Siswa yang dibimbing secara intensif  dan terus-menerus sehingga siap untuk diluncurkan sebagai andalan sekolah dalam mengikuti berbagai kompetisi bahasa Inggris
Penerapan pembelajaran melalui “Racikan Jitu” terdiri dari  tiga hal. Pertama, Penumbuhan Rasa Cinta. Langkah-langkah untuk menumbuhkan cinta adalah: (1) Kontrak belajar; (2) Menghargai  setiap   kegiatan yang berhubungan dengan Bahasa Inggris. dengan EPP; (3) Memberikan penghargaan atau hadiah kepada siswa yang mendapatkan poin tertinggi setiap bulannya.Kedua,  Bimbingan Anak Andalan. Pembinaan anak andalan dilakukan dengan: (1)Berkomunikasi dengan bahasa Inggris melalui grup WA; (2) Mendatangkan para juara dari sekolah lain dan professional couch; (3) Mengikuti berbagai perlombaan bahasa Inggris; (4) Melakukan pembinaan rutin setiap hari Selasa; (5) Mengadakan pembinaan intensif menjelang kompetisi, dan (6) Pendampingan pemberian Nilai bahasa Inggris siswa dari kelas X hingga kelas XII. Ketiga,  Penggunaan  Strategi Jitu. Strategi jitu meliputi Media dan strategi jitu  yang diciptakan sendiri oleh penulis.  Penggunaan strategi dan media dalam kegiatan pembelajaran sangat membuantu dan memudahkan siswa dalam memahami materi sehingga bisa meningkatkan hasil belajar siswa. Nilai karakter yang bisa dikembangkan melalui penerapan pembelajaran “Racikan Jitu’ adalah nilai karakter kemandirian, gotong royong dan nasionalisme.
          Berdasarkan hasil yang diperoleh, penulis merekomendasikan bahwa:
Sekolah bisa  menjadikan  “Racikan Jitu” sebagai program sekolah. Penumbuhan Rasa cinta siswa terhadap pelajaran dapat dilakukan dengan memberikan penghargaan terhadap apapun yang diucapkan dan dilakukan siswa. Pembuatan media jitu sangat membantu siswa dalam meningkatkan  hasil pembelajaran sehingga bisa digunakan oleh guru lain. Pembimbingan Anak  andalan sangat perlu dipersiapkan  karena bisa mengembangkan potensi siswa.

PERLINDUNGAN GURU SWASTA PADA SEKOLAH YANG GULUNG TIKAR




Oleh: Rustiani Widiasih

Guru  merupakan  sosok  yang  memiliki  nilai  strategis proses pembentuk  generasi  emas  Indonesia  di  masa mendatang. Ketika  menjalankan  tugas  profesinya guru  memilki dua hal  yang melekat, dua  hal tersebut adalah hak guru dan  kewajiban  guru.  Guru  memiliki kewajiban-kewajiban  diantaranya merencanakan,  melaksanakan  pembelajaran, mendidik  dan  melatih  peserta  didik,  melaksanakan  evaluasi  dan  program  tindak lanjut serta memberikan suri tauladan dan kewajiban-kewajiban lain yang melekat pada diri guru. Disamping  kewajiban  yang  telah  dilakukan  ia  memiliki  hak  yang  secara asasi juga  seharusnya dapat  dinikmati  sebagai  mana  peraturan  perundangan yang  berlaku.  Hak  tersebut  diantaranya  hak  mendapatkan  kesejahteraan  secara material  maupun  immaterial.  Pemerintah  sudah  berupaya  semaksimal  mungkin agar  guru  dapat  mendapatkan  hak  kesejahteraan  materialnya diantaranya dengan memberikan tunjangan profesi guru bagi mereka yang memenuhi ketentuan yang berlaku baik guru negeri maupun guru swasta.
            Salah satu ketentuan yang diberlalukan adalah mengajar minimal  24 jam dalam seminggu. Dengan adanya aturan tersebut, terjadi dominasi sekolah negeri yang menerima siswa didik baru besar-besaran hingga melebihi quota mengakibatkan sebagian besar sekolah swasta tidak mendapatkan siswa. Bagi sekolah besar yang memiliki jumlah siswa yang banyak, hal tersebut tidak menjadi masalah besar. Namun, bagi sekolah swasta yang akan “gulung tikar”  hal itu tidak bisa dipenuhi sehingga para guru tidak bisa mendapatkan tunjangan profesi. Bagi guru PNS yang mengajar di sekolah “Gulung tikar” setidaknya masih menerima gaji setiap bulannya walau tidak memperoleh tunjangan profesi namun tidak bagi guru swasta murni. Akibatnya, guru swasta yang mengalami nasib demikian mencari alternatif pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
            Adakah perlindungan bagi guru swasta seperti itu?  Untuk urusan swasta memang diluar tanggungan pemerintah namun untuk urusan  pendidikan itu adalah wewenang pemerintah. Lalu apa upaya yang bisa dilakukan pemerintah dalam menghadapi permasalahan tersebut?
            Tentu saja tidak mudah untuk mengambil langkah namun solusi harus ditemukan sehingga semua pihak merasa diuntungkan.  Salah satu upaya adalah mengurangi jumlah jam wajib mengajar bagi guru yang mendapatkan tunjangan sertifikasi. Pada saat ini sudah ada wacana behwa guru tidak harus mengajar 24 jam  per minggunya namun 8  jam per minggu dan berada di sekolah 40 jam per minggu. Jika hal itu dilakukan, maka sekolah swasta yang akan gulung tikar akan mendapatkan angin segar dan peluang untuk mempertahankan sekolahnya.
            Itulah salah satu upaya yang bisa dilakukan pemerintah untuk membantu sekolah yang akan gulung tikar. Mengenai keberlangsungan sekolah swasta selanjutnya adalah menjadi wewenang sekolah tersebut dalam mempertahankan existensinya.

***

Penerapan Kegiatan Menuliskan Impian Melalui “Dreambook Bermotivasi” Agar Siswa Berani Bermimpi Besar

A.    Latar Belakang
Kebanyakan siswa SMA Negeri 1 Badegan Ponorogo tempat penulis mengajar belum memiliki cita-cita yang jelas. Jika ditanya apa cita-cita mereka, mereka mengatakan “belum tahu”. Pada hari Senin, 27 Juni 2016 penulis melakukan observasi terhadap 20 siswa SMA Badegan secara acak  tentang cita-cita mereka. Hanya 5 dari 20 siswa yang menjawab bahwa mereka mempunyai cita-cita tertentu. Selebihnya mereka masih ragu-ragu dan tidak mempunyai impian atau cita-cita.
Dari hasil wawancara, didapatkan hasil bahwa siswa merasa minder untuk mempunyai impian yang besar karena merasa dirinya memiliki kekurangan dan keterbatasan dibandingkan orang lain seperti tidak cerdas, miskin, tidak pandai dan tidak percaya diri. Dapat dikatakan bahwa siswa yang tidak mempunyai ambisi untuk meraih cita-cita, hidup mereka mengalir tanpa tujuan yang jelas.
Padahal, membangun impian adalah hal yang sangat penting dilakukan bisa merencanakan masa depan dengan baik. Orang yang menyusun masa depannnya dengan matang dan tertulis akan lebih baik daripada tidak merencanakan impian masa depan sama sekali. Kenyataan yang terjadi pada siswa SMA Badegan ternyata terjadi pada kebanyakan orang. Banyak orang tidak menuliskan impiannya secara rinci
Menurut Sugianto  (2007: 61)  banyak orang gagal karena enggan membuat perencanaan. Padahal, membiasakan bekerja dengan merencanakan terlebih dahulu merupakan kebiasaan yang baik. Selain tidak membuat perencanaan, menurut Sumadi, (2007: 11) Banyak orang tidak dapat mencapai apa-apa dalam hidupnya kerena mereka kurang fokus, terlalu banyak keinginan.
Untuk itu, merencanakan masa depan sangat penting untuk dilakukan. Mageton, Yuri & Tarmizi, 2012: 5 mengatakan bahwa kalau ingin sukses dalam kehidupan ini, seseorang harus punya tujuan/cita-cita yang jelas. Tujuan/ cita-cita itu harus ditulis secara serius. Dengan kata lain, seseorang harus membuat buku impian. Tidak heran kalau banyak orang tidak sukses, karena kebanyakan orang hidupnya pasrah pada nasib atau hanya dikendalikan orang lain.
               Mengetahui keadaan siswa SMA Negeri 1 Badegan yang mayoritas tidak mempunyai target, tujuan dan cita-cita atau impian, penulis berusahan untuk menemukan solusi atas permasalahan tersebut. Apapun solusi yang dipilih adalah dengan menciptakan buku “mimpi”atau dreambook. Melalui “Buku Mimpi” penulis berusaha menanamkan kepada para siswa perlunya bermimpi besar, perlunya merumuskan mimpi dan rencana masa depan dalam sebuah dreambook. Dengan penulisan impian pada dreambook diharapkan siswa akan memiliki karakter optimis, percaya diri, kerja keras dan juga pantang menyerah, 
               Menuliskan impian di dalam dreambook saja tidaklah cukup. Diperlukan “motivasi” supaya impian siswa bisa tersempan di memori pangka panjang dan juga penguatan otak kanan siswa. Motivasi sangat diperlukan untuk membuat siswa memiliki kesadaran yang tinggi akan kekuatan yang dimilikinya serta keyakinan untuk meraih impian mereka. 
           
B.     Rumusan Inovasi yang ditawarkan
Berdasarkan latar belakang di atas,  inovasi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan siswa adalah dengan menciptakan dreambook bagi siswa. Dreambook atau Buku impian adalah sebuah buku catatan tentang daftar impian-impian, kemauan, harapan, keinginan atau cita-cita apa yang ingin capai oleh seseorang  di waktu yang akan datang.  
Adapun rumusan permasalahan  yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
1.      Bagaimana perancangan pembuatan buku  dreambook?
2.      Bagaimana penerapan kegiatan menuliskan impian  “dreambook bermotivasi”  bagi siswa?
3.      Karakter apa saja yang dapat ditingkatkan dari penerapan  “dreambook bermotivasi”  bagi siswa?
4.      Bagaimana penerapan kegiatan menuliskan impian  dreambook bermotivasi bagi siswa di kelas dapat membentuk karakter tertentu?


C.    Tujuan
Tujuan  penulisan ini adalah:
1.      Mendeskripsikan rancangan buku mimpi (dreambook) bagi siswa
2.      Mendeskripsikan upaya mendorong siswa bermimpi besar melalui  dreambook bermotivasi
3.      Mendeskripsikan karakter-karakter  yang dapat dibentuk dari kegiatan  dreambook bermotivasi  bagi siswa
4.      Mendeskripsikan alasan penerapan kegiatan menuliskan impian  dreambook bermotivasi  bagi siswa dapat membentuk karakter tertentu

D.    Manfaat
1.      Manfaat Jangka Pendek
a.       Siswa bisa merencanakan  masa depan mereka sejak dini
b.      Siswa memiliki buku impian (dreambook)
2.      Manfaat jangka Menengah
a. Siswa terdorong untuk melakukan kegiatan yang mendukung tercapainya impian mereka
b.Siswa mempunyai arah dan cita-cita yang jelas
3.      Manfaat jangka panjang
a.       Siswa memiliki karakter optimis
b.      Siswa memiliki karakter tangguh dan pantang menyerah
c.       Siswa memiliki karakter percaya diri
d.      Siswa memiliki karakter kerja keras
E.     Sumber Daya Pendukung
Sumber daya pendukung pelaksanaan  penulisan dreambook bagi siswa adalah sebagai berikut:
1.      Siswa
Ketidakpedulian siswa terhadap impian masa depan mereka justru menjadi sumber daya pendukung  sehingga mereka menyadari pentingnya merancang masa depan.
2.      Sekolah
Dukungan sekolah adalah  pendukung terbesar keberhasilan usaha mendorong siswa memiliki impian besar melalui dreambook.

3.      Orang tua wali murid
Buku dreambook siswa perlu ditandatangani oleh orang tua siswa agar diketahui cita-citanya.   Dukungan dan doa orang tua sangat membantu keberhasilan  dan tercapainya karakter yang diharapkan.
4.      Guru
Gurulah yang bisa mewujudkan keberhasilan pelaksanaan perumusan impian siswa melalui dreambook bermotivasi. Kerjasama antar wali kelas dan guru BK sangat diperlukan untuk mensukseskan program ini.

F.     Alur Pikir


Apatis/pesimis
Motivasi Rendah
Tidak mempunyai cita-cita
Malas
Tidak percaya diri
Menuliskan impian
di Dreambook Bermotivasi

Optimis
Kerja keras
Percaya diri
Pantang menyerah

            Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya, keadaan sisadegan adalah  apatis/pesimis, motivasi rendah, tidak mempunyai cita-cita, malas dan tidak percaya diri. Untuk membentuk karakter yang optimis, semangat, bercita-cita, dan percaya diri diperlukan penerapan kegiatan menuliskan impian  dreambook bagi siswa. Melaui dreambook bermotivasi siswa akan dibangkitkan kesadarannya untuk memiliki impian yang tinggi. Dengan cara berpikir otak kanan siswa akan merasa optimis, percaya diri dan yakin akan bisa meraih apa yang diimpikannya. Selain itu berdasarkan penelitian, diketahui bahwa cita-cita yang ditulis kemungkinan tercapainya lebis bersar dari pada hanya di angan-angan. Dengan merumuskan impian melalui dreambook bermotivasi siswa yang semula tidak memiliki impian akan memiliki impian  yang besar, bekerja keras untuk mewujudkannya, pantang menyerah dan percaya diri.

G.    Rangkuman
            Penerapan kegiatan menuliskan impian melalui  “Dreambook Bermotivasi”  agar siswa berani bermimpi besar dapat berdapak pada pembentukan karakter optimis, kerja keras, percaya diri dan pantang menyerah.  Karakter tersebut sangat diperlukan untuk kesuksesan siswa di masa yang akan datang.