Kadang Allah menghadirkan orang dalam kehidupan kita untuk menjadi perantara
akan sesuatu. Siapa sangka pertemuan saya dengan seorang tukang bengkel akan
mempertemukan saya dengan jodoh. Suatu hari, sepeda motor saya rusak dan ada bagain tertentu yang harus diganti. Sambil menanti sepeda siap, pelayan
bengkel itu bertanya banyak hal tentang saya seperti nama, rumah, alamat dan lain-lain. Saya menjawab begitu
saja semua pertanyaannya. Yang paling
penting bagi saya adalah dia segera
menyelesaikan pekerjaannya, itu saja.
Siapa yang mengira jika dia benar-benar
datang ke rumah saya. Dia akan memperkenalkan saya
dengan seseorang namun saya tidak begitu menangapinya.
Saya menikmati profesi menjadi seorang
guru. Begitu banyak hal yang membuat saya larut dalam keasyikan menjadi seorag guru muda. Kegiatan seperti perkemahan sungguh menarik
perhatian. Dalam acara tersebut saya dan teman guru muda lainnya menjadi
panitia. Kita memasak dan mengikuti kegiatan outbond bersama-sama. Banyaknya guru yang belum
menikah membuat kami para guru muda ini senang bermain atau touring
bersama. Ada seorang guru yang memberikan perhatian lebih kepada saya. Dari caranya memandang dan berbicara, saya bisa merasakan kalau
dia suka kepada saya. Tatapannya membuat saya salah tingkah. Ini yang membuat hari-hari menjadi indah dan berbunga-bunga. Namun saya cuek sekali dan berusaha mengabaikan perasaan itu.
Saya dekat sekali dengan para siswa, salah satu
siswa saya adalah Eko yang biasa
dipanggil Kodok oleh teman-temannya. Siapa mengira kalau Eko akan menjadi penghubung
bertemunya saya dengan jodoh pula.
Singkat cerita, ada seorang
lali-laki muda ketua Karang Taruna di lingkungan Eko yang bernama Anton Kristiantoni. Dia sudah menjadi PNS dan berumur 27 tahun saat itu. Eko bercerita tentang saya
kepada Anton. Dikatakananya bahwa dia memiliki seorang guru yang masih muda yang bernama Rustiani Widiasih. Dia guru bahasa Inggris, dia guru baru, dan lain-lain. Anton menjadi penasaran
mendengar cerita Eko. Dia lalu bertanya sepeda motornya apa supaya bisa menemui saya.
Tanpa sepengetahuan saya, suatu hari Anton
membuntutiku dari belakang. Dia mengikuti sampai rumahku. Heh…
Hari berganti hari hingga Allah mendekatkan jodoh untukku. Suatu hari orang yang berjanji akan memperkenalkan saya dengan temannya datang ke rumah. Tahukah …..jika orang yang
akan diperkenalkan itu adalah Anton. Dalam hati Anton berkata, ini adalah
wanita yang pernah saya buntuti.
Demikianlah cara Allah mempertemukan jodoh hambaNya.
Setelah diperkenalkan, Anton sering pergi ke rumah sendiri tanpa siapapun.
Apakah saya mencintai Anton saat itu? Jujur tidak. Mungkin saya lebih mencitai
teman guru di sekolahku yang begitu perhatian kepada saya.
Entah bagaimana perasaan Anton kepada saya sehingga dia begitu nekat dan
ngeyel sekali. Suatu hari dia datang ke rumahku dan bercerita kalau dia baru
saja pergi ke rumah Bandar. Sebagai
buktinya, dia mencuri kopi yang dijemur di depan rumah. Kataya rumahku kosong
ketika dia kesana. Kopi yang dia ambil itu dia masukkan ke dalam saku celananya.
Ia merogoh segenggam kopi yang belum kering lalu meletakkan di atas meja. “Ini
buktinya kalau saya sudah ke rumahmu,” katanya. Saya paham alasannya mencuri
kopi karena tidak ada kopi di Ponorogo. Tanaman kopi hanya cocok di daerah yang
dingin seperti desa Bandar.
Heh.. nekat sekali orang ini, pikirku. Anton sering pergi ke
rumahku, alasannya banyak sekali. Suatu
hari dia membawa kaset Bon Jovi. Dia meminta tolong saya untuk memutar lagu
yang berjudul “thank you for loving me”
dan menerjemahkan liriknya. Begitulah
dia berusaha untuk terus mendekatiku. Hingga suatu hari dia berkata untuk
menikahiku. Saya tidak bisa menolaknya walau rasanya begitu cepat bagiku untuk
segera menikah. Saya lalu diperkenalkan
kepada keluarganya. Keluarganya sangat
cocok denganku. Mungkin karena saya dari
Pacitan sama seperti asal bapaknya Anton.
Keluarga Anton lalu melamarku sekaligus melakukan perundingan hari
pernikahan. Ada beberapa hari baik untuk pernikahan kami. Anton memilih hari
yang paling cepat. Saat saya tanya alasannya adalah karena biar tidak didahului
oleh orang lain. Heh…
Begitulah Allah mempertemukan
saya dengan jodoh pilihanNya. Ketika Allah sudah mendatangkan jodoh untuk saya,
saya harus menerima apa adanya dan mencintainya sepenuh hati karena Allah. Bagaimana
dengan teman guru yang begitu perhatian kepadaku? Dia mengatakan penyesalannya
mengapa didahului oleh orang lain.
“Bukankah kamu pernah berkata
kepadaku kalau kamu tidak ingin segera menikah? Saya tidak segera menyatakan
perasannku kepadamu karena saya pikir masih banyak kesempatan untukku. Namun
orang lain sudah mendahuluiku,” katanya
penuh penyesalan begitu mendengar kabar kalau saya akan segera menuikah.
“Kita tidak berjodoh, semoga Allah
segera mempertemukan jodoh terbaikmu,” kataku singkat.
Pada tanggal 19 Oktober 2001 ketika
saya berumur 24 tahun saya resmi menikah dengan Anton Kristiantoni. Dialah rupanya orang yang Allah persiapkan
sebagai jodohku. Kini saya sudah bisa menyingkap misteri Allah tentang jodoh
yang selama ini penuh tanda tanya. Saya tidak menyangka kalau jodohku adalah orang
yang tidak pernah aku temui sebelumnya. Pasti Allah mempunyai rencana akan
kehidupan di masa yang akan datang yang saya tidak ketahui. Yang jelas, Allah
mengatur sebegitu rapinya pada saat yang
sangat tepat. Menikah
adalah penyatuan dua kepala menjadi satu kepala, penyatuan empat kali menjadi
dua kaki dalam sebuah ikatan suci.
***