Lomba Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran (LKG) Tahun 2012


LOMBA KEBERHASILAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
TAHUN 2012

Dalam rangka meningkatkan profesionalitas guru, Pusat Pengembangan Profesi Pendidik, Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Penjaminan mutu pendidikan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan “Lomba Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran Tingkat Nasional”.
Hasil karya yang dilombakan berupa praktik-praktik atau pengalaman pembelajaran terbaik dari guru-guru. Bisa berupa karya kreatif, inovatif, memperkenalkan metodologi, atau hasil penelitian yang terbukti mampu memecahkan masalah-masalah pembelajaran di kelas dan meningkatkan mutu hasil belajar siswa.
Lomba ini dibuka sejak tanggal 2 Mei 2012 dan ditutup tanggal 30 September 2012. Kepada para guru, Selamat berlomba. Berikut ini adalah pedomannya.
PEDOMAN PELAKSANAAN
LOMBA KREATIFITAS GURU TINGKAT NASIONAL
TAHUN 2012



KATA PENGANTAR

Guru sebagai tenaga profesional mempunyai peran yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab. Untuk itu, guru diwajibkan melakukan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan agar kompetensi keprofesiannya tetap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya dan/atau olahraga.
Lomba Kreatifitas Guru Tingkat Nasional, merupakan salah satu upaya pengembangan keprofesian guru berkelanjutan, sekaligus sebagai wujud kepedulian pemerintah agar guru selalu berusaha berinovasi dan termotivasi untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran. Peningkatan mutu ini dilakukan melalui proses perencanaan, pelaksanaan, penilaian proses dan hasil pembelajaran dan proses bimbingan dan konseling, yang pengembangannya dilakukan melalui penelitian, kajian, penciptaan, atau pendekatan ilmiah lainnya.
Melalui lomba tersebut diharapkan guru dapat menciptakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif, serta berhasil mengembangkan berbagai model pembelajaran yang bermutu. Dengan demikian menjadi juara atau pemenang lomba bukan tujuan utama, karena tujuan yang terpenting adalah meningkatnya mutu pembelajaran, yang berdampak pada peningkatan mutu lulusan, yaitu bertambahnya ilmu pengetahuan, wawasan dan pengalaman, serta perubahan sikap dan perilaku peserta didik.
Tema lomba tahun 2012 ini adalah Melalui Lomba Kreatifitas Guru Tingkat Nasional Kita Wujudkan Guru yang Profesional dan Bermartabat untuk Pendidikan Bermutu”. Dengan tema tersebut guru diharapkan dapat secara terus menerus meningkatkan ii PEDOMAN PELAKSANAAN LKG 2012

keprofesionalannya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Pedoman Pelaksanaan Lomba Kreativitas Guru Tingkat Nasional ini disusun untuk digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan lomba oleh semua pihak terkait.
Jakarta, Maret 2012


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selaras dengan kebijaksanaan pembangunan, pengembangan sumber daya manusia merupakan prioritas pembangunan nasional, dimana guru menjadi salah satu kunci utamanya. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional diharapkan dapat mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Guru profesional adalah mereka yang dapat mengantarkan peserta didik menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memasuki abad 21 yang kompetitif. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi harus tuntas karena ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri berkembang dengan cepat. Jadi jelaslah bahwa profesi guru adalah suatu profesi yang dituntut harus terus-menerus melakukan pengembangan diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pembelajaran di sekolah harus dipandang sebagai ruh dari pendidikan pada jenjang manapun, dan wajib ditingkatkan mutunya secara terus menerus, karena selama proses pembelajaran peserta didik mendapatkan pengalaman belajar terbanyak. Kondisi penting ini menuntut semua pihak, khususnya yang berkepentingan dengan proses pembentukan “insan Indonesia yang kompetitif dan berdaya saing tinggi” untuk menyadari akan urgensi peningkatan kualitas pembelajaran.
Oleh karena itu, disadari atau tidak pengembangan profesional ini diperlukan oleh setiap guru untuk dapat memenuhi berbagai tantangan dan menyelesaikan berbagai persoalan di dalam melaksanakan tugas profesionalnya di dalam proses pendidikan untuk membantu dan membimbing anak didiknya. Guru harus melakukan berbagai kegiatan pengembangan profesionalisme untuk memperkecil jarak antara pengetahuan, keterampilan, dan kepribadian yang mereka miliki sekarang dengan apa yang menjadi tuntutan ke depan berkaitan dengan profesinya itu.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Pusat Pengembangan Profesi Pendidik perlu melakukan kegiatan pegembangan keprofesian berkelanjutan. Kegiatan ini menjadi tanggungjawab pemerintah, pemerintah daerah, penyelenggara satuan pendidikan, dan guru itu sendiri. Menyadari kondisi tersebut di atas, Pusat Pengembangan Profesi Pendidik menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang mampu meningkatkan kemampuan profesional guru, salah satunya adalah “Lomba Kreatifitas Guru Tingkat Nasional”.
B. Dasar Hukum
Dasar Hukum penyelenggaraan Lomba Kreatifitas Guru Tingkat Nasional adalah :
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
5. Peraturan Presiden No. 24 tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi Kementerian Negara, serta Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2010;
6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya
7. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010,

Nomor 14 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
8. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;

C. Tujuan
1. Memotivasi dan menginspirasi guru untuk melakukan praktik-praktik pembelajaran terbaik.
2. Memupuk minat, bakat, kebiasaan, dan budaya guru dalam meneliti atau menulis karya tulis ilmiah secara baik dan benar, sebagai bagian dari pengembangan keprofesian.
3. Mendesiminasikan berbagai pengalaman guru yang berhasil meningkatkan mutu pembelajaran untuk menjadi referensi dan bermanfaat bagi guru lainnya dalam melaksanakan pembelajaran.

D. Ruang Lingkup
1. Bidang kegiatan yang dilombakan dalam Lomba Kreatifitas Guru Tingkat Nasional Tahun 2012, adalah praktik-praktik atau pengalaman pembelajaran terbaik dari guru-guru dapat berupa karya kreatif, inovatif, memperkenalkan metodologi, atau hasil penelitian .yang terbukti mampu memecahkan masalah-masalah pembelajaran di kelas dan meningkatkan mutu hasil belajar siswa.
2. Indikator meningkatnya prestasi hasil belajar peserta didik dapat diukur melalui skor perolehan belajar, skor sikap, dan berbagai skor pengukuran lain yang tingkat kepercayaannya telah diuji.
4 PEDOMAN PELAKSANAAN LKG 2012

E. Sasaran
Sasaran Lomba Kreatifitas Guru Tingkat Nasional adalah guru Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Sekolah Luar Biasa (SLB) baik berstatus sebagai guru PNS maupun guru bukan PNS.
F. Hasil yang diharapkan
1. Terpilihnya guru yang mampu meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran melalui kegiatan penelitian, kajian, penciptaan karya kreatif dan inovatif, atau evaluasi yang terkait dalam penyusunan rencana, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran.
2. Terciptanya suasana yang kondusif di lingkungan sekolah yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dan berdampak kepada peningkatan prestasi belajar peserta didik.
3. Terhimpunnya berbagai informasi tentang hasil pengembangan model-model pembelajaran dan hasil cipta yang secara nyata berhasil meningkatkan hasil belajar peserta didik, untuk menambah khasanah pengetahuan.
4. Terdiseminasinya secara meluas temuan-temuan baru di bidang pembelajaran yang secara nyata telah berhasil meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran serta dapat meningkatkan kualitas peserta didik.

BAB II
PELAKSANAAN LOMBA
A. Pengertian Lomba Kreatifitas Guru
Lomba Kreatifitas Guru adalah sebuah kegiatan bagi guru untuk berkompetisi pada tingkat kabupaten/kota, provinsi dan nasional dalam penyusunan karya tulis berupa berupa hasil penelitian atau karya inovatif yang terbukti mampu memecahkan masalah-masalah pembelajaran di kelas dan meningkatkan mutu hasil belajar siswa.
B. Persyaratan Peserta Lomba
1. Masih aktif mengajar pada sekolah negeri atau sekolah swasta di bawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Mempunyai masa kerja sebagai guru sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun sebagai guru tetap.
3. Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir belum pernah atau baru 1 (satu) kali menjadi pemenang Lomba Keberhasilan Guru Tingkat Nasional baik Pemenang I, Pemenang II, maupun Pemenang III.

C. Ketentuan Lomba
1. Lomba bersifat perorangan.
2. Hasil karya lomba berupa praktik-praktik atau pengalaman pembelajaran terbaik dari guru-guru. Bisa berupa karya kreatif, inovatif, memperkenalkan metodologi, atau hasil penelitian yang terbukti mampu memecahkan masalah-masalah pembelajaran di kelas dan meningkatkan mutu hasil belajar siswa,

3. Peserta lomba hanya dibolehkan mengirimkan satu karya ilmiah atau karya kreatif dan inovatif di bidang pembelajaran yang sesuai dengan bidang tugas pokoknya sebagai guru bidang studi, guru kelas, atau guru bimbingan konseling.
4. Surat pernyataan penulis, bahwa karya tulis ilmiah tersebut asli hasil kerja sendiri, bukan jiplakan, dan belum pernah dinilai pada lomba sejenis, baik di dalam maupun di luar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dengan diketahui oleh kepala sekolah.(lihat lampiran 3)
5. Karya lomba dijilid dan diberi sampul dengan ketentuan:
a. Warna hijau untuk guru TK;
b. Warna merah untuk guru SD;
c. Warna biru untuk guru SMP;
d. Warna kuning untuk guru SMA;
e. Warna merah muda untuk guru SMK;
f. Warna putih untuk guru SLB
6. Pada pojok kiri atas sampul ditulis “MEWUJUDKAN GURU PROFESIONAL & BERMARTABAT”
7. Finalis lomba akan diundang ke Jakarta untuk mengikuti seleksi penentuan pemenang lomba tingkat nasional pada bulan November 2012. Lomba ini merupakan salah satu kegiatan dalam rangka peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2012.
8. Naskah yang masuk menjadi milik Panitia dan hak penerbitannya berada pada Pusat Pengembangan Profesi Pendidik, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan.
9. Materi lomba berkaitan dengan strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif untuk seluruh guru pada semua jenis dan jenjang pendidikan sesuai dengan bidang tugas masing-masing.
PEDOMAN PELAKSANAAN LKG 2012 7


10. Naskah diketik menggunakan kertas ukuran A4 dengan ketikan 2 spasi, huruf ukuran 12.
11. Isi
a. Hasil penelitian, kajian, evaluasi mendalam, deskripsi empiris, atau penciptaan karya inovatif dan kreatif yang dilakukan oleh guru dan terbukti berhasil meningkatkan mutu proses dan/atau hasil pembelajaran.
b. Upaya nyata guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran melalui kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses dan hasil pembelajaran.
c. Berdasarkan pengalaman nyata yang telah dilakukan guru sesuai dengan bidang tugasnya dan terbukti berhasil meningkatkan kualitas pembelajaran.
12. Finalis lomba wajib mengirimkan naskah lomba ke email pusbangprofdikmen@gmail.com dan menyerahkan bahan presentasi berupa CD, atau film, atau bentuk lain yang berisi paparan untuk presentasi.

D. Aspek Yang Dinilai
1. Keaslian atau orisinalitas hasil karya lomba yang dibuat oleh guru yang bersangkutan.
2. Bersifat inovatif, spesifik, dan sesuai dengan tugas guru, latar belakang siswa, serta situasi/kondisi tempat guru bertugas.
3. Kesesuaian karya tulis dengan kerangka penulisan hasil laporan karya ilmiah.
4. Hasil pembelajaran atau kebermanfaatan.

E. Tim Juri
Tim Juri dalam pelaksanaan Lomba Kreatifitas Guru Tingkat Nasional terdiri dari unsur Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Balitbangdiknas, direktorat jenderal terkait, dan pakar yang relevan.
F. Hadiah dan Penghargaan
Bagi pemenang lomba disediakan hadiah berupa uang dengan total nilai sebesar Rp. 497.000.000,- (Empat ratus sembilan pulu tujuh juta rupiah) dan piagam dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
G. Waktu Pelaksanaan
Lomba dibuka sejak tanggal 2 Mei 2012 dan karya diterima panitia paling lambat tanggal 30 September 2012 (cap pos).
BAB III
ORGANISASI PENYELENGGARAAN
A. Mekanisme Penyelenggaraan
Mekanisme penyelenggaraan penilaian Lomba Kreatifitas Guru dilakukan secara bertahap, mulai dari penilaian naskah, penilaian penentuan finalis, sampai dengan penilaian penentuan pemenang tingkat nasional, disajikan pada Gambar 1. Adapun tugas dan kegiatan tim penilai pada masing-masing tahap penilaian dijelaskan di bawah ini.
Penilaian Penentuan Finalis
Penilaian Penentuan Pemenang
§ Melakukan penilaian penentuan pemenang tingkat nasional
§ Mengusulkan nama pemenang untuk ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

§ Melakukan penilaian kelengkapan administratif dan kesesuaian dengan ketentuan lomba

Penilaian Naskah
 Melakukan penilaian substansi materi karya ilmiah
 Menentukan finalis jenjang TK, SD, SLB, SMP kelompok Sains dan non Sains, SMA/SMK kelompok Sains dan non Sains,
§ Memanggil para finalis ke Jakarta untuk mengikuti penilaian penentuan pemenang tingkat nasional

Guru Peserta Lomba Kreativitas Guru
§ Menyusun naskah karya ilmiah dengan melampirkan dokumen yang diperlukan
§ Mengirimkan naskah ke Pusat Pengembangan Profesi Pendidik

Mekanisme penyelenggaraan dijelaskan sebagai berikut :
1. Guru peserta lomba mengirimkan karya ilmiah inovasi pembelajaran yang di dalamnya dilengkapi dengan biodata, SK pengangkatan pertama menjadi guru, pengesahan dari kepala sekolah, pernyataan keaslian karya ilmiah, deskripsi/evaluasi diri, dan dijilid rapi dengan warna cover sesuai jenjang satuan pendidikan masing-masing, dikirimkan kepada:
”Panita Lomba Kreatifitas Guru Tingkat Nasional Tahun 2012”
Pusat Pengembangan Profesi Pendidik,
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Komplek Kemdiknas Gedung D Lantai 14
Jl. Jenderal Sudirman Pintu I Senayan, Jakarta Pusat
Telp. (021) 57974126
http://www.pusbangprodik.org

Artikel


Disiplin

Adat sepanjang jalan, cupak sepanjang betuang (Tiap pekerjaan memiliki aturan)
Memikul di bahau, menjunjung di kepala (mengerjakan sesuatu sesuai dengan aturan)

Disiplin adalah  tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Disiplin bisa diterapkan dalam berbagai hal, diantaranya:

a.    Tepat waktu
Pribadi yang berkarakter selalu menghargai waktu karena sadar waktu adalah  modal  yang tidak pernah dapat diraih kembali. Waktu terus berjalan dan tidak akan pernah kembali. Maka, alangkah ruginya orang yang tidak pernah memanfaatkan waktu dengan baik.
Pribadi berkarakter selalu menggunakan waktu secara tepat, terencana dengan baik, dan diisinya secara padat. Ini antara lain dapat  dilihat dari kebiasaan mereka dalam bersekolah dan mendatangi kegiatan secara tepat waktu.
Dia memusuhi kebiasaan orang yang suka terlambat. Apalagi dalam terlambat tersebut. Dia tidak memakai jam keret yang selalu molor.
Kedisiplinan jika tidak dijadikan sebagai suatu kebiasaan akan menjadi suatu beban yang memberatkan. Kedisiplinan adalah siksaan sehingga tersa berat untuk melakukannya. Sebaliknya jika kedisiplinan ditanamkan pada didri seseorang dan dijadikan suatu kebiasaan maka akan menjadi suatu kebutuhan. Maksudnya, jika tidak melakukan suatu kedisiplinan dia akan merasa ada sesuatu yang kurang dan hilang pada dirinya sehingga muncul rasa menyesal atau resah.
Seorang yang sukses harus memiliki rasa disiplin yang tinggi. Kebiasaan disiplin bisa ditunjukkan dengan datang pada setiap kegiatan tepat waktu, jika diberi tugas tepat waktu dalam menyelesaikan, tidak banyak melaklukan penyimpangan dan keterlambatan.



c.     Tertib
Orang yang tertib biasanya hidupnya tertata. Dia mampu mengatur waktu yang hanya 24 jam dengan  baik.  Orang berkarakter tahu kapan harus beribadah, belajar, bekerja, bersantai, tidur dan bermain. Dia tidak akan menyia-nyiakan waktu dengan percuma. Dia melakukan sesuatu secara teratur.


d.    Tidak menunda PR dan pekerjaan
Pepatah mengatakan “Kerjakan apa yang bisa kamu kerjakan hari ini, jangan menunda sampai besuk.” Segala sesuatu yang dapat kita kerjakan hari ini hendaknya dikerjakan segera. Keesokan harinya, kita mesti mengerjakan kegiatan lain. Kebiasaan itu sangat baik jika kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Sekali saja kita menunda pekerjaan rumah, misalnya, berarti kita telah menambah beban kita sendiri di masa yang akan datang. Padahal, waktu tetap  24 jam tidak bertambah.
Pekerjaan rumah yang kita tunda belum tentu hasilnya maksimal jika kita kerjakan di lain waktu. Kita pasti dihadapkan pada tugas lain yang harus kita selesaikan. Sehingga pekerjaan menjadi bertumpuk. Itulah yang membuat kita malas mengerjakannya. Mau tidak mau, perhatian kita terpecah. Kita  menjadi tergesa-gesa dan hasilnya tidak maksimal. Sementara tugas lain juga menuntut untuk diselesaikan.
Bisa jadi, ada hal lain yang tidak terduga. Itu akan menghambat pekerjaan kita. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi keesokan hari.
Sebagai contoh, pada hari Senin ada PR Matematika. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan tugas pada hari Senin depan. Kita menganggap waktu mengerjakan masih panjang sehingga sampai di rumah tidak segera dikerjakan. Padahal kita memiliki waktu untuk menyelesaikan. Kita tidak menyadari kalau waktu terus berjalan. Tidak ada seorangpun yang bisa menghentikan waktu, apalagi memutarnya. Belum tentu keesokan harinya kita dapat mengerjakan PR karena sakit atau pekerjaan lain yang tidak kalah penting. Ada baiknya kita membuat skala prioritas. Kita  mengerjakan sesuatu dari yang paling penting.
Namun demikian, ada kalanya menunda sesuatu itu justru kebih baik. Sebaliknya jika kita mengharuskan untuk melaksanakan akan menjadi tidak baik. Misalnya saja, kita mempunyai keinginan untuk memiliki sepeda motor. Padahal, saat itu orang tua kita sedang repot. Adik-adik memerlukan biaya untuk masuk sekolah dan membeli seragam baru. Dalam hal seperi itu, kita lebih baik menunda keinginan kita. Kita menunggu waktu yang tepat untuk menyampaikan keinginan kita kepada orang tua.
e.    Tidak menyia-siakan waktu luang

Ada kebiasaan yang tidak disadari sebagian siswa. Yaitu membuang waktu secara sia-sia. Misalnya ngobrol berjam-jam tidak jelas arahnya. Ironisnya materi yang dibahas soal kejelekan orang lain. Ngerumpi seperti ini sangat mengasikkan. Ia betah meski berjam-jam mebicarakannya. Anehnya, orang seperti ini  kalau diajak melakukan kegiatan mengelak dengan alasan sibuk.
       Waktu dapat diatur secara baik supaya mendatangkan menfaat dan membawa kebaikan.
f.     Memiliki target dan jadwal
Agar bisa memanfaatkan waktu secara efisien, maka hendaknya selalu mentusun program kerja yang jelas. Ada jadwal kegiatan, pembagian kerja, dan ada evaluasi.
Ada baiknya kita memiliki jadwal  diri untuk kegiatan harian agar semuanya bisa berjalan dengan baik dan tidak ada yang terbengkalai. Pembiasaan itu sangat menguntungkan kita .
Tidak hanya itu. Perlu sekali adanya pertahapan program. Pada dasarnya ada tiga macam program yaitu jangka panjang, menengah dan pendek. Jangka pendek adalah pekerjaan yang paling mendesak. Dari tingkat urgensi atau kepentingannya, suatu program dicari dari yang paling penting, baru yang agak penting, selanjutnya yang kurang penting.

Dalam melaksanakan ini ada jadwal kerja yang jelas. Dengan rencana kerja yang tertib, lebih mudah mencapai tujuan. Mana yang penting dikerjakan terlebih dahulu sehingga tidak ada yang tercecer.

Skala prioritas adalah satu cara untuk mencapai efektifitas kerja yang tinggi. Masalah bisa muncul  setiap saat dalam pelaksanaannya. Jika skala prioritas tidak dilakukan, maka penyelesianan maslah menjadi tidak efektif. Orang berkarakter selalu memegang skala prioritas dalam meyelesaikan banyak permasalahan.
g.    Patuh pada aturan
Pribadi berkarakter  selalu mematuhi peraturan. Jika berada di jalan, dia taat pada aturan lalu lintas. Mulai rambu-rambu lalu lintas, penggunaan lajur jalan, dan perlengkapan kendaraan bermotor. Dia pantang ,melanggar peraturan lalu lintas. Begitupun dalam kehidupan di rumah, sekolah, dan masyarakat. Apa yang menjadi peraturan ditaati. Dia merasa bersalah jika melanggar peraturan walau itu tidak ada sangsinya.
Termasuk, aturan daru Tuhan. Dia sadar akibat melanggar aturan akan menuai siksa walau tidak di dunia, kelak di akherat. Dia juga mencari rahasia Tuhan dibalik semua peraturan yang harus dia taati. Pasti ada hikmah  dan manfaat dibalik semua rahasia peraturan Tuhan.

Pengumuman Hasil Uji Kompetensi Awal Tahun 2012

                                              Hasil Uji KOmpetensi Guru Tahun 2012
Apakan Anda termasuk orang yang menanti pengumuman hasil uji kompetensi awal? Jika Ya, maka berikut ini adalah tips yang bisa menengkan pikiran Anda.
  1. Sabar. Tunggu saja sampai ada informasi yang datang di telinga Anda. Tidak perlu susah-susah membuka website karena Anda kemungkinan besar tidak akan berhasil.
  2.  Pasrah. Apapun yang terjadi adalah suatu keputusan Tuhan yang terbaik. JIka dinyatakan lulus, maka mungkin Allah telah memberi waktu yang tepat bagi kita untuk menikmati Dana Sertifikasi. Jika belum, mungkin kita masih perlu belajar lebih banyak lagi. Pasti Allah mempunyai kehendak untuk umatnya.
  3. Syukur. Lihat saja rekan-rekan kita para GTT yang belum jelas nasibnya. Lihat pula para tetangga yang kesulitan ekonomi dan tidak mendapatkan gaji tiap bulannya. Lihat orang yang sedang sakit di rumah sakit, betapa menderitanya meeka.
  4. Iklhas. Apapun hasilnya kita harus menerima dengan lapang dada. Untuk ikhlas perlu waktu, maka sekarang juga pikirkanlah Anda tidak lulus. Tata hati dan perasaan seakan-akan Anda tidak lulus. Andai nantinya diumumkan pengumuman dan anda dinyatakan lulus, maka Anda akan lebih merasakan syukur yang tak terhingga. Sebaliknya, jika diumumkan Anda tidak lulus, Anda telah mempunyai persiapan untuk itu.
Nah, cobalah lakukan 4 hal diatas! Allah akan mengabulkan doa-doa kita pada saat yang tepat.

Dengan cambuk dan Pil pahit, aku bisa berlari kencang dan sehat

Dengan cambuk dan Pil pahit, aku bisa berlari kencang dan sehat 

Oleh: Rustiani Widiasih
      Peran seorang  kepala sekolah sangatlah penting dalam kehidupan saya. Sejak menjadi seorang guru, saya dipimpin oleh dua orang kepala sekolah yang keduanya telah mengantarkan saya melewati perjungan panjang meraih salah satu cita-cita saya. Cara pandang mereka sangat berbeda ibarat langit dan bumi. Tetapi justru perbedaan itulah yang menjadikan saya kuat. Betapa tidak, kepala sekolah saya yang satu telah memberikan motivasi,  optimisme, tekad yang kuat, semangat dan kepercayaan diri. Sedangkan kepala sekolah yang satunya lagi telah memberiku obat yang pahit dan menyehatkan; cambuk yang bisa memacu saya berlari kencang; dan perasaan teraniaya yang membuat doa-doaku terkabulkan. Tampa mereka berdua entah apa aku bisa mewujudkan cita-citaku atau tidak.
***
Sebelum saya menjadi seorang guru PNS, saya adalah guru di sekolah swasta yang termasuk favorit di kota saya. Sekolah tersebut dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang sangat peduli terhadap pendidikan, terhadap peningkatan kualitas guru, dan prestasi seorang guru. Oleh karenanya kepala sekolah tersebut menyediakan anggaran pinjaman lunak bagi siapapun guru yang ada di sekolah tersebut untuk melakukan studi lanjut di jenjang S2. Beliau yakin bahwa  anak-anak akan lebih baik diajar oleh  guru-guru yang memiliki kualitas yang baik pula. Selain mendorong para guru untuk berprestasi, dan meningkatkan kompetensinya, beliau sendiri juga memberikan contoh kepada anak buahnya. Beliau telah menyelesaikan kuliah S3nya di sebuah Kampus Negeri yang memiliki reputasi baik di pulau Jawa. Mungkin tidak banyak kepala sekolah SMA yang pendidikannya sampai S3.
Setiap ada pembinaan, kata-kata yang terucap adalah motivasi dan motivasi untuk lebih maju. Saya pun selalu dimotivasi untuk melanjutkan pendidikan selagi saya masih muda. Namun sayang, pada waktu itu  belum memungkinkan bagi saya untuk kuliah karena masih memiliki anak kecil. Walau demikian, saya memiliki tekad untuk menempuhnya kelak jika keadaan telah memungkinkan.
Selanjutnya saya diangkat menjadi guru PNS di  sebuah sekolah Negeri di wilayah kecamatan. Sekolah tersebut dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang memiliki pemikiran jauh berbeda dari kepala sekolah saya sebelumnya. Setelah SK PNS turun, saya berniat melanjutkan studi saya di Universitas Sebelas Maret. Pertama, saya harus mengisi blangko pendaftaran dimana salah satu syaratnya adalah adanya persetujuan kepala sekolah untuk melanjutkan kuliah. Pada saat saya meminta tanda tangan, beliau bertanya tentang  jadwal kuliahku. Saya pun menjawab kalau harinya adalah Minggu dan Senin. Dia keberatan kalau saya harus kuliah pada hari Senin karena hari Senin adalah hari wajib masuk semua guru dan karyawan. Lalu saya membela diri kalau saya hanya butuh waktu satu tahun untuk dikosongkan pada hari Senin. Untuk selanjutnya, hari Senin adalah hari yang istimewa bagiku karena hari Senin rupanya merupakan hari istimewa pula bagi bapak kepala sekolah. Akhirnya dengan berat hati sang Kepala sekolah memberikan tanda tangan dengan catatan saya harus mengorbankan kuliah jika sewaktu-waktu ada pembinaan penting.  Saya juga harus tetap mengajar 24 Jam. Saya menerima semua persyaratan itu dengan  senang hati.
Saya pun menikmati kesempatanku untuk meng-update ilmu di bangku kuliah. Betapa bahagia bisa menempuh pendidikan. Sungguh saya merasakan ilmu yang begitu luasnya dan merasa ilmuku yang begitu sempitnya.  Apa yang saya pelajari adalah apa yang saya perlukan karena saya mengambil jurusan yang liniar dengan pendidikan sebelumnya. Saya harus mengerjakan setiap tugas yang diberikan oleh dosen. Saya harus presentasi, harus mengumpulkan ini dan itu. Selain itu saya juga harus berperan sebagai ibu rumah tangga di rumah dan sebagai guru di sekolah tanpa mengurangi peranku sedikitpun. Namun semua itu bisa saya lalui dengan baik walau penuh perjuangan.
Permasalahan muncul ketika saya mengurus surat izin belajar. Saya harus meminta surat rekomendasi dari Kepala sekolah untuk mencari surat izin dari dinas pendidikan dan dari Bupati. Ketika saya menghadap, saya pikir dia akan langsung memberiku tanda tangan begitu saja. Ternyata tidak demikian. Sungguh diluar dugaan. Dia bertanya lagi kapan jadwalku kuliah. Saya menjawab, hari Minggu dan Senin. Lalu dia mengatakan seperti apa yang pernah dikatakan sebelumnya bahwa hari senin adalah hari wajib masuk pada guru dan karyawan. “Hari senin harus mengikuti upacara bendera. Jika setiap Senin diadakan pembinaan, berapa kali kamu tidak ikut pembinaan? Saya keberatan jika nantinya ada pengawas yang mengetahui kalau ada guru yang tidak pernah masuk pada hari Senin,” begitu  yang dikatakan beliau.  Dan masih banyak lagi kata-kata yang lain. Saya tidak siap pada waktu itu untuk mendengarkan kemarahannya. Tidak terpikirkan olehku sebelumnya untuk mendapatkan omelan yang menyakitkan.  Dengan berat hari diapun memberikan  tanda tangan.
Selepas dari Runag kepala sekolah, saya ibarat bunga yang kekeringan, loyo dan lemas. Namun, saya sekali lagi menganggap ini sebagai cambuk yang membuatku berlari dan berlari begitu kencang. Susah untuk berbicara dengan Beliau. Apapun yang saya ucapkan pasti salah. Dalam perjalanan pulang, apa yang diucapkan masih terngiang di telinga. Saya merasa ada batu terjal yang harus saya lalui untuk mencapai cita-cita saya ini. Sungguh tidak mudah untuk melaluinya.
Saya teringat dongeng pengantar tidur yang diberikan ibuku sewaktu kecil. Dikatakan ibuku, dahulu ada tiga anak yang berusaha untuk mengambil air suci di hutan. Air tersebut bisa mengobati ibu mereka yang sakit. Anak pertama, gagal karena dia tidak kuat mendengar suara-suara yang mengerikan di hutan. Anak kedua juga gagal pula karena tidak kuat mendengar suara-suara bujukan dan rayuan di hutan. Anak ketiga menutup telinganya dengan kapas sehingga dia tidak mendengar apa-apa.Tujuannya satu yaitu ingin mengambil air suci. Akhirnya dia berhasil mendapatkan air suci karena dia tidak mendengarkan bisikan-bisikan dan gangguan dari luar. Intinya, kita hendaknya menutup telingga terhadap kata-kata yang bersifat menjatuhkan mental kita. Kata-kata itu hanya menciptakan mental block pada diri kita. Cerita ibuku tersebut aku terapkan dalam kehidupan saya jika mendapatkan ucapan-ucapan yang bisa melemahkan mental dan semangat dalam melakukan suatu kebaikan.
      Kata bijak berikut agaknya sangat cocok untuk saya.
          Akhirnya saya bisa mendapatkan surat izin belajar dari Bupati Ponorogo. Satu  copy surat tersebut saya berikan kepada kepala sekolah.  Setelah satu tahun berlalu, saya masuk pada semester ketiga. Pada semester ketiga, tidak ada kuliah lagi, tinggal penelitian dan penulisan thesis. Oleh karenanya, saya bersedia untuk dijadwal pada hari Senin.  Namun dalam perjalanan, saya masih harus ke kampus lagi untuk beberapa urusan pada hari Senin. Terpaksa saya izin dengan surat tanpa menghadap ke kepala sekolah.
          Saya fokus untuk bisa menyelesaikan thesis secepatnya. Saya memaksimalkan kerja saya. Pagi hari saya mengajar, siangnya saya berangkat ke Solo untuk menemui dosen pembimbing. Salah satu dosen pembimbing thesis saya lebih senang ditemui di rumah beliau dan yang satunya lagi justru bersedia membimbing di kampus saja. Hal ini membuat saya harus berangkat ke kampus pagi untuk menemui dosen yang satu dan sore hari untuk menemui dosen yang satunya lagi. Setelah bimbingan seperti itu, saya sampai rumah lagi sudah larut malam.
 Pada malam hari setelah semua anak-anak tidur, saya kadang mengerjakan thesis sampai pagi. Dan paginya saya harus mengajar lagi. Itu saya lakukan berkali-kali. Karena tidak sekali waktu dosen langsung menyetujui tulisanku. Saya harus merevisi dan merevisi lagi. Kadang-kadang saya hanya mengirim thesis saja untuk dibaca dosen. Baru setelah dua atau tiga hari dosen selesai membaca dan saya mengambilnya. Selanjutnya saya merevisi sesuai dengan anjuran dosen. Sampai-sampai saya sakit kecapekan. Walau saya sudah meminum vitamin, namun rupanya istirahat sangat diperlukan oleh tubuh saya. Untungnya suami dan anak-anak bisa memahami apa yang harus saya lalukan. Itu sudah menjadi bekal yang cukup bagiku. Setelah perjuangan yang panjang, akhirnya kedua dosen memberikan ACC untuk ujian thesis.
          Masalah timbul lagi. Puncaknya adalah pada saat saya harus mendaftarkan diri untuk mengikuti ujian thesis. Ini adalah saat yang tidak mungkin saya lupakan dalam hidupku. Hari itu hari Senin. Sekali lagi, hari senin adalah hari istimewa. Saya berencana untuk menghadap kepala sekolah untuk izin tidak mengajar karena akan mendaftarkan diri mengikuti ujian thesis. Ternyata Beliau tidak hadir. Saya meminta izin kepada Wakasek Kurikulum tetapi dia tidak berhak  memberikan izin. Saya disarankan untuk menelepon kepala sekolah. Sebelum menelepon saya berusaha untuk menyusun kata-kata yang tepat dan benar agar tidak sampai memuat kepala sekolah marah. Ternyata beliau saat itu sedang berada di rumah sakit mengantar cucunya berobat. Saya diminta untuk menantinya. Saya lama sekali menanti. Pukul sepuluh pagi beliau belum juga datang. Padahal untuk sampai di kampus saya harus menempuh perjalanan selama 4 jam di atas bus. Sementara banyak sekali yang harus saya lakukan di kampus untuk melengkapi semua persyaratan ujian, diantaranya saya harus mengapload abstrak, menyerahkan daftar nilai, meminta surat keterangan bebas tanggunagn perpustakaan, serta menyerahkan lembar persetujuan dosen penguji.
          Saya sangat gelisah menanti kehadiran kepala sekolah yang tidak kunjung datang. Pada saat itu, saya duduk di depan ruang kepala sekolah. Tiba-tiba temanku yang mengetahui kegelisahanku mendekat. Saya menceritakan apa yang saya alami. Dia memberikan kekuatan kepada saya dan menyarankankan saya untuk berangkat saja ke Solo dan tidak usah menanti kepala sekolah. Saya tidak berani karena beliau meminta saya untuk menantinya sampai beliau datang. Air mata saya sampai tak tertahankan lagi. Teman saya tadi menjadi marah kepada kepala sekolah yang mempersulit izin anak buahnya. Saya pada posisi yang sulit. Jika saya tidak segera berangkat, saya akan terlambat untuk mengikuti ujian  pada semester ketiga. Jika saya menanti kepala sekolah, tidak bisa dipastikan beliau akan datang pukul berapa. Jika saya tidak meminta izin beliau, pastilah saya kena marah lagi.
          Setelah jam 10.30, kepala seolah baru datang. Saya langsung mengadap dan meminta izin. Dia marah-marah besar karena saya terlalu sering izin.  Dikatakannya, “Guru SMA tidak perlu kuliah S2. Tidak ada Undang-Undang yang mengatakan demikian. Jika mau kuliah, cari kampus yang toleran.” Selanjutnya setelah berkata demikian beliau membacakan surat izin belajar saya. Tertulis di surat tersebut salah satunya adalah tidak meninggalkan tugas kedinasan. Saya berusaha untuk mebela diri dengan mengatakan kalau saya izin karena ada kepentingan seperti tadi beliau juga ada kepentingan ke rumah sakit. Mendengar pembelaan saya, dia semakin marah besar. Dia katakan, “Beda urusannya. Izin menikah, melahirkan, sakit, dan ada saudara yang meninggal dunia itu sangat wajar. Tetapi jika izin untuk urusan di luar itu, harus dipertimbangkan.” Akhirnya saya disuruh memilih antara melakukan kawajiban mengajar atau mengurusi urusan di luar kewajiban mengajar. Bukannya saya tidak mau mengajar, itu sudah menjadi panggilan jiwa saya, namun saya tidak punya  waktu waktu lagi.  Saya pun keluar dari ruang kepala sekolah dan segera meninggalkan sekolah. Di dalam perjalanan, air mata saya tidak dapat dibendung lagi. Saya tidak habis pikir ada kepala sekolah seperti itu. Saya ingin sekali menghormatinya selayaknya orang  tua yang pantas dihormati  dan mendoakannya sebagaimana nasihat dari buku yang saya baca, tetapi kenapa  pada saat itu saya justru berdoa agar beliau segera pensiun? Saya berusaha untuk menenangkan diri dan melupakan apa yang beliau ucapkan.
          Pukul 11.30 saya masih di terminal Ponorogo. Padahal saya perlu waktu 4 jam di atas bus. Saya berharap agar Allah memberikan saya pertolongan sehingga saya masih bisa mendaftarkan diri untuk mengikuti ujian thesis pada semester ketiga. Jika sampai saya terlambat, saya harus membayar lagi karena telah masuk semester keempat.
          Akhirnya saya sampai juga di kampus. Kantor sudah akan tutup.Aku tidak tahu apakah aku bisa selesai mengurus persyaratan atau tidak. Di sepanjang jalan aku menfaatkan waktu untuk istirahat. Aku tiba di kampus sudah pukul 2.30 sore. Aku langsung mengurus kwitansi pembayaran semester 3. Lalu aku dikasih tahu untuk menyetorkan CD abstrak. Sayangnya aku tidak membawa CD. Aku pun harus pergi ke KOPMA yang jaraknya lumayan jauh dari kampusku. Untungnya, aku  bisa bareng seseorang untuk tiba di KOPMA. Aku memindahkan abstarak dari laptop ke flash dish lalu ke CD.  Untungnya lagi, ada seseorang ibu yang baik hati mau mengantarkanku  kembali ke kampus pasca.  Jika tidak, aku harus berjalan cukup jauh dan kantornya pastilah akan segera tutup. Aku lalu menyerahkan CD ke puskom. Namun ternyata aku lupa untuk menterjemahkan judul thesisku dalam bahasa Indonesia. Aku harus membaikinya. Setelah itu aku Segera pergi ke perpus untuk mendapatkan surat bebas tanggungan perpus.
            Tugasku selanjutnya adalah meminta tanda tangan dari dosen pembimbingku sebagai  bukti bahwa saya telah menyelesaikan thesis saya. Aku lalu mendapat kabar  dari temanku kalau dosen pembimbingku  tidak bisa dihubungi. Aku pun memtuskan untuk pergi ke rumahnya.  Untungnya lagi, ada temanku yang juga ingin menemui dosen tersebut. Perjalananku lewat jalur barat mengobati rasa rinduku. Dulu saya dan teman-teman sekotaku selau bersama-sama menelusuru jalan itu. Kami singgah di masjid untuk  memesan siomay atau makanan yang dijual di sana. Lumayan bisa untuk mengobati rasa lapar kami. Akhirnya, hari itu aku dapat mengapload abstarak dan mendapat tanda tangan dari pak dosen pembimbingku. Sungguh banyak urusan yang masih harus aku selesaikan. Namun aku lega karena walau tiba di kampus sudah sore aku bisa mendaftar untuk ujian thesis.
        Hari telah larut malam ketika aku tiba di rumah. Capek dan lelah tetapi esok aku harus bangun pagi untuk melaksanakan kewajianku mengajar.
      Alhamdulillah... Doa orang teraniaya dikabulkan Allah. Saya masih bisa mendaftarkan diri. Ini berarti saya bisa menyelesaikan kuliah pada tiga semester. Terbayar sudah semua perjuanganku.
          Saya telah menyelesaikan kuliahku di UNS tahun 2012 lalu. Salah satu pemicu saya bisa menyelesaikan kuliah adalah dari Bapak Kepala Sekolahku. Oleh karenanya saya berterima kasih atas semua yang diperlakukan  Beliau kepada saya.  Saya ibarat sapi  atau kuda yang dicambuk sehingga saya bisa berlari sangat kencang. Dia juga ibarat memberikan pil  pahit yang setelah kutelan,  saya merasa sehat dan kuat. Selain itu, saya juga merasa teraniaya sehingga Allah  mengabulkan doa saya. Dan bahkan tidak hanya kepala sekolah yang telah memberi saya cambukan melainkan rekan sesama guru juga. Berkat cambukan merekalah kini saya belajar untuk menjadi orang yang tahan banting. Maka, jangan hiraukan ucapan negatif orang, sebaliknya manfaatkan suara-suara miring orang lain untuk menambah kekuatan dalam berjuang.
      Jika kita  ingin meraih suatu cita-cita, dan ada penghalang yang menghadang,  kita terus berusaha, berusaha,  dan berusaha. Suatu saat pasti kita akan berhasil.   Justru kita bisa tumbuh apabila kita mendapati suatu tantangan yang berat. Kalau digambarkan mungkin seperti gambar berikut:

     Akhir kata, semoga kawan-kawan bisa belajar dari kisah ini. Untuk mencapai suatu cita-cita memang perlu pengorbanan dan perjuangan mengatasi segala rintangan. Rintangan yang menghambat bisa jadi tidak dari dalam diri sendiri memainkan dari faktor luar. Salah satu misalnya adalah dari teman ataupun kepala sekolah.  Jika memiliki atasan atau teman yang menghambat cita-cita kita, justru sebenarnya itu bisa kita menfatatkan sebagai energi positif yang akan memicu kita segera meraih cita-cita.
***

LOMBA MENULIS CEPPEN MAJALAH BOBO


Lomba Mengarang Cerpen Anak oleh Guru 2012


Kategori Peserta: Bapak/Ibu Guru
Deadline: 13 April 2012

Sob, kayaknya sdh lama y.. Info lomba tdk memberikan info lomba u/ para "pahlawan tanpa tanda jasa kita".
So kali ini kami akan memberikan info lomba cerpen utk guru. Silahkan kl mw di sampaikan ke bapak ibu gurunya masing2. Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun Ke-39 Majalah Bobo, tanggal 14 April 2012. Majalah Bobo kembali menyelenggarakan Lomba Mengarang Cerpen oleh Guru. Kami mengundang Ibu dan Bapak Guru sekalian untuk ikut serta dalam lomba ini.
Majalah Bobo berharap, karya Ibu dan Bapak Guru bisa memberikan hiburan, sekaligus panduan nilai moral kepada anak dalam kehidupan sehari-hari. Tema cerpen bebas. Boleh tentang apa saja. Yang penting cerita itu indah, menarik, dan sesuai untuk anak.

Syarat Lomba
  1. Lomba ini untuk para guru.
  2. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
  3. Naskah harus asli, bukan terjemahan, saduran, atau mengambil ide dari karya lain yang sudah ada.
  4. Naskah belum pernah diterbitkan di media massa (cetak maupun elektronik) dan tidak sedang diikutsertakan dalam lomba lain.
  5. Tema bebas, asalkan sesuai untuk anak.
  6. Atas karya yang menang, Redaksi Bobo berhak menerbitkannya di Majalah Bobo, mengumumkan/memperbanyak, dan mewujudkannya kembali dalam format digital maupun non digital yang tetap merupakan bagian dari Majalah Bobo.
  7. Atas naskah yang tidak menang lomba tetapi memenuhi syarat untuk diterbitkan, Redaksi Bobo berhak menerbitkannya di Majalah Bobo, mengumumkan/memperbanyak, dan mewujudkannya kembali dalam format digital maupun non digital yang tetap merupakan bagian dari Majalah Bobo. Penulis akan mendapat honor atas pemuatan naskah tersebut.
  8. Naskah yang masuk menjadi hak Redaksi dan tidak dikembalikan.
  9. Keputusan juri mengikat dan tidak bisa diganggu gugat.
  10. Hadiah untuk pemenang sudah termasuk honorarium pemuatan di Majalah Bobo maupun segala alih bentuknya.
Ketentuan Teknis
  1. Setiap peserta boleh mengirimkan lebih dari satu naskah cerpen.
  2. Naskah diketik di kertas berukuran folio dengan jarak 2 (dua) spasi. Panjang tulisan maksimal 3 halaman.
  3. Lampirkan di setiap naskah: biografi singkat penulis, surat keterangan dari Kepala Sekolah serta cap sekolah, fotokopi KTP, nomor telepon rumah/hp, nomor rekening bank, dan selembar foto terbaru ukuran kartu pos (3R).
  4. Naskah dimasukkan ke dalam amplop. Tuliskan: Lomba Mengarang Cerpen Anak oleh Guru di sudut kiri atas amplop.
  5. Karya dikirimkan ke: Panitia Lomba Mengarang Cerpen Anak oleh Guru, Redaksi Majalah Bobo, Jl. Panjang No. 8A, Jakarta 11530.
  6. Karya peserta diterima panitia paling lambat pada tanggal 13 April 2012.
Hadiah Lomba Cerpen Majalah Bobo:
  • Juara I: Rp8.000.000,00 (delapan juta rupiah)
  • Juara II: Rp6.500.000,00 (enam juta lima ratus ribu rupiah)
  • Juara III: Rp5.500.000,00 (lima juta lima ratus ribu rupiah)
  • 10 (sepuluh) pemenang harapan, masing-masing berhadiah Rp1.000.000,00. (satu juta rupiah)
Lain-Lain
  1. Pengumuman Pemenang akan dimuat di Majalah Bobo No. 08/XL, yang terbit tanggal 31 Mei 2012.
  2. Hadiah akan dikirim melalui transfer lewat bank.
  3. Pemenang akan mendapat surat pemberitahuan langsung dari Majalah Bobo dan tidak melalui agen/perantara lain.
  4. Waspadalah dengan penipuan yang berkedok ingin membantu/mengurusi pemenang. Jangan pernah melayani permintaan transfer uang sedikit pun. Kalau ada hal yang mencurigakan, segeralah menelepon Redaksi Majalah Bobo: (021) 5330150, (021) 5330170, pesw. 33201, 33206.


NB ! Silahkan Copy paste, dengan tetap mencantumkan sumber dengan backlink ke blog info-lomba.com juga. Trims :-)