Mudahnya Bahagia (bagian dua)

Menyahur Hutang

Oleh: Rustiani Widiasih

     Kunci bahagia yang kedua adalah menyahur hutang.  Berhutang dilakukan pasti dalam keadaan terpaksa atau mendesak. Eh.. ada juga sengaja berhutang untuk tujuan bisnis atau investasi  biasanya. Alasan apapun berhutang, yang jelas hutang itu harus dibayar.
     Hutang tidak hanya berupa harta benda hutang ada juga yang tidak nampak misalnya janji , puasa,  dan nazar. Itu juga harus dibayar. Sampai-sampai ada pepatah yang mengatakan bahwa janji adalah hutang. Jika janji tidak ditepati bererti masih memiliki tanggungan hutang. Bisa dibayangkan betapa banyaknya hutang para juru kampanye kepeda rakya jika tidak dipenuhi. 
     Kalau saya pribadi, saya  selalu mempunyai hutang puasa setiap bulan puasa karena sunatullah seorang wanita. Saya membayarnya di hari lain di luar puasa biasanya di bulan syawal. Semakin cepat membayar hutang puasa semakin bahagia rasanya. Ketika menjlani puasa, memang tantangannta berat. Namun setelah hutang puasa itu dibayarkan, sungguh luar biasa bahagianya. Rasanya plong... lega... dan puas sekali. Sungguh memlunasi hutang puasa sangat membahagiakan.
     Kebhagiaan yang tak terkira juga saya rasakan ketika saya bisa melunasi hutang berupa uang. Saya berhutang karena terpaksa untuk memenuhi cita-cita  agar lebih cepat realisasinya daripada menabung.  Begitu saya mendapatkan rezeki tambahan, saya secepatnya melunasi hutang tersebut. Saya tidak mau menambah hutang sebelum hutang saya yang satu terbayarkan. entah kalau sudah lunas hutang lagi? Ah.. semoga saja tidak hutang lagi. Begitu saya bisa membayar hutang, sungguh plong, lega dan puas rasanya. Hidup ini terasa bahagia. Itulah kunci kebahagiaan saya yang kedua yaitu membayar hutang.
     Kunci kebahagiaan yang ketiga adalah menyelesaikan suatu pekerjaan. Ini akan dibahas pada pembahasan selanjutnya. (bersambung....)
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar