Belajar Dari Pelatih Drum Band
Oleh: Rustiani Widiasih
Suatu hari, saya mendapati pemandangan yang bagiku luar biasa. Kala itu
anakku masih duduk di bangku taman kanak-kanak.
Pada hari itu, guru mengatakan kalau sepulang sekolah anak-anak akan
berlatih drum band. Sepulang sekolah, anak-anak pun dengan penuh
semangat menanti pelatih drum band. Namun, hingga pukul sebelas siang sang
pelatih itu tidak kunjung datang. Para
orang tua wali murid banyak yang mengeluk, tidak sabar menanti kedatangan guru
drum band tersebut. Keadaan seperti itu berbeda sekali dengan keadan para siswa
yang sangat antusias menanti kedatangan guru drum band.
Hari
semakin panas. Setelah pukul sebelas lebih, sang pelatih datang. Anak-anak
berlarian menjemput pelatih tersebut. Mereka berebut untuk berjabat tangan
dengan pelatih. Sampai-sampai sang pelatih
kewalahan melayani anak-anak. Jika anak belum berjabat tangan dengan pelatih
itu, mereka masih sabar menanti tangannya dijabat oleh sang pelatih.
Melihat
pemandangan itu, aku sungguh tertegun dan juga iri. Aku bertanya-tanya, mengapa
anak-anak sebegitu senangnya terhadap
pak pelatih drum band itu? Selama saya
menjadi seorang guru, belum pernah siswa-siswa saya berebut untuk berjabat
tangan denganku sebegitu antusianya.
Untuk
menjawab rasa penasaran saya, saya terus mengikuti cara pak pelatih drum band
mengajar anak-anak. Aku melihat
anak-anak kecil itu sebegitu mudahnya
diatur oleh pak pelatih. Tanpa banyak komentar, anak-anak mengambil
peralatannya masing-masing lalu berbaris sesuai dengan urutannya. Setelah anak-anak siap, pak pelatih memimpin
untuk melakukan doa bersama sebalum latihan. Terik dan panas tidak dihiraukan
oleh anak-anak. Tidak lama kemudian, aku
mendengar suara drum band yang sungguh berirama dan harmonis. Anak-anak sekecil
itu bisa menghasilkan suara yang layak didengar. Aku semakin takjub dibuatnya.
Anak-anak hafal solmisasinya di luar kepala.
Apa
yang aku lihat saat ini adalah hasil kreativitas seorang pelatih. Bagaimana dia
bisa mengkondisikan anak sebanyak dan sekecil itu sehingga bisa mengasilkan
nada irama yang sebagaimana lagu seharusnya. Pastinya tidak mudah untuk
bisa berhasil melatih anak-anak seperti
itu.
Ada
beberapa hal yang bisa saya pelajari dari pak pelatih drum band. Pertama, guru harus menjadi orang yang menyenangkan
bagi siswa. Guru adalah sahabat siswa. Ya, pelatih itu salayaknya sahabat siswa
saja. Dia suka toast dengan siswanya jika siswanya melakukan dengan benar.
Dengan demikian siswa akan merasa dirinya dihargai dan penting.
Kedua, guru harus selalu memotivasi
siswa. Pelatih itu, suka berkata, “pintar, yes” sehingga anak akan termotivasi
untuk bisa. Ketiga, pelatih itu
sesekali melucu. Ini sangat disulai siswa, siswa tidak takut dengan pelatih
karenanya. Siswa merasa enjoy dengan segala ucapan pelatih. Keempat, jika ada siswa yang salah,
pelatih membenarkan dengan joke.
Itu
yang bisa saya amati hari itu. Pastilah masih banyak yang saya tidk tahu karena
tidak setiap latihan saya bisa menunggui. Namun, saya belajar banyak dari
pengalaman ini. Semoga kelak saya bisa menjadi guru yang dirindukan siswaku.
****
Pelatih yang inspiratif
BalasHapus