Dari Kurikulum 13 (K 13) ke KTSP atau sebaliknya , tidak masalah!


    Setelah membaca berita di koran yang memberitakan bahwa untuk sekolah yang baru menerapkan K 13 semester ini, pada semester 2 akan kembali pada KTSP, beragam reaksi para guru. Ada yang senang ada yang kecewa, ada yang biasa-biasa saja.
     Saya pribadi jujur semula terheran-heran. Beberapa waktu sebelumnya saya sudah menanyakan kabar akan dihapusnya K 13. Pihak Pusbangprodik waktu itu menjawab bahwa tidak ada wacana untuk menghapus K 13. Saya lalu mencari informasi kesana-kemari (maksudnya membaca di web). Ahhasil, saya mendapat jawaban dari sumber berikut :l http://www.riaupos.co/58791-berita-menteri-anis-resmi-hentikan-kurikulum-2013.html
   
     Meskipun, dihentikan, namun Anis Baswedan mengatakan kurikulum akan diperbaiki dan dikembangkan melalui sekolah-sekolah yang sudah tiga semester menerapkan K13.
     "Proses penyempurnaan K 13 tidak berhenti, akan diperbaiki dan dikembangkan, serta dikembangkan disekolah-sekolah percontohan yang selama ini telah menggunakan K 13 selama 3 semester terakhir," Kata Anis, kepada wartawan, saat Konfrensi Pers, di Kemendikbud, Jumat (5/12) seperti yang dilansir INDOPOS (Grup JPNN).
     Anis mengatakan pengambilan keputusan ini berdasarkan fakta bahwa sebagian besar sekolah belum siap melaksanakan kurikulum 2013, karena beberapa hal, diantaranya kesiapan buku, sistem penilaian, penataran guru, pendampingan guru dan pelatihan kepala sekolah. kendati, akan mengembalikan kurikulum ke 2006 katanya,  keputusan ini tidak akan merubah prinsip dasar yang terkandung dalam K13, menurutnya ada banyak kesamaan prinsip antara kurikulum 2006 dan K 13, diantaranya, konsep  penilaian  otentik dan pembelajaran tematik terpadu.
    "Jadi, kepada guru dan kepala sekolah tidak usah khawatir, silakan kembangkan metode pembelajaran dalam kelas. kami berharap guru kreatif, menciptakan terobosan- terobosan dalam mengajar," ujarnya.
     Anis menggarisbawahi bagi sekolah yang baru melaksanakan K 13, satu semester agar segera kembali ke kurikulum 2006, sementara,  yang sudah menerapkan tiga semester akan dijadikan sekolah percontohan dalam  pengembangan penerapan K 13 dengan bimbingan dan panduaan dari dikbud.
     "Namun, Kalau ada yang sudah jalan 3 semester, kemudian  tidak siap melanjutkan silakan untuk mengajukan diri untuk mendapatkan pengecualian," ujarnya.
     Penerapan kurikulum K 13 disejumlah sekolah nasional, lanjutnya akan terus dikembangkan dan tidak akan dihentikan, sekolah-sekolah ini kedepannya, akan menjadi percontohan metode pengembangan K 13.
     "Yang sudah menerapkan K 13, ada sekira 6.221 dari sekira 200 ribu lebih sekolah, diantaranya SD 2598 sekolah, SMP 1437 sekolah, SMA 1165 sekolah dan SMK 1021 sekolah, jadi sekolah-sekolag ini, akan menjadi percontohan kedepannya," kata Anis.
     Selain itu, untuk memantapkan penerapan kurikulum k 13, Kemendikbud akan mengembalikan tugas pengembangan K 13 kepada pusat kurikulum dan perbukuan, tidak lagi ditangani oleh tim Ad hock yang bekerja jangka pendek.
     "Jadi, Orientasinya kepada sekolah percontohan dan pengembangan kesekolah lain. Proses bertahap. Konsentrasi kepada kepala sekolah dan guru, training pelatihan, termasuk kepada sekolah yang belum terapkan K 13. Penerapan kurikulum bukan berhenti. Sebagai bagian persiapan, dan akan di pantau oleh tim kemdikbud," ujarnya.
      Sebagai bagian dari pemantapan penerapan kurikulum 2013, Anis juga menyinggung tentang buku yang menjadi panduan penerapan. Anis mengatakan buku yang sudah dicetak dan yang sudah disalurkan kesekolah-sekolah untuk disimpan, sampai guru-guru siap melaksanakan K 13. Dan yang belum dicetak dan belum tandatangan kontrak untuk tidak melanjutkan lagi.
      Nah, terkait penetapan penghentian pelaksanaan K 13, Kemendikbud hari ini (kemarin, red (5/12(), akan mengirimkan surat kepada  seluruh kepala sekolah, untuk kembali menerapkan kurikulum 2006.(jpnn)at jawaban bahwa ternyata 
Setelah membaca informasi tersebut, saya akan mengambil langkah berikut:
  1. Saya akan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran pada semester 2 sesuai KTSP karena saya sudah siapkan sesuai dengan K-13.
  2.  Apapun kurikulumnya, saya tidak akan surut semangat. Mengajar adalah panggilan jiwa saya. Saya akan terus menanamkan nilai luhur pada siswa saya. 
  3. Saya berusaha tidak menjadi guru yang senantiasa menuntut. Rekan saya suka menuntut hak saja. Semoga saya bisa melakukan kewajiban saya sebagai seorang guru dengan baik.
  4. Saya akan terus  memotivasi dan menginspirasi siswa saya  dengan tindakan saya.
Semoga saya termasuk orang yang  mudah beradaptasi dan menerima setiap kebijakan. Semoga saya bisa amanah. Semoga saya bisa mempersiapkan diri dalam berbagai perubahan. Amiiin. Jadi, mau pakai K 13 atau KTSP, saya akan terus mengajar dengan hati.

Juara Lomba Kreativitas Guru Tingkat Nasional Tahun 2014



Juara Lomba Kreativitas Guru Tingkat Nasional Tahun 2014

Detik-detik pembacaan pengumuman

 Saya ikut mejeng juga ya...

Jenjang TK
Juara 1  Susi Triliyanti (Jawa Barat)
Juara 2  Ratna Sari Dewi (Jawa Timur)
Juara 3 Rofiqotul Hasanah (Jawa Tengah)

Jenjang SD
Juara 1 Terry Restu Adriani (Jawa Timur)
Juara 2 Suswandi (Jawa Tengah)
Juara 3 Fajar Tri Laksono (Jawa Timur)

Jenjang SMP Sains
Juara 1 Herwin Hamid (Sulawesi Tenggara)
Juara 2  Arman (Sumatera Barat)
Juara 3  Sudarsono (Yogyakarta)

Jenjang  SMP Non Sains
Juara 1 Ai Tin Sumartini (Jawa Barat)
Juara 2 Laily Amin Fajariyah (Yogyakarta)
Juara 3 Sri Husodo (Jawa Tengah)

Jenjang SMA Sains
Juara 1 Muhammad (Banten)
Juara 2 Ahmad Fais (Jawa Timur)
Juara 3 Nurmaulita (Sumatera Utara)

Jenjang SMA Non Sains
Juara 1  Evi Sulistyaningsih (Kalimantan Timur)
Juara 2 Nurhidayati (Jawa Barat)
Juara 3 Rustiani Widiasih (Jawa Timur)

Jenjang SLB
Juara 1  Sulastri (Kepulauan Riau)
Juara 2 Made Wirantini (Bali)
Juara 3 Kasiyanigsih (Jawa Barat)

Selamat kepada para pemenang

Kegiatan Lomba Kreativitas Guru Hari Kedua



    Agenda pada hari kedua ini yaitu tanggal 25 Nopember 2014 adalah  presentasi makalah. Seperti biasanya, setiap kali akan presentasi penyakitku kumat, penyakit dag dig deg, nervous, grogi dan lain-lain.
          Pada kelompokku,  jenjang Non  Sains, ada 10 guru dari SMA dan SMA yang akan mempresentasikan makalah. Jurinya adalah bapak Prof. Sudarwan Danim dari Universitas Bengkulu dan ada bapak Dr. Fatur Rohim dari P4TK Bahasa. Ada satu lagi juri yang saya tidak tahu namanya karena menggantikan juri yang ada pada buku panduan.
          Pada waktu yang telah ditentukan, kami bersepuluh pun siap tidak siap harus mempresentasikan makalah. Pemanggilannya diundi secara acak.
          Berikut ini adalah daftar nama kami bersepuluh:


Jenjang SMA/SMK (kelompok Non Sains)
1. Taruna Perkasa Putra (Jatim)
2. Hj. Lutfiana (Kalsel)
3. Triawati  Agusnila (Jateng)
4. A. R. Subandi  Latif (Sulsel)
5. Nurhadi (Papua)
6. Rofi'un (Jateng)
7. EviSulistyaningsih (Kaltim)
8. Sopyan (Jambi)
9 Rustiani Widiasih (SMA Negeri 1 Badegan Kabupaten Ponorogo Jawa Timur)
 10.Nurhidayati (Jabar)

      Ini fotoku ketika sedang presentasi yang diambil oleh teman di sebalahku yaitu bu Triawati dari Purbalingga.




     Foto diatas adalah foto semua peseta bidang SMA Non sains bersama dengan Tim juri setelah presentasi..
Ingin tahu bagaimana jalannya presentasi? Seru.... Bersambung

Kegiatan Lomba Kreativitas Guru Tahun 2014 Hari Pertama



      Pembukaan dimulai pada pukul tujuh malam. Aku melihat para peserta kali ini kebanyakan bukan wajah-wajah baru. Mereka adalah pemain lama, Aku sudah bertemu beberapa peserta di beberapa ajang kompetisi guru seperti LIPI, best practice,  simposium inovasi pemebelajaran, dan LKG.  Intinya, mereka adalah orang pilihan.
          Sebelum acara dimulai, panitia memutarkan pengambdian guru SM3T (Sekolah  Mengajar Terluas, terdalam dan terluar). Saya bisa belajar tentang pengabdian dari tayangan tersebut. Para guru muda itu benar-benar berjuang dan mengabdi dalam mendidik anak bangsa. Mereka harus berjuang menakhlukkan medan yang sulit, motivasi masyarakat yang rendah, minimnya alat peraga, sarana prasarana yang sangat jaug dari standar. Oh… sungguh saya terharu melihatnya. Saya merasa tidak ada harganya dibandingkan mereka. Benar, saya masih kurang pengabdian saya dalam mencerdaskan anak bangsa. Padahal, dilihat dari kondisi sekolah dan keadaan siswa saya jauh lebih baik dari keadaan yang ada pada tayangan video itu. Saya menjadi malu sendiri.
          Setelah diperlihatkan tayangan tersebut, Ketua tim juri (Prof. Sudarwan Danim) memberikan pengarahan tentang peraturan penentuan pemenang lomba kreativitas guru dalam pembelajaran. Ada beberapa  hal yang beliau sampaikan hal-hal berikut:
1.     Waktu presentasi tigapuluh menit yaitu 10 menit presentasi dan 20 menit Tanya jawab.
2.    Setiap jenjangnya akan diambil tiga pemenang.
3.    Masing-masing jenjang terdapat tiga juri.
4.    Para juri akan menanya atau menyanggah atau menyarankan.
5.    Sebelumnya, juri menyeleksi naskah berdasarkan kebutuhan dan rasio bidang studi, keunikan dan kegunaannya.
6.    Naskah juara akan diterbitkan pada jurnal PGRI sehingga nantinya bisa berguna bagi guru untuk keperluan kenaikan pangkat
7.    Seleksi dilakukan pada tiga tahapan yaitu tahap administrasi, penentuan finalis, dan penetuan peserta.
8.    Unsur yang dinilai adalah : orisinalitas naskah, kreatifitas, inovasi, spesifik, sesuai dengan karakter siswa, berguna bagi siswa untuk masa yang akan datang, dan menggunakan TIK.
9.    Untuk  undian presentasi, diumumkan tiga pertama, tiga kedua, dan seterusnya.
10. Kegiatan selama di Jakarta adalah sebagai berikut:
1.     Hari pertama: Pembukaan
2.    Hari kedua: Presentasi
3.    Hari ketiga: Upacara bersama Kemendikbud dan pengumuman finalis
4.    Hari keempat: Upacara bersama presiden dan pemberian penghargaan bagi pemenang
5.    Hari kelima: Paparan pemenanag di depan semua peserta dan penutupan.

Demikian untuk sementara kegiatan yang bisa saya laporkan. Isi sambuatan ketua  Badan PSDMPK-PMP menyusul….