Menjadi Guru adalah Pilihan


Mempersiapkan bahan ajar

     Mungkin aku adalah orang yang beruntung karena aku mempunyai hobi yang sekaligus menjadi profesiku.  Mengapa saya katakan demikian? Karena banyak teman yang menjadi seorang guru karena terpaksa dan bukan menjadi pilihan sejak awal. Sehingga menjalani profesi guru hanya sebatas bekerja untuk mencari uang dengan cara mengajar.
      Aku sering mendengar guru mengeluh karena anak didiknya tidak memperhatikan penjelasannya. Ada pula yang siswanya tidak merespon terhadap apa yang dikatakannya. Kalo aku tidak demikian. Jika saya mengajar, anak-anak aku fokuskan dulu pikirannya. Aku beri motivasi sehingga mereka merasa butuh ilmu yang aku sampaikan. Dampaknya, anak-anak memperhatikan saya.
     Ada teman saya yang sering mengeluh jika mendapati anak-anak yang nakal. Bahkan dia sering menghukum anak, memarahi anak, mengolok-olok anak didik dan juga bersikap sinis terhadap anak nakal. Dia tidak mau memberikan pengarahan, melakukan pendekatan, mengajak berbicara atau melakukan home visit agar tahu benar keadaan keluarganya. Aku tidak demikian. Aku sangat memperhatikan anak didik saya terutama anak yang wali kelasnya adalah saya.  Pernah dulu saya mempunyai anak yang sangat nakal. Semua guru selalu mengeluh kepada saya akan kenakalannya. Lalu saya dekati ternyata dia adalah anak yang membutuhkan perhatian. Maka saya memperhatikannya. Dia berhasil naik kelas. Namun wali kelas yang baru kurang mempedulikannya sehingga dia kini keluar.
      

   Mengajar adalah hobiku

  Saya berusaha untuk menjadi guru inspiratif seperti bu Muslimah yang bisa melahirkan anak yang pandai seperti Andrea Hirata. Pada tahun 2008 saya pernah mendapatkan kesempatan bertemu dengan bu Mus pada acara HUT GURU di Istora senayan.  Pada kesempatan itu bu Mus berpesan kepada saya, "Jadilah guru yang inspiratif karena guru akan dikenang siswanya sepanjag masa". Semoga. Amiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar