DIALOGUE VIDEO PROJECT
UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN DAN MOTIVASI SISWA
DALAM
PEMBELAJARAN ENGLISH EXPRESSIONS
Rustiani Widiasih, M.Pd
ABSTRAK
Tujuan Proyek “Dialogue Video Project”
ini adalah: (1) Meningkatkan
keterampilan siswa dalam dalam penggunaan
materi Expressions dalam sebuah dialong, (2) Meningkatkan motivasi siswa
untuk belajar materi Expressions.
Jenis
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas X1 SMAN I Badegan kelas XI IPA 2 yang terdiri
dari 32 siswa. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah: data
kualitatif yang terdiri dari Observasi, Interview dan questioner. Adapun data
kuantitatif dilakukan dengan melakukan tes. Data kualitatif
dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kualitatif dengan teknik analisis interaktif.
Setelah menerapkan pembelajaran “Dialogue Video Project diperoleh
hasil : pertama, pembelajaran “Dialogue Video
Project dapat meningkatkan keterampilan penggunaan materi Expressions dalam sebuah dialong. Peningkatan yang terjadi adalah 83,75 % dari nilai rata-rata 67 di pre
test menjadi 80 di post test. Siswa yang memperoleh nilai di atas KKM
sebanyak 87 %. Kedua, pembelajaran
“Dialogue Video Project dapat meningkatkan motivasi siswa. Sebanyak 95% siswa
menyatakan lebih terlibat dalam kegiatan pembelajaran baik di dalam maupun di
luar kelas, 96% siswa memperhatikan pelajaran, dan 98% siswa menyatakan rasa
senang dalam kegiatan pembelajaran di dalam dan di luar kelas.
Dialogue Video Project terbukti
memberikan banyak manfaat bagi siswa, sehingga proyek ini juga bisa dilaksanakan di sekolah
lain.
Kata Kunci: Dialogue,
Video, Project, Keterampilan, Motivasi , English Expressions
1. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Penulis
adalah guru Bahasa di SMA N 1 Badegan, sebuah SMA di pinggir paling barat Kabupaten
Ponorogo. Seperti halnya guru bahasa Inggris yang lain, penulis seringkali
mendengar dan menyaksikan bahwa bahasa Inggris dianggap mata pelajaran yang
sulit oleh siswa.
Salah
satu penyebabnya adalah tidak familiarnya bahasa Inggris dalam kehidupan para
siswa. Bahasa Inggris adalah bahasa asing di Indonesia, sehingga bahasa Inggris
hanya terbatas di kelas saja. Begitu keluar dari kelas, bahasa Inggris hanyalah
menjadi sebuah tulisan dalam buku yang disimpan di tas atau laci. Kalaupun ada
dalam hidup mereka yang bersentuhan dengan bahasa Inggris paling-paling hanya
sebatas lagu belaka, karena untuk film
berbahasa Inggris, mereka lebih memilih untuk membaca sub-title Indonesianya.
Salah
satu materi dalam bahasa Inggris adalah expressions atau ungkapan bahasa
Inggris yang seringkali dianggap sebagai materi yang tidak menarik bagi siswa.
Selain karena bahasa asing, faktor ketidaktertarikan siswa terhadap dialog
menjadi penyebab lainnya. Para siswa
lebih memilih menghabiskan waktu luang dengan gadget yang mereka miliki.
Materi
Expressions atau ungkapan yang
merupakan materi yang ada dari kelas X sampai XII. Materi ini selalu muncul
pada soal Ujian Nasional pada Listening section. Expressions atau dialog yang mereka hadapi hanyalah yang mereka
temui di kelas saja. Di luar kelas mereka hampir tidak pernah menikmati dialog
berbahasa Inggris.
Ketika
mengajarkan Expressions di kelas,
untuk apersepsi penulis mengadakan survey singkat tentang ketertarikan mereka
terhadap mateti expressions. Hasilnya adalah dalam 1 kelas yang terdiri dari 32
siswa, lima anak saja yang menyukai
materi tersebut. Penulis hanya
menemui 4 orang siswa yang kadang kala menonton
dialog dan film berbahasa
Inggris. Selebihnya, mereka enggan melakukannya. Dilihat dari tes untuk membuat
dialog singkat berpasangan, nilai yang mereka capai kebanyakan di bawah KKM. Komponen yang dinilai adalah ideas/content,
fluency, vocabulary, grammar, intonation, dan expression. Rata-rata nilai mereka adala 67 dari KKM 75.
Ketika penulis menanyakan apa saja yang mereka
lakukan di waktu luang mereka, jawaban muncul yang sebagian besar terkait
dengan gadget yang mereka miliki seperti SMS, MMS, BBM, bermain Facebook,
Twitter, bermain game, mendengarkan musik, menonton video di youtobe dll.
Kemajuan teknologi memang telah membuat sebagian besar siswa hidup dalam dunia
mereka sendiri, dunia maya dengan segala gadget yang mereka miliki.
Sejalan
dengan hasil dari survey singkat tersebut, dimana penulis menemui fakta yang
memprihatinkan ketika mengajarkan materi Expressions
yakni ketidak tertarikan siswa untuk mempelajarinya, penulis bertekad untuk
memecahkan masalah tersebut.
Untuk meningkatkan motivasi belajar para siswa, penulis meminta mereka membuat dialog yang
berisi ungkapan bahasa Inggris, dan merekamnya menjadi video menggunakan gadget
yang mereka punyai, melalui sebuah proyek “Dialogue
Video Project”.
Langkah
pertama yang penulis lakukan adalah membuat pembelajaran Expressions kontekstual bagi kehidupan mereka. Dari telaah penulis,
ungkapan yang selama ini dicontohkan ternyata jauh dari kehidupan mereka.
Oleh
karena itu, penulis berusaha untuk lebih mendekatkan lagi jarak antara siswa
dan materi itu sendiri, yakni dengan cara mencari membuat dialog yang sesuai dengan
lingkungan sekitar mereka. Penulis
berkeputusan untuk memadukan tugas membuat dialog dengan penggunaan gadget
untuk menjadi sebuah produk audio visual sehingga menimbulkan kesan dan
motivasi yang mendalam bagi para siswa untuk
belajar materi expressions.
B. Perumusan
Masalah
Rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah: (1)
Apakah
pembelajaran “Dialogue Video Project dapat meningkatkan keterampilan siswa
dalam penggunaan materi Expressions
dalam sebuah dialong? (2) Apakah pembelajaran “Dialogue
Video Project dapat meningkatkan Motivasi siswa dalam mempelajari materi
Expressions?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan
Proyek “Dialogue Video Project” ini adalah: (1) Meningkatkan keterampilan
siswa dalam dalam penggunaan materi
Expressions dalam sebuah dialong, (2) Meningkatkan
motivasi siswa untuk belajar materi Expressions.
D.
Kajian Literatur
Pembelajaran berbasis proyek
bertujuan membantu peserta didik untuk mengembangkan kemampuan pada lingkungan
yang berbasis pengetahuan dan berteknologi maju, menyiapkan peserta didik untuk
dapat menghadapi tantangan dunia hari ini, dan memecahkan masalah yang kompleks
yang memungkinkan peserta didik memiliki kemampuan dasar (Division, 2006) .
Pembelajaran berbasis proyek dapat
diartikan sebagai model pembelajaran yang bertujuan mendorong peserta didik membangun pengetahuan dan
keterampilan siswa secara mandiri, mendorong siswa untuk memecahkan masalah
yang berkaitan dengan kehidupan yang nyata. Sehingga mereka akan lebih terbuka pola
pikirnya dan puncaknya menghasilkan produk karya siswa bernilai, dan realistik.
Pembelajaran berbasis proyek secara umum memiliki 3 tahapan. Pertama, tahap
persiapan, yaitu tahap standar pengantar pembelajaran dimana informasi dan
jadwal dibuat. Pada tahap ini, siswa berusaha memahami satu sama lain dengan
memperkenalkan diri dan mengumpulkan harapannya di dalam keseluruhan aktifitas
proyek. Kedua, tahap proses PBL, yaitu tahapan utama pembelajaran dan terdiri
dari sejumlah aktifitas berkenaan dengan persiapan dan langkah penting
pengerjaan suatu proyek. Tahap ini meliputi: (a) pembentukan kelompok dan
pemilihan proyek, (b) pengumpulan informasi, dan (c) langkah kerja proyek.
Ketiga, tahap evaluasi, Pola ini menunjukan bentuk aktifitas di dalam melakukan
penilaian terhadap siswa. Feedback membantu dosendalam menafsirkan penguasaan siswa
tehadap proyek yang telah dikerjakannya (Rais, 2010).
Definisi dialogue
menurut KBBI adalah percakapan antara dua tokoh atau lebih (http://kbbi.web.id/dialog).
Sedangkan yang dimaksud dengan video menurut KBBI
adalah rekaman
gambar hidup (http://kbbi.web.id/dialog).
Expression adalah ungkapan yang
sering dikeluarkan atau perkataan yang diucapkan oleh orang dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam hal ini ungkapan yang dibahas adalah ungkapan yang ada pada
standar kompetensi kelas XI semester 2.
Kompetensi Dasar yang
dilaksanakan pada penelitian ini adalah: “Merespons makna dalam percakapan transaksional (to get
things done) dan interpersonal (bersosialisasi) resmi dan berlanjut (sustained)
yang meng-gunakan ragam bahasa lisan secara akurat, lancar, dan berterima dalam
konteks kehidupan sehari-hari dan melibatkan tindak tutur: menyatakan sikap terhadap sesuatu, menyatakan
perasaan cinta, dan menyata-kan perasaan sedih, menyatakan perasaan malu, menyatakan perasaan marah, dan
menyatakan perasaan jengkel ( Depdiknas. 2006).
Dari
definisi di atas, dapat diketahui bahwa yang dimaksudkan penulis dengan “Dialogue
Video Project” merupakan sebuah pembelajaaran berbasis proyek dalam membuat
sebuah dialog lalu dialog tersebut rekam
menjadi sebuah video yang juga bisa diunggah dalam youtobe.
Motivasi
menjadi tujuan utama tugas ini, karena seperti dikutip olehWilly Renandya,
Terrell H Bell, mantan Menteri Pendidikan Amerika Serikat tahun 1980-an pernah
berkata “There are three things to
remember about education. The first one is motivation. The second one is
motivation. The third one is motivation” (Renandya, 2014:1)
Pembelajaran ini penulis rancang dalam
bentuk sebuah proyek yang bernama “Dialogue Video Project”. Pembelajaran
berbasis proyek penulis pilih karena pembelajaran ini bisa membangkitkan
motivasi dan semangat belajar siswa, memadukan dan mengembangkan berbagai macam
keterampilan dan cocok untuk berbagai tingkatan kemampuan siswa (Patton,
2012:13).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar