FINALIS LKG TAHUN 2009

NO N A M A BIDANG STUDI SEKOLAH JL. SEKOLAH KEC. SEKOLAH KAB/KOTA SEKOLAH PROV. SEKOLAH JENJANG
45 Dra. Herfen Suryati Biologi SMA YP Vidya Dahana Patra Jl. Raya Badak Kec. Bontang Selatan Kota Bontang Kalimantan Timur SMA
46 Siti Khofifah, S.Pd Biologi SMAN 1 Sidayu Gresik Jl. Pahlawan No.6 Kec. Sidayu Kab. Gresik Jawa Timur SMA
47 Priya Santosa Biologi SMAN 1 Dolopo Jl. Suluk-Dolopo Kec. Dolopo Kab. Madiun Jawa Timur SMA
48 Dra. Nurhayati Biologi SMA N 1 Gondangwetan Jl. Raya Bromo no 33 Gondangwetan Kec. Gondangwetan Kab. Pasuruan Jawa Timur SMA
49 Drs. Ponimin, M.Pd Fisika SMA Muhammadiyah 1 Klaten Jl. Sersan Sadikin 89 Kec. Klaten Utara Kab. Klaten Jawa Tengah SMA
50 Imron, S.Pd Fisika SMAN 1 Lasem Jl. Sunan Bonang KM 01 Kec. Lasem Kab. Rembang Jawa Tengah SMA
51 Nurmaulita, S.Pd Fisika SMA N 1 Tanah Jawa Jl. SMA N Tanah Jawa Kec. Tanah Jawa Kab. Simalungun Sumatera Utara SMA
52 Netrita ,S.Pd, M.Si Fisika SMAN 4 Bukittinggi Jl. Panorama baru Kec. Mandiangin Koto SelayKaont a Bukittinggi Sumatera Barat SMA
53 Drs. Eko Purwanto Fisika SMA 1 Tunjungan Jl. Gatot Subroto Km.4 Blora Kec. Tunjungan Kab. Blora Jawa Tengah SMA
54 Desnita Roseti. S.Pd Fisika SMAN 9 Padang Jl. Pasar Baru Kec. Pauh Kota Padang Sumatera Barat SMA
55 Dra. Maria Suharsini, M.Si Kimia SMA Negeri 2 Salatiga Jl. Tegalrejo No. 79 Kec. Argomulyo Kota Salatiga Jawa Tengah SMA
56 I Pande Putu Alit Antara, S.Pd Kimia SMA N 1 Banjarangkan Kec. Banjarangkan Kab. Klungkung Bali SMA
57 I Putu Budiarta, S.Pd. Kimia SMAN 1 Madapangga Jl. Raya Dena Kec. Madapangga Kab. Bima Nusa Tenggara Barat SMA
58 Dra. Deswarni, M.Pd. Kimia SMA Negeri 2 Kota Solok Kota Solok Sumatera Barat SMA
59 Suyanto, S.Pd Matematika SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta Jl. Kapas No. 7 Yogyakarta Kec. Umbul Harjo Kota Yogyakarta DI Yogyakarta SMA
60 Suyanto,M.Pd Matematika SMAN 1 Arga Makmur Jl. Ir. Soekarno Kec. Kota Arga Makmur Kab. Bengkulu Utara Bengkulu SMA
61 Enung Nuripah, S.Pd Matematika SMA Negeri 1 Bogor Jl. Ir. H. Juanda No. 16 Kec. Bogor Tengah Kota Bogor Jawa Barat SMA
62 Rahmad Ramelan Setia Budi, M.Pd Matematika SMAN 3 Bengkulu Selatan Jl. Jend. A. Yani Kec. Kota Manna Kab. Bengkulu Selatan Bengkulu SMA
63 Suprojo D.S, S.Pd , M.A Matematika SMAN 1 Sentani Jl. Kemiri-Sentani Kab. Jayapura Papua SMA
64 Ikhwanul Abrori, M.A Sosiologi SMA Bakti Ponorogo Jl. Batoro Katong No. 25 Kec. Ponorogo Kab. Ponorogo Jawa Timur SMA
65 Anwar Said, S.Pd Sosiologi SMA N 1 Matauli Jl. Ki Hajar Dewantara No. 1 Kec. Pandan Kab. Tapanuli Tengah Sumatera Utara SMA
66 Bambang Kariyawan Ys, S.Pd Sosiologi SMA Cendana Pekan Baru Jl. Komplek Palem Kec. Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru Riau SMA
67 Yunar Sri Prastiwi,S.Pd. Bahasa Indonesia SMPN 1 Magelang Jl. Pahlawan Nomer 66 Kec. Magelang Kota Magelang Jawa Tengah SMP
68 Eko Iman Sugiyono Bahasa Indonesia SMPN 1 Mungkid Jl. Raya Blabak-Magelang Kec. Mungkid Kab. Magelang Jawa Tengah SMP
69 Farichin,S.Pd. Bahasa Indonesia SMPN 2 Bojong Kec. Bojong Kab. Tegal Jawa Tengah SMP
70 Abdul Hakim, S.Pd Bahasa Indonesia SMP Yayasan Pupuk Kaltim Bontang Jl. Pupuk Raya PKT No. 1 Bontang Kota Bontang Kalimantan Timur SMP
71 Sri Asih,S.Pd Bahasa Indonesia SMPN 9 Pasuruan Jl. Patiunus 141 Kec. Bugul Kidul Kota Pasuruan Jawa Timur SMP
72 Ichwan Arif, S.S. Bahasa Indonesia SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik Jl. Jawa No. 60 Gresik Kota Baru- Gresik Kec. Manyar Kab. Gresik Jawa Timur SMP
73 Rr. Rina Joeswantini, S.Pd Bahasa Inggris SMP Negeri 3 Nganjuk Jl. Veteran No. 41 Kec. Nganjuk Kab. Nganjuk Jawa Timur SMP
74 Chothibul Umam Bahasa Inggris SMPN 2 Sugio Jl. Gondanglor 154 Kec. Sugio Kab. Lamongan Jawa Timur SMP
75 Arie Susani,S.Pd Bahasa Inggris SMPN 3 Malang Jl. Dr. Cipto 20 Malang Kec. Klojen Kab. Malang Jawa Timur SMP
76 Avilanofa Bagus Budi,S.Pd Bahasa Inggris SMPN 4 Jember Jl. Nusaidah No. 14 Kec. Patrang Kab. Jember Jawa Timur SMP
77 Desniza Osra, M. Pd Bahasa Inggris SMPN 8 Padang Jl. Dr. Soetomo Kec. Padang Timur Kota Padang Sumatera Barat SMP
78 La Poasa Bahasa Inggris SMPN 17 Kendari Jl. Mekarjaya 1 Kota Kendari Sulawesi Tenggara SMP
79 Titin Supriatin, S.Pd IPA SMP Negeri 1 Cimahi Jl. R. Embang Artawidjaja No. 12 Kec. Cimahi Tengah Kota Cimahi Jawa Barat SMP
80 Budi Sriyanto,S,Pd IPA SMPN 2 Kalijambe Kec. Kalijambe Kab. Sragen Jawa Tengah SMP
81 Siti Sa'ariah Kamila,S.Pd IPA SMPN 1 Margahayu Jl. Terusan Kopo No 397 Kec. Margahayu Kab. Bandung Jawa Barat SMP
82 Isa Iskandar,S.Si. IPA SMP Muhammadiyah 12 Gresik Jl. Jawa 60 GKB Gresik Kec. Manyar Kab. Gresik Jawa Timur SMP
83 Joko Setyo Utomo,S.Pd IPA SMPN 2 Panji Situbondo Jl. Raya Banyuwangi Kec. Panji Kab. Situbondo Jawa Timur SMP
84 Nevi Retnoasih,S.Pd. IPA SMPN 2 Nglegok Jl. Pramuka No. 24 Nglegok-Blitar Kec. Nglegok Kab. Blitar Jawa Timur SMP
85 Nur Miftahul Fuad,S.Pd.,M.Pd IPA SMPN 2 Puncu Jl. Ringin Agung Kec. Puncu Kab. Kediri Jawa Timur SMP
86 Eddy Ilhamsyah,S.Pd. IPA SMPN 2 Lambu Jl. Lintas Kaleo-Lambu Kec. Lambu Kab. Bima Nusa Tenggara Barat SMP
87 Muh. Aminuddin,SPd IPA SMPN 3 Tegal Jl. Yos Sudarso 25 Kec. Tegal Barat Kota Tegal Jawa Tengah SMP
88 Siti Khoiriyah, S.Si IPA SMP Muhammadiyah 1 Surakarta Jl. Flores No.1 Kec. Pasar Kliwon Kota Surakarta Jawa Tengah SMP
89 Uripto,S.Pd IPS SMPN 2 Talang Jl. Projosummarto 1 Kec. Talang Kab. Tegal Jawa Tengah SMP
90 Ninik Widayanti,M.Pd IPS SMPN 2 Candipuro Jl. Sentana No. 10 Kec. Candipuro Kab. Lumajang Jawa Timur SMP
91 Muisman IPS SMPN 2 Banyuwangi Jl. Ranggawuni Kec. Banyuwangi Kab. Banyuwangi Jawa Timur SMP

LKG 2008


Saya menjadi orang yang sering mengikuti lomba-lomba. Pada tahun 2008 saya ikut Lomba Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran. Naskah saya berjudul : "Muatan lokal Penelitian Ilmiah, Mencetak siswa yang berprestasi"

APRESDA (Apresiasi Sastra Daerah)




Pada tahun 2005, saya mendapat kesempatan mengikuti APRESDA. Mulanya saya mengikuti lomba menulis cerita pendek. Rupanya cerita saya masih jauh dari kriteria juri. Maka untuk membina orang seperti saya, diadakanlah APRESDA sehingga saya bisa banyak belajar bagaimana saya menyertakan unsur-unsur kearifan lokal dalan tulisan saya dan juga bisa belajar dari penulis ternama. Beberapa orang penting dalam dunia sastra yang saya temui adalah Jamal D Rahman, Oka Rusmini, Wawan Setiawan, Maman Mahayana, Taufik Ismail, Sutarji Colsum Bahri dan banyak lainnya.


Lomba Kreativitas Ilmiah Guru LIPI 2006


Saya sudah semakin ketagihan untuk mengikuti segala macam perlombaan yang bisa mendatangkan banyak pengalaman mentabjubkan. Maka Pada tahun 2006 saya mengikuti LKIG. Saya membuat karya tulis yang berjudul "Menigkatkan keterampilan berbahasa Inggris bengan menggunakan "AUTHENTIC MATERIAL".

Tidak menyangka, saya terpanggil juga. Saya bisa bertemu dengan sosok guru Berprestasi tingkat Nasional. NAmanya Ibu Murwanti Widiani guru SMA Muhammadiya Sleman Jokyakarta. Dia menjadi juara pertamanya. Aku lagi-lagi belum dapat juara tapi sudah senang.

Simposium Inovasi Pembelajaran II




Saya mendapatkan brosur Simposuim lagi pada tahun 2005. Merasa ketagihan enaknya terpanggil menjadi finalis pada simposium sebelumnya, saya bergegas membuat karya inivasi pembelajaran. Judulnya "Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Septa dari SMA Muhammadiyah, Bapak Priya Santosa dari Dolopo.


Kali ini tempatnya di Sukabumi. Saya bertemu lagi dengan beberapa teman yang juga ikut di simposium sebelumnya. Naumun ada juga teman-teman baru. Berikut ini adalh teman-temanku.

Simposium Inovasi Pembelajaran II

Tahun 2005

Pada tahun 2005, saya mendapatkan brosur Inovasi Pembelajaran ke-3. Saya bagaikan ketagihan dengan enaknya mengikuti simposium sebelumnya, bergegas untuk membuat karya inovasi pembelajaran. Maka saya membuat makalah dengan judul "Meningkatkan Kemampuan berbahasa Inggris dengan Penerapan Drama Bahasa Inggris".

Judul tersebut dipilih juri sebagai satu dari finalis yang dipanggil ke Jakarta. Aku senang sekali bisa mendapatkan kesempatan lagi. Dari kabupaten Ponorogo, ada empat orang yang terpanggil yaitu bapak Suroso dari SMA I, Bapak

Simposium Inovasi Pembelajaran







Pada tahun 2004 saya mendapat pengalaman pertama terpanggil mengikuti Simposium inovasi pembelajaran ke-2 yang diselenggarakan oleh depdiknas. Saya mendapatkan brosur yang dikirim ke sekolah. Sesuai dengan ketentuan, saya membuat sebuah makalah yang berisi pengajaran inovatif. Tulisan saya berjudul "Lancar menulis cerpen berkat sebuah puisi".



Rupanya judul itu menarik juri sehingga saya dipanggil ke Jakarta untuk mengikuti simposium. Dari kota Ponorogo saya ada dua guru yang terpanggil yanitu saya dan seorang teman bernama bapak Priya Santosa. Beliau adalah guru saya yang mengajari menulis.



Luar biasa. Ternyata acara seperti simposium sangat menyenangkan. Saya bisa bertemu dengan rekan guru Se-Indonesia dari Sabang sampai Merauke.



Yang ada di gambar berikut adalah teman sekamar yaitu : Ibu Novalina dari Bengkulu, Ibu Nova dan ibu Abdullah dari SMA 5 Surabaya. Kami semua harus mempresentasikan makalah di depan juri dan para guru dan rekan-rekan dari jurusan serumpun. Walau makalahku tidak terpilih sebagai makalah terbaik, saya cukup senang karena pengalaman yang luar biasa.



DIKLAT JURNALISTIK




PGRI kabupaten Ponorogo melaksanakan Diklat jurnalistik tingkat dasar di Sarangan. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan guru se kabupaten Ponorogo. Setiap kecamatan mengirimkan tiga guru. Saya ditunjuk sekolah untuk mewakili kecamatan Jambon.


Senang bisa ikut kegiatan ini karena bisa refresing didekat telagan sarangan. Selain itu, juga bisa bertemu dengan tkoh-tokoh penting Ponorogo. Juga, bisa ketemu temanbaru. Sedihnya harus meninggalkan suami dan anak-anak.


PENGUMUMAN CALON PEMENANG LOMBA KEBERHASILAN GURU TAHUN 2009

Apakah Anda penasaran untuk mengetahui siapa saja nominasi pemenang LKG 2009? Kalau ya, sama dengan saya. Saya juga menati pengumuman itu. Tahun yang lalu saya masuk sebagai finalis. Saya senang walau belum menang. Semoga saya bisa masuk lagi dengan Anda yang membaca blog saya. Heee
KADO ULANG TAHUN
"Besuk tanggal 2 November... Besuk hari ulang tahunmu," ucap suami.
"Berapa usiaku sekarang?" tanyaku karena memang tidak ingat berapa usiaku.
"32 tahun" jawabnya singkat.
"Hah? Usiaku sudah 32 tahun? Berarti, jika rata2 orang hidup 60 tahun, aku sudah menjalaninya separonya. Kok tidak terasa ya? Apa kodo terindah?"
"Kedua anak kita"
"Ya, memang benar anak-anak kita adalah kado terindah dalam hidup kita. Anak yang akan menjadi aset kita sampai kita mati. Anak yang akan mendoakan kita dan menolong kita karena jika anak-anak kita jadi anak sholeh sholehah, mereka akan menjadi amalan kita yang tidak terputus"
"Mari kita besarkan anak-anak bersama agar menjadi anak sholeh sholehah"

ALIH TUGAS




Saya kuliah di jurusan bahasa Inggris UNESA. Jesa sekali setelah lulus saya bakal menjadi guru bahasa Inggris. Tahu apa yang terjadi? Entah bagaimana, saya tidak menjadi guru bahasa Inggris melainkan menjadi guru JURNALISTIK.


Lho Kok? Saya sedikit bisa menulis. Padahal sedikit sekali. Kebetulan sekali ada pelajaran jurnalistik di sekolah saya mengajar. LAlu guru senior saya pindah tugas. Entah karena apa, saya diminta mengantikan beliau. Ya... jadilah saya guru jurnalistik.


Kadang saya berpikir, ada enaknya juga memiliki kemampuan lain selain kemampuan mayor, karena saya bisa banyak ilmu. Tapi jika berpikir profesional, saya jadi setengah-setegah.


Diluar semua itu, saya menikmati saja apa yang saya terima. Disuruh megajar bahasa inggri saya terima, disuruh mengajar jurnalistik, tidak apa-apa. Yang terpenting, saya bisa berbuat untuk bangsa ini walau sedikit. Ya... siapa tahu saya bisa melahirkan penulis, wartawan dan profesi jurnalistik lainnya.


Foto ini adalah salah satu kegiatan pada kelas jurnalistik yaitu mengadakan lomba mading dan majalah. Ini para pemenangnya.

BERTEMU TOKOH IDOLA


Sejak membaca buku Laskar pelangi karya Andrea Hirata, Saya mengidolakan sosok guru yang bernama bu Muslimah. Penasaran sekali saya terhadap tokoh itu. Sampai-sampai saya berkhayal bertemu bu Muslimah. Ketika film Laskar Pelagi belum diputar di kotaku, saya berusaha mencari film tersebut di berbagai tempat, seperti di internet.

Siapa yang menyangka? Tepatnya tanggal 28 Nvember 2008 saya bertemu tokoh idola saya di Jakarta. Waktu itu saya bisa luluasa becakap-cakap dengan ibu Muslimah (bukan Cut Mini), bu Muslimah aslinya. Satu pesannya untukku"Ibu, jadilah guru yang mengesankan. Karena guru akan dikenang siswa sepanjang hidupnya. Ibu tidak pernah lupa guru TK nya kan?". Wah kata-kata itu sangat inspiratif. Saya ingin menjadi guru yang mengesankan.

Pengalaman Mengikuti LKG 2008




Senang sekali aku bisa terpilih menjadi finalis LKG 2008. Ketika qku hampir berputus asa, di akhir tahun 2008 aku terpanggil menjadi fnalis. Itu kesempatan pertamaku mengikuti LKG. Sungguh menyesankan bisa bertemu guru-guru hebat dari seluruh Indonesia dan terlebih lagi bisa bersama-sama SBY memperingati upacara hari guru dan PGRI. Ini foto saya bersama rekan-rekan guru.

FOTO GENERASI REOG











Tentang saya

Rustiani Widiasih

         Nama saya Rustiani Widiasih. Lahir di Pacitan pada tanggal 2 Nopember 1977.  Saya berasal dari sebuah desa di Kabupaten Pacitan tepatnya desa Bandar. Bagiku, desa kelahiran saya adalah tempat yang selalu saya rindukan dan juga tempat yang membuat saya bersedih karena selalu mengingatkan pada bapakku yang telah tiada. 
       Saya dibesarkan oleh orang tua yang sangat luar biasa. Bapak saya adalah seorang guru sejati. Mengapa saya bilang begitu? Karena bapak saya menjadi seorang guru dimanapun beliau berada.Di kantor, di sekolah, di masyarakat, di masjid, di keluarga besarnya dan dimanapun berada, beliau sangat diperlukan orang banyak karena pemikirannya yang cerdas, dewasa dan solusif. Aku bangga kepada bapakku. Bapak sangat mencintai profesinya dan juga dunia pendidikan. Bahkan, bapak meninggal pada saat menjalankan profesinya.
      Ibuku bagi prang lain adalah orang biasa saja. Dia hanya seorang ibu rumah tangga dengan pendidikan yang rendah karena SD saja tidak lulus. Namun bagiku, ibu adalah segalanya. Ibu mempunyai rasa asih atau penyayang kepada siapa saja terutama orang yang kekurangan. Ibu mempunyai banyak teman orang yang kekurangan. Orang-orang itu sungguh setia kepada ibu. Mereka dengan ringan tangan membantu ibu bekerja di ladang karena ibu sangat pengertian kepada mereka. Jika mereka pulang dari bekerja dirumah ibu, ibu selalu membawakan barang-barang apa saja yang mereka perlukan mulai dari kopi, beras, ataupun bumbu dapur.
  Semoga aku mewarisi kebaikan  kedua orang tuaku. Ibu mengajari aku akan arti kasih sayang. Ibu menginginkan aku menyadi prang yang penyayang kepada siapa saja. Dan karena itu ibu memberi nama WIDIASIH. Tentang namaku itu, ibu beeharap agar aku memiliki rasa kasih sayang kepada sesama. Dan begitulah kiranya. Aku sangat dekat dengan orang-orang yang berkekurangan. aku juga hobi berbagi dengan orang fakir. Aku sama sekali tidak butuh yanga namanya pujian atau pamrih. Aku mempunyai kepuasan betin tersendiri jika aku bisa berbagi dengan orang  fakir. Aku bercita-cita untuk bisa memberikan pekejaan kepada orang-orang itu. Jika lebaran tiba, aku rela tidak membeli pakaian dan segala kebutuhan dalam rangka menunjang penampilan demi bisa berbagi dengan mereka. Bahkan aku rela berhutang untuk berbagi. Kadang aku berdoa agar Allah menjadikan saya lantaran untuk memberikan RezekiNya kepada orang fakir.


         

       Itulah saya. Hobi saya adalah membaca, menulis dan mengajar. Saya menyukai ketiga hal tersebut. Saya berprofesi sebagai seorang guru.  Menjadi guru bukanlah suatu kebetulan. Menurut saya, itu adalah pilihan profesi dari Allah. Saya  menikah dengan Anton Kristianotoni dan dikaruniai 2 anak (Fahri Ahmad Fadhillah dan Azka Farhanta).
      Dua buah hati saya sangat istimewa. Saya mendidik anak saya agar menjadi anak yang berjiwa wirausaha, mandiri, dan sederhana.  Saya sekata dengan suami untuk mendidik anak-anak dengan memberikan bekali agama yang cukup sejak anak-anak. Maka, anak-anak saya saya sekolahkan di sekolah berbasis agama. Pendidikan beragama dan ketaan beribadah adalah suatu hal yang sangat penting bagi kami untuk anak-anak. Kami mengakuai bahwa ilmu keagamaan kami sangat sedikit  dan kami meminta bantuan pendidikan di sekolah untuk menanamkan pendidikan agama.
      Kami juga ingin menanamkan jiwa kewirausahaan kepada anak-anak. Mengapa? Jika mereka memiliki jiwa wirausaha, mereka dapat mempertahankan hidup dalam kondisi apapun. Sejak anak-anak, aku telah memperkenalkan pekerjaan berbasis wirausaha kepada anak-anak. Hasilnya? Alhamdulillah anakku yang besar sudah bisa menghsilkan uang sendiri dari berbagai usaha yaitu mengambar, berjualan dan lainnya.
     Kami juga mendidik anak-anak menjadi orang yang sederhana. Saya menamamkan pada diri anak-anak saya untuk menjadi orang yang kaya raya. Namun mereka harus sederhana. Mengapa harus kaya? Agar bisa berbuat banyak untuk membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan, agar bisa mnyekolahkan anak yang tidak mampu dan lain-lain. Tentang pentingnya kesederhanaan? Banyak sekali. Pada dasarnya Allah juga menyukai kesederhanaan bukan kemewahan. Orang-orang juga lebih senang jika melihat orang lain tampak sederhana daripada mewah. Kemewahan hanya akan membuat orang merasa iri, berburuk sangaka dan juga rendah diri. Aku mempunyai kisah tersendiri akan hal itu. Kelak akan aku tulis secara khusus akan hal itu.

     Aku dan suami sangat kompak dalam mendidik anak. Untuk anak, pemikiran kami hampir sama. Jika ada rezeki, kami mengajar anak-anak untuk  pergi ke tempat pariwisata. Aku memperkenalkan berbagai tempat wisata seperti pantai, telaga, gunung, tempat perbelanjaaan, goa, dan lain-lian. Bagi kami itu adalah hal yang sangat penting. Mengapa? Karena dengan itu kami berusaha untuk membukakan pintu kreativitas mereka.
     Pada awalnya, aku menganggap mengajar adalah hal yang sangat biasa dalam hidupku. Aku sering mengajar hanya sekedar mengajar. Bahkan, aku sering mengajar dan berharap bel segera berbunyi untuk istirahat atau pulang. Lala-lama, aku menikmati mengajar. 




     Aku selalu berkikir untuk menemukan teknik, metode dan terategi mengajar yang menarik bagi siswa saya. Dulu aku menemukan teknik mengajar hanya sekedar untuk keperluan lomba. Kini aku menemukan metode dan teknik pembelajaran untuk tujuan inovasi pembelajaran dan juga untuk meningkatkan kemudahan belajar bagi siswa. Setelah berhasil lalu aku tulis dan aku ikutlan lomba.
     Aku sering ditunji untuk menjadi MC. Sebenarnya aku tidak tahu apakah cukup baik dalam menjadi MC atau tidak. Namun semua tawaran yang diberikan kepadaku selalu aku terima.gi semua tawaran itu ada sarana untuk belajar. Aku yakin semakin sering aku menjadi MC, akan semakin bagus saja. Setiap  kali ditunjuk utuk menjadi MC, aku belajar dan terus belajar.

  Sebagai seorang guru, aku harus berhasil mengantarkan anak-anak meraih prestasi dan tentunya ku sendiri harus berprestasi. Tentang hal itu akan aku tulis pada kisah selanjutnya. Saya akan ceritakan pengalanmu menjadi:


1. Finalis Simposium Inovasi Pembelajaran Nasional Tahun 2004
2. Finalis Simpsium Inovasi pembelajaran Nasional Tahun 2005
3. Finalis Lomba Kreativitas Ilmiah Guru LIPI Tahun 2006
4. 10 Basar Lomba Mengulas karya sastra Depdiknas Tahun 2007
5. Juara 2 Guru berprestasi Tingkat Kabuaten Ponorogo Tahun 2007
6. Finalis Lomba Keberhasilan Guru Nasional Tahun 2008.
7. Finalis Lomba Kreativitas Ilmiah Guru LIPI Tahun 2012
8.Juaran harapan I Lomba Menulis Artikel Pendidikan Kabupatan Ponorogo Tahun 2013
9.10 Besar Lomba Menulis Marikel Pendidikan majalah Dinamika tahun 2013
10. Nominasi Best Practice Guru dalam Pembelajaran tahun 2014
11. Juara 3 Lomba Kreativitas Guru Tingkat Nasional Tahun 2014

   Sedangkan keberhasilanku dalam membimbing siswa adalah sebagai berikut:

  1. Juara 3 Lomba Cerpen IKIP PGRI Madiun
  2. Finalis Lomba Karya Tulis Lingkungan Hidup Tahun 2006 Depdiknas
  3. Finalis Lomba Karya Ilmiah Bidang IPA di Universitas Ahmad Dahlan
  4. Juara 2 Lomba Inovasi Pangan Tingkat SMA Se- Jawa Timur di Universitas Jember
  5. Team Mading Tebaik Pelajar Se- Ponorogo oleh Radio Romansa FM
  6. Juara Harapan 2 Lomba “English General Knowlwdge” di Unmuh Ponorogo.
  7.    Juara 3 Sayembara Cipta Puisi STKIP Ponorogo tahun 2013
  8. Finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah Teknik Fisika ITS tahun 2014
  9. Juara harapan 1 Story telling  di STAIN Ponorogo tahun 2014
  10. Juara harapan 1 olimpiade bahasa Inggris  di STAIN Ponorogotahun 2014
  11. Juara Harapan 3 Speed Reading Contest di STKIP Ponorogo tahun 2014
  12. Juara 1 Lomba Menulis Artikel STKIP Ponorogo tahun 2014
  13. Juara 1 Lomba Menulis Cerpen STKIP Ponorogo tahun 2014
  14. Juara 2 Lomba Menulis Cerpen STKIP Ponorogo Tahun 2014


 Begitulah sekilas tentang RUSTIANI WIDIASIH. Belajar, Mengajar dan Berkarya adalah Mottoku. Salam kenal parapembaca!

Arti Sebuah Kekalahan

 KALAH


Orang bijak berkata,"Pemenang selalu jatuh tapi ia akan segera bangun lagi". Tidak masalah berapa kali anda terjatuh berapa kali pun. Itu akan memberikan kekuatan untuk berbenah diri. Jika Anda terjatuh dalam kegagalan maka segeralah bangkit.
Memang hal itu sulit sekali. Ada dua pilihan, jika menemukan kekalahan dalam hidup ini lalu berputus asa untuk bagkit dan berusaha lagi, maka ia tidak akan dapat kesempatan lagi untuk menjadi pemenang. Maka, mari bangkit dan ukir terus prestasi.

Arti Sebuah Kekalahan

Orang bijak berkata,"

Rabu, 30 September 2009

Hari pertamaku masuk sekolah


banyak tugas menanti
perangkat pembelajaran, membuat tulisan, memanti pengumuman, pembuatan kandang baru, pembenahan komputer, operasi amandel anak, dlll buanyak sekali.

Catatan Harian

Penantian

Sebulan dua bulan
aku terus menanti
sesuatu yang tidak pasti
sejuta harapan aku tumpuk
agar aku dapat hasil yang baik
seperti yang aku harapkan

Novel Anak

ANAK-ANAK SD BUNGA PINUS
Hilangnya lembu Pak Marto mengejutkan semua orang. Bagaimana bisa lembu yang sedang digembala menghilang begitu saja? Padahal, telah diikat tali pengikat sapi itu pada sebatang pohon. Menurut Pak Karto, lembu tersebut hilang di gunung Kuniran. Lembu yang telah diikat itu ditinggalnya merumput di lereng-lereng gunung Kuniran. Ketika ia hendak pulang sore hariya, ia tidak mendapati sapinya. Ia mencari kesana-kemari namun tidak juga ditemukannya. Akhirnya ia pulang tanpa sapi.
Memang, pada musim kemarau ini semua orang di desa Tosari kesulitan mendapatkan makanan ternak. Salah satu tempat yang kelihatan hijau adalah di gunung Kuniran. Maka Pak Marto merumput dan menggembala di gunung tersebut walau jaraknya cukup jauh dari desanya.
***
Tanah di sekitar desa Tosari rengkah (pecah-pecah karena kekeringan). Tetanaman dan rerumputan mengering kecoklatan. Pohon-pohon Waru yang biasanya menghijau, kini meranggas karena daun-daunnya dipangkas orang-orang untuk pakan ternak. Sumber-sumber air kering kerontang. Salah satu sumber yang masih mengalir hanyanlah belik (sumber air di kolam kecil) di bawah pohon Beringin yang berada di ujung desa Tosari. Itu pun harus dibagi-bagi dengan banyak orang.
Keadaan yang demikian itu meresahkan semua orang. Banyak orang kesulitan mendapatkan pakan (makanan) ternak, mendapatkan air untuk keperluan sehari-hari apalagi untuk bercocok tanam. Padahal, air merupakan kebutuhan vital (penting) bagi masyarakat yang sebagian besar adalah petani dan peternak sapi dan kambing. Barangkali hanya Rusti saja yang menyukai musin kemarau. Gadis kecil itu selalu menikmati gemerlapnya langit di malam hari. Bintang-bintang yang bertaburan dan berkelap-kelip tak jemu-jemunya ia pandang setiap malam. Sebuah pemandangan yang tidak didapatinya pada musim penghujan.
Pada bulan purnama, ia menghabiskan malamnya di halaman rumah. Ia menggelar tikar lalu membuat api unggun dengan ranting-ranting dan daun-daun kering. Jika tidak ingin sendirian saja, ia memanggil teman-temannnya untuk bergabung. Kentongan yang menggantung di teras surau (Musholla) dipukulnya sebagai isyarat panggilan untuk teman-temannya. Setelah berkumpul, mereka bermain, bernyanyi dan bercerita tentang kisah-kisah lucu dan kadang cerita horor.
”Kamu tahu, ke mana hilangnya sapi pak Marto?” tanya Nunuk, si pembual ulung. Semua anak menggelengkan kepala. ”Sapi itu dicuri yang mbaurekso (menguasai) gunung Kuniran untuk dijadikan tumbal (tebusan). Kalian tahu, gunung Kuniran ada penunggunya. Yang menunggu adalah raksasa buto ijo (hantu raksasa yang menakutkan dan jahat menurut kepercayaan orang Jawa) Buto ijo makan sapi bahkan juga suka makan anak kecil seperti kita”.
”O... begitu ya?” ucap Trisno sambil menggeserkan tempat duduknya mendekati Rusti, Nunuk dan Tutut. Trisno, walau seorang laki-laki, sangatlah penakut.
”Dengar ya. Aku mendapatkan cerita ini dari Mbak Sri. Dia dapat cerita dari temannya” tutur Nunuk penuh percaya diri. ”Hi... menakutkan. Jangan sampai kita pergi ke gunung Kuniran bisa-bisa kita dimakan buto ijo” kata Tutut sambil melingkarkan tangannya ke pundak Rusti.Demikianlah keempat anak tersebut menghabiskan malamnya hingga salah satu dari orang tua mereka memanggil untuk segera pulang. Jika sudah begitu, mereka baru meninggalkan tempat. Rustilah yang pulang paling akhir. Ia menggulung tikarnya lalu mematikan api unggun dengan memercikkan air di atasnya. Rusti tidak penakut seperti ketiga temannya. Kadang-kadang ia juga diminta untuk mengantarkan Tutut yang sangat penakut sampai di depan rumahnya.
Pada musim kemarau, angin malam sangatlah dingin. Dinginnya sampai menusuk kulit.Angin bertiup sangat kencang. Kadang menimbulkan suara yang aneh. Juga muncul suara menakutkan dari pohon-pohon yang saling bergesekan. Rusti seringkali menyusul tidur di kamar ibu, bapak dan adikknya yang masih bayi. Jika ia tidur di kamarnya sendiri, ia merasa kedinginan. Ia menindih tubuh bapaknya sampai tergeser ke pinggir sehingga ia mempunyai tempat yang hangat di dekat adiknya. Pernah suatu hari tubuh bapaknya sampai terjatuh dari tempat tidur. Untungnya, bapaknynya tidak sadar dari tidurnya sampai pagi.
Pada pagi hari, Rusti dan ketiga temannya bertemu di belik bawah pohon beringin. Mereka tidak langsung mandi. Alasannya, masih banyak orang dewasa yang menggunakan belik itu. Namun alasan yang lebih kuat adalah karena mereka masih merasa kedinginan dan malas untuk segera mandi. Buktinya, walau orang dewasa telah selesai mandi dan mengambil air, mereka masih saja enggan untuk segera mandi.
Trisno masih berselimut sarung kesayangannya. Tutut menggunakan baju pijamanya, Nunuk dan Rusti mengalungkan handuk di pundaknya. Mereka duduk di atas batu besar yang terletak tidak jauh dari belik. Mereka segera mandi jika matahari sudah mulai terbit atau salah satu orang tua dari anak tersebut meneriaki agar segera mandi. Trisno diminta untuk mandi terlebih dahulu. Setelah selesai, Rusti, Tutut dan Nunuk mandi bersama-sama. Pulangnya, Rusti harus membawa pulang timba kecil berisi air. Ia membawakan air ibunya untuk memasak.
Setelah mandi, mereka berganti pakaian lalu makan pagi seadanya. Mereka berangkat ke sekolah bersama-sama menyusuri jalanan berdebu. Sepatu mereka yang baru saja dicuci tidak tampak bersih lagi. Debu menempel pada sepatu sehingga warnanya kecoklatan. Sesekali mereka menepuk-nepuk sepatunya sehingga debu berhamburan dibawa angin.
Anak-anak desa itu selalu ceria, mereka tidak begitu dibebani dengan urusan pelajaran sekolah atau pekerjaan rumah. Bagi mereka, dunianya adalah bermain dan bertualang. Keempat anak tersebut sebenarnya tidaklah lahir pada tahun yang sama. Trisno adalah anak yang paling tua. Ia pernah tinggal kelas pada kelas dua sehingga ia berada di kelas yang sama dengan Rusti, Nunuk dan Tutut. Tutut adalah anak termuda, Ia masuk SD pada usia lima tahun. Oleh karenaya ia menjadi anak yang penakut dan manja. Rusti dan Nunuk lahir pada tahun yang sama.
Mereka berempat menjadi sahabat yang saling melengkapi. Jika ada Tutut yang manja dan penakut, maka ada pula Rusti yang tomboi dan pemberani. Ada Nunuk si pembual dan juga ada Triso yang selalu percaya begitu saja pada ucapan orang.
Pagi itu adalah hari Senin, semua siswa SD Bunga Pinus harus melaksanakan upacara bendera. Anak-anak berbaris dengan rapi, namun anak-anak yang menghadap ke Timur sangatlah gelisah. Matanya terpejam-pejam. Tangnnya seringkali berada di atas mata seperti sedang menghormat. Mereka menghindari tajamnya sorot matahari. Keringat mengalir di dahi dari balik topi merah putihnya. Anak-anak yang berada di barisan belakang berlindung pada teman yang berada di depannya. Mereka menundukkan tubuhnya.
Pada saat acara amanat upacara, pimpinan upacara memberi aba-aba istirahan di tempat. Lalu Bapak kepala sekolah, selaku pemberi amanat meminta siswa untuk diam sejenak. Anak-anak diperkenankan untuk duduk.
”Anak-anakku siswa dan siswi SDN Bunga Pinus yang saya cintai, di pagi yang cerah ini saya mengajak anak-anak untuk menjaga kesehatan. Pada musim kemarau seperti ini, di mana sulit untuk mendapatkan air, biasanya akan timbul berbagai penyakit kulit. Oleh karena itu saya harap anak-anak tetap menjaga kebersihan. Selain itu, ada pengumuman untuk siswa kelas tiga. Mulai minggu depan, Ibu guru kalian, Ibu Katmiati tidak bisa mengajar kalian lagi karena akan purna tugas (pensiun). Sebagai gantinya nanti, kalian akan diajar oleh guru baru dari kota...” tutur bapak kepala sekolah.
Anak-anak kelas tiga, yaitu Rusti dan kawan-kawan saling memandang. Mereka merasa sedih. Selama ini bu Katmi mengajar mereka dengan sabar sekali. Ia tidak pernah memberi pekerjaan rumah kepada siswanya. Ia selalu megajar dengan santai.
Selesai upacara bendera selesai, seperti biasanya anak-anak berbaris di depan kelas terlebih dahulu menjadi dua barisan. Barisan kanan dan barisan kiri. Ketua kelas di kelas tiga adalah Rusti. Ia Memberikan aba-aba dengan tegas. ”Siap grak. Lencang kanan grak. Tegak grak. Jalan ditempat grak. Henti grak.” Begitulah dia memberi aba-aba. Lalu ia memandangi barisannya. Dia memandang barisan di sebelah kanan dan kiri. Lalu memutuskan barisan mana yang boleh masuk terlebih dahulu. Barisan yang boleh masuk adalah barisan yang lebih rapi. ”Barisan kanan, masuk dahulu”. Jika ia berkata demikian, satu per satu siswa di barisan kanan memasuki kelas, lalu disusul siswa pada barisan kiri.
Setelah masuk kelas, mereka duduk di tempat masing-masing. Tidak lama kemudian Ibu Katmiati masuk kelas. Lalu spontan Rusti memimpin teman-temannya berdoa. Setelah berdoa, Ibu guru mengucapkan salam lalu mengabsen siswa satu per satu. Demikianlah rutinitas (kebiasaan) yang setiap pagi dijalani tanpa bosan dan enggan.
Kelas mereka bercat putih. Namun kini warnanya menjadi kekuningan karena telah memudar. Di atas papan tulis terpasang gambar presiden dan wakilnya. Selain itu ada gambar-gambar pahlawan seperti R.A Kartini, Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol dan Jendral Sudirman. Wajah-wajah pahlawan itu tidak asing lagi bagi anak-anak. Pada pelajaran sejarah, Ibu Katmi selalu menceritakan kisah kepahlawanan mereka. Selain gambar pahlawan, di dinding dekat meja guru terpasang jadwal mata pelajaran dan jadwal piket harian. Anak-anak harus melaksanakan tugas piket seperti yang telah dijadwalkan. Tugas piket itu adalah menyapu lantai dan menghapus papan tulis.
Ibu Katmiati memang sudah terihat tua. Ada keriput di wajah dan tangannya. Rambutnya tercampur antara hitam dan putih. Giginya ada yang ompong. Jika sudah siang, suaranya menjadi parau walau lantang pada pagi harinya. ”Anak-anak yang saya cintai, hari ini adalah hari terakhir saya mengajar kalian. Ibu akan pensiun. Usia ibu sudah 60 tahun. Sudah waktunya ibu digantikan oleh guru muda. Pesan saya, nikmatilah masa anak-anak kalian. Teruslah bermain, bernyanyi dan bertualang. Karena itulah dunia kalian....” Ucap Ibu Katmi mengawali pelajaran pada waktu itu. Ia memang guru yang sangat peduli degan dunia anak-anak. Karena alasan itu pula ia tidak memberi beban yang sangat berat kepada anak-anak. Ketika ia mengajar, anak-anak selau menikmatinya. Ia menjelaskan dengan sederhana tetapi justru mudah dipahami oleh siswa. Kemampuan itulah yang membuat anak-anak tidak merasa sulit dalam menangkap pelajaran.
”Hari ini saya tidak akan mengajar. Saya hanya akan bercakap-cakap dengan kalian semua” lanjut bu Katmi.
”Hore....” teriak anak satu kelas.
”Ibu akan bertanya tentang hobi dan cita-cita kalian. Anak-anak harus punya masa depan yang cerah. Masa depan yang cerah itu awalnya dari cita-cita yang tinggi. Ayo sekarang katakan apa hobi anak-anak? Lalu saya akan memberitahu apa kira-kita profesi yang sesuai dengan hobi kalian ”
”Hobi saya bercerita, Bu” kata Nunuk si pembual dengan keras.
”Itu hobi yang bagus. Kamu bisa menjadi pendongeng, penyiar atau peceramah kelak”
”Dia pembual, Bu” kata Agus si pembuat onar.
”Benarkah? Berarti pendongeng yang paling cocok untukmu, Nunuk. Karena mendongeng itu tidak harus benar-benar terjadi. Yang diceritakan boleh cerita rekaan”
”Hobi saya melakukan penjelajahan seperti di Pramuka itu, Bu” kata Rusti.
”Bagus. Besuk kamu bisa menjadi....”
”Mandor hutan, Bu” sela Agus lagi.”Ya. Agus benar. Selain itu, kau bisa menjadi penyelamat lingkungan. Beberapa tahun yang lalu ada seorang yang mendapatkan penghargaan Kalpataru dari Bapak Presiden karena berhasil menyelamatkan hutan dengan menanami pohon pinus”
”Kalau saya hobinya menyanyi, Bu” kata Tutut.
”Bagus. Kamu bisa menjai seorang penyanyi kelak. Lalu apa hobi kamu, Agus? Dari tadi kamu hanya mengomentari hobi temanmu”
”Aku ..... Aku.....” Agus tidak bisa menjawab karena dia belum memikirkan hobinya sendiri.
”Tidak punya hobi? Ibu kira kamu cocok untuk menjadi seorang komentator atau penilai”
”Betul....” teriak anak-anak membenarkan saran bu Katmi.
”Kalau kamu Trisno?” tanya bu Katmi melihat Trisno yang sejak awal hanya diam saja.
”Saya bingung, bu. Saya suka mendengarkan cerita teman-teman. Saya juga suka mendengarkan sandiwara radio. Saya juga suka mendengarkan lagu-lagu”
”Oh... Hobimu mendengarkan?”
”Dia bisa jadi dukun ya bu?” tanya Tutut
”Jangan menjadi dukun. Jadi saja penasihat spiritual atau paranormal. Menjadi pengacara juga bisa” tambah Agus si komentator.
Percakapan mereka sangat seru. Tidak lama kemudian bel istirahat berbunyi. Mereka beristirahat. Ada yang bermain di luar kelas, ada yang pergi ke warung Bu Siti, ada pula yang bergerombol di dalam kelas. Mereka yang bergerombol itu biasanya mendengarkan bualan Nunuk dengan cerita-cerita yang diciptakannya. Jika ada isu baru Nunuk selalu menceritakan kepada teman-teman. Anehnya, semua anak selalu senang mendengar ceritanya walau mereka tahu ceritanya itu kadang hanya dibuat-buat. Nunuk seperti mempunyai kekuatan untuk menarik perhatian teman-temannya.
Keterampilan Nunuk bercerita membuatnya memiliki banyak teman. Kerena, selain suka membual dia juga suka membicarakan kejelekan teman yang tidak sependapat dengannya. Topik yang sedang hangat dibahas pada waktu itu adalah tentang hilangnya sapi pak Marto.
Rusti dan Tutut tidak mau bergabung dengan gerombolan itu. Mereka selalu mendapatkan informasi terbaru karena rumahnya paling dekat dengan Nunuk sehingga semua informasi pasti sampai di telinga mereka paling awal. Trisno tidak bosan-bosannya mendengar cerita Nunuk walau berpuluh-puluh kali telah didengarnya. Ia benar-benar pendengar setia.
***
GURU BARU
Seorang lelaki memasuki ruang kelas tiga. Laki-laki itu masih muda. Bajunya sangat rapi. Rambutnya disisir dengan rapi pula. Begitu memasuki kelas, aroma harum tercium dari tubuhnya. Ia tampak segar dan gagah.Ia tersenyum dengan ramah memandangi para siswa. Senyum ramahnya membuat hati siswa menjadi berbunga-bunga.
“Selamat pagi, anak-anak?” ucap lelaki itu dengan suara yang merdu.
“Selamat pagi....” jawab anak-anak.
“Perkenalkan. Saya adalah guru baru kalian”
“O..... guru baru? Namanya siapa?” selidik Nunuk agar tidak ketinggalan info terbaru.
“Nama saya SIDIK PRAMONO” ucap pak guru sambil menuliskan namanya di papan tulis. “Panggil saja Pak Sidik.”
“Ya, Pak Sidik...” Anak –anak langsung mempraktikan.
Guru baru dan siswa-siswi kelas tiga itu lalu saling berkenalan. Pertemuan pertama mereka sangat mengesankan. Mereka langsung akrab seperti sudah pernah kenal sebelumnya. Anak-anak menganggap Pak Sidik tidak hanya sebagai seorang guru tetapi juga seorang kakak dan sahabat.
***
Kehadiran pak Sidik di SDN Bunga Pinus memberi warna yang berbeda. Semula, anak-anak tidak pernah senam pagi sebelum pelajaran dimulai. Pak Sidik mengajari senam Kesegaran Jasmani yang diiringi dengan musik. Hal itu membuat anak-anak gembira. Mereka menirukan setiap gerakan yang dicontohkan Pak Sidik. Dalam waktu satu minggu mereka sudah hafal gerakan senam. Tidak hanya itu, pada sore hari anak-anak yang berminat diajak latihan baris berbaris, pramuka dan juga berbagai jenis olah raga. Sekolah menjadi ramai sepanjang hari. Anak-anak menjadi termotivasi untuk selalu pergi ke sekolah. Mereka bisa menemukan pengalaman dan hal-hal baru.
Suatu hari Pak Sidik bertanya pada anak-anak didiknya.
“Apakah kalian merasa nyaman berada di kelas ini?”
“Senang Pak, tetapi kadang-kadang sedih juga karena kelasnya berdebu. Saya suka bersin-bersin jika terkena debu” ucap Tutut dengan manja.
“Huh dasar anak manja” olok Agus.
“Baiklah. Kalau bagitu bagaimana kalau kita besuk membersihkan kelas kita. Kebetulan besuk hari Minggu. Kita akan membuat kelas ini menjadi kelas yang indah dan nyaman, bagaiman?”
“Setuju....”
“Besuk bawalah peralatan untuk membersihkan kelas ini. Ada yang membawa ember, lap, kuas cat, sapu, kemucing dan peralatan lain yang kalian punya”
“Baik, Pak....”
Keesokan harinya anak-anak bersemangat pergi ke sekolah. Pak Sidik datang paling awal. Lalu Rusti dan ketiga sahabatnya datang menyusul karena rumah mereka paling dekat dengan sekolah. Tidak lama kemudian anak-anak lain datang satu per satu. Setelah lengkap mulailah pak Sidik memberi pengarahan.
“Selamat pagi semua!”
“Pagi, Pak....”
“Sudah mandi? “
“Belum, pak. Beliknya masih digunakan orang dewasa untuk mencuci” ucap Rusti.
“Ya, pak. Karena sekarang mahal air, hari minggu bonus tidak mandi” kata Nunuk.
“Ya saya tahu. Kalian belum mandi itu lebih baik karena kita akan terkena kotoran dan debu. Setelah selesai bersih-bersih baru kita mandi. Mari kita awali saja kegiatan kita dengan bacaan Basmallah. Semoga semua bisa lancar”
“Bismillahhirrahmannirrahim”
“Pertama mari kita pindahkan meja dan kursi ini keluar. Satu meja dianggat oleh empat anak. Satu kursi dianggap oleh dua anak. Cari pasangan masing-masing”
Dengan penuh semangat anak-anak memindahkan meja dan kursi keluar kelas. Suara mereka ramai sekali.
“Bagus anak-anak. Kaian bisa melakukan tugas dengan baik. Sekarang kita bagi tugas. Siswa yang membawa ember, menggambil air di belik. Siswa yang membawa kuas, mengecat dinding. Nanti saya ajari cara mengecat yang benar. Siswa yang membawa kemuceng, membersihkan jendela. Siswa yang membawa sapu, menyapu lantai. Siswa yang membawa kain pel, menanti temannya yang sedang mengambil air, lalu mengepel lantai. Kerjakan tugas masing-masing dengan baik. Ada yang ditanyakan?”
“Pak, saya membawa sabit. Karena setelah kerja bakti saya akan merumput. Apa yang bisa saya kerjakan?” tanya Trisno ketakutan.
“Kebetulan sekali ada yang membawa sabit. Ambillah pelepah pisang. Nanti bisa digunakan untuk membersihkan lantai”
Lalu anak-anak menjalankan tugas masing-masing dengan baik. Kebetulan Pak Kebon muncul saat itu sehingga bisa membantu mengecat dinding bagian atas.Beberapa jam kemudian ruang kelas tiga menjadi bersih dan tampak baru. Warna dinding yang semula kekuningan, kini dicat dengan warna biru muda yang cerah. Lantai berdebu telah berganti menjadi lantai yang bersih. Kaca-kaca jendela menjadi mengkilap dan bersih.
Kerja bakti selesai ketika matahari tepat di atas kepala. Sebelum pulang, Pak Sidik memberikan pengarahan kepada siswa.
“Saya mengucapkan terimakasih kepada kalian semua. Kalian sudah bekerja dengan hebat. Luar biasa. Kelas kita telah bersih sekarang. Namun, kerja kita belum selesai. Kita harus menjaga agar kelas ini selalu bersih. Untuk itu, mulai besuk kita sepakat untuk melepas sepatu ketika akan masuk kelas. Besuk kita akan membuat tempat sepatu dari pohon bambu. Oh ya. Masih ada satu hal lagi. Selain, menciptakan kelas yang bersih, kita juga akan menciptakan kelas yang indah. Kita bisa menempatkan vas bunga di atas meja guru. Untuk itu, pada mata pelajaran keterampilan nanti akan saya ajarkan keterampilan membuat bunga dari bahan-bahan yang bisa ditemukan di sekitar kita. Sekarang, karena hari sudah siang. Kalian boleh pulang. Sampai jumpa besuk pagi”
“Sampai jumpa, Pak...” jawab anak-anak serempak.
***
Pada bulan September, persediaan air semakin menipis. Udara sangat panas pada siang hari dan sangat dingin pada malam hari. Tanah kering berdebu dan terbang di bawa angin ke dedaunan dan rumah-rumah. Kulit manusia mengering dan telapak kaki menjadi pecah-pecah. Hal seperti itu juga terjadi pada kulit anak-anak SDN Bunga Pinus. Pak Sidik yang sangat perhatian itu sangat prihatin dengan keadaan tersebut. Ia tidak tega menyaksikan kulit siswa-siswinya bersisik, kotor dan dekil.
Suatu hari pak Sidik meminta anak-anak untuk membawa beberapa bahan seperti parutan kelapa, sabun mandi dan minyak kelapa. Semula anak-anak tidak mengerti untuk apa bahan-bahan itu. Namun anak-anak tidak pernah membantah ucapan pak Sidik karena mereka dipastikan akan mendapakan hal-hal yang baru.
Ternyata benar, anak-anak diberi penjelasan tentang kulit manusia.
“Kulit manusia sama seperti tumbuhan. Kulit juga membutuhkan makanan. Jika tidak, kulit menjadi kering dan pecah-pecah. Apalagi, pada musim kemarau seperti sekarang ini, dimana angin berhembus dengan kencang sehingga kulit menjadi kering. Selain itu, banyaknya debu yang menempel pada kulit juga menyebabkan kulit menjadi kotor. Oleh karena itu kulit kalian semua menjadi kering dan bersisik”
Anak-anak lalu melihat kulit masing-masing. Mereka malu melihatnya. Ada yang melingkarkan kakinya, ada yang menarik kaos kakinya dan ada pula yang menunduk.
“Kali ini saya akan mengajarkan pada kalian bagaimana cara merawat kulit. Sebenarnya ada cream khusus untuk kulit seperti hand body ini” kata pak Sidik sambil menunjukkan sebuah hand body kepada anak-anak.
“Oh kalau seperti itu kakakku juga punya pak” ucap Nunuk dengan bangga.
“Bagus. Itu bisa kau pakai setiap pagi. Jika tidak punya, bahan-bahan seperti yang telah engkau bawa yaitu minyak kelapa, kelapa yang sudah diparut dan sabun mandi bisa dipakai. Jika kalian membawa minyak kelapa, ambil minya secukupnya lalu oleskan pada lengan tangan dan kaki. Jika kalian membawa parutan kelapa, gosokkan pada kaki dan tangan, lalu bersihkan sisanya. Jika membawa sabun mandi, begini caranya. Basahi sabun dengan air, lalu gossokkan pada kaki dan kulit. Jangan dibilas dengan air. Nanti akan mengering sendiri. Di dalam sabun ada pelembabnya sehingga kaki kalian tidak akan bersisik”
“Wah.... Betul sekali, Pak. Kaki saya menjadi bersih” kata Rusti yang telah mengoleskan minyak kelapa ke kaki dan tangannya.
“Kaki saya jadi mengkilat!” ucap Trisno kegirangan setelah mengoleskan parutan kelapa ke kaki dan tangannya.
“Wow... harum....” ucap Nunuk sambil mencium tangannya karena ia mengoleskan sabun pada kaki dan tanggannya.
“Kalian sudah tahu bagaimana cara merawat kulit. Lakukan itu setiap hari sebelum sekolah”
“Ya Bapak.....”
***