LULUS SMA NGAPAIN YA?


 LULUS

     Aku dinyatakan lulus SMA! Gembira rasa hatiku mengetahui kelulusanku pada pengumuman siang itu. Jeritan, sorak-sorai dan ucapan syukur mewarnai situasi kala itu. Secara bergantian teman-teman saling memberikan tanda tangan di seragan. Ya... itu kelak bisa menjadi kenangan yang tak terlupakan. Beberapa siswa menyemperotkan pilok ke seragan dan bahkan ke rambutnya. Lalu secara berarak-arah mereka mengendarai sepeda motor mengelilingi kota.Tidak dihiraukan lagi aturan rambu-rambu lalu lintas. Lampu merah pun diterjang juga. Kami meluapkan kegembiraan yang tiada taranya.
Bayangkan! Selama duduk di kelas tiga kami selalu ditakut-takuti tentang beratnya ujian kelulusan. Belum lagi, aturan yang menaikkan standar nilai dan juga keharusan untuk mengulangi lagi pendidikan di kelas tiga jika tidak lulus ujian. Sungguh! Masa-masa itu membuat kami sterss dan pusing. Siang dan malam kami belajar mengerjakan soal-soal predikasi Ujian Akhir Nasional.
Setiap malam, saya bangun malam untuk memohon kepada Allah agar saya bisa diberi kemudahan dan kelancaran dalam mengerjakan soal-soal ujian dan akhirnya di beri kelulusan. Setiap hati saya menghitung hari, kapan ujian dilaksanakan. Aduh... penantian itu sangat mendebarkan. Seetelah hari yang ditunggu-tunggu tiba, aku pun mengerjakan soal secara maksimal. Aku kerahkan segala kemampuanku untuk mengerjakan soal-soal ujian. Tenaga, pikiran, biaya untuk bimbingan belajar, waktu dan segenap jiwa dan raga aku fokuskan untuk menghadapi Ujian Nasional.
Setelah selesai Ujian Nasional, ternyata belum usai kecemasan saya. Menanti pengumuman kelulusan lebih mendebarkan lagi. Hari demi hari aku lalui dengan penuh harap-harap cemas. Pikiran melayang-layang, andai tidak lulus bagaimana? Takut, cemas terus menghantui perasaan sampai waktu pengumuman tiba.
Pada hari yang telah ditentukan, menunggu waktu diumumkan terasa semakin panjang saja. Dari pagi pikiran sudah tidak menentu, berharap agar jam cepat berputar agar cepat pula mengetahui hasilnya. Maka jangan heran kalau aku dan juga teman-teman bagaikan orang yang baru saja lepas dari penjara dan bebas lepas di alam bebas. Plong rasanya. Rasa senang itu terus menghiasi semua lulusan hinggga beberapa hari.
Namun demikian di balik kesenangan itu ada pula duka yang kurasakan. Aku merasa sedih meninggalkan sekolahku yang penuh suka cita. Ini berarti aku harus berpisah dengan para guru, teman dan terlebih lagi orang yang sangat kukagumi. Ialah Dewita, teman sekelasku yang telah mencuri jantug hatiku. Bahkan aku dibuatnya tergila-gila. Kecantikan, kecerdasan dan ketegasannya merupakan daya tarik yang mempesona bagiku. Aku pun tidak tahu mengapa dia yang membuatku linglung? Bukankah ada banyak gadis di sekolahku? Senang hatiku jika aku mendapat kesempatan untuk bekerja secara berkelompok dengannya karena aku bisa mencuri pandang. Namun aku bukanlah laki-laki yang tidak tahu diri. Berat bagiku untuk mengungkapkan apa yang saya rasakan terhadapnya. Keadaanku sangat jauh berbeda dengannya. Dia anak orang berada sedangkan aku? Anak yatim yang harus mengurusi dua adik dan membantu mencari penghasilan keluarga. Kami tidak sepadan.
٭٭٭
Setelah beberapa hari yang dipenuhi rasa senang itu berlalu, kebimbangan datang menggelayutiku. Aku bukan lagi berstatus sebagai siswa SMA. Bagiku dan bagi semua seorang pelajar SMA, menamatkan pelajaran berarti memasuki suatu masa peralian, karena saat ini saya mengalami perubahan dalam kewajiban maupun tugas-tugas utamanya. Selama menjalani pendidikan SMA, tugas utama saya adalah mempelajari setiap mata pelajaran yang diajarkan kepada saya. Pencapaian tingkat keberhasilan belajar yang tinggi dalam tiap mata pelajaran sangat membantu, bukan hanya menyiapkan diriku untk menempuh UAN dan mendapatkan STTB, tetapi juga sebagai bekal dalam menempuh jalan hidup lebih lanjut.
Setelah tamat SMA, saya tidak memiliki pola tertentu mengenai tugas ataupun kewajiban yang harus kupenuhi. Saya harus menentukan sendiri apa yang harus saya lakukan. Untuk itu, memerlukan perhatian dan pemikiran yang cukup mendalam, mengingat ini menyangkut penentuan arah hidupku di masa mendatang. Jika aku telah memiliki gambaran, maka segala persiapan yang diperlukan untuk memantapkan atau mewujudkannya dapat dilakukan secara mudah.
Sayang sekali, saya belum memiliki gambaran yang jelas tentang arah hidup yang bagaimana yang akan saya tempuh, ataupun apa yang akan saya lakukan setelah SMA. Untuk itu secepatnya saya harus menentukan jalan hidup yang akan saya tempuh.
Adang beberapa faktor kenapa saya tidak mampu menentukan arah hidup yang jelas. Yang terpenting adalah, ketidakmampuan untuk melihat jauh ke depan atau ke luar dari lingkungan hidupku sehari-hari. Hal ini antara lain disebabkan oleh kurangnya keterangan atas pengetahuan yang saya miliki mengenai bermacam-macam profesi yang ada di masyarakat, serta apa lapangan pekerjaan yang tersedia.
Lulusan SMA memang disiapkan untuk menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Namun tidak menutup kemungkinan juga langsung terjun berkerja. Memang keduanya memiliki plus dan minusnya. Banyak yang menggangap bahwa setelah SMA lebih baik kuliah. Namun bagi orang seperti saya yang tidak banyak biaya, jelas tidak memungkinkan mengingat biaya yang begitu mahal. Saya harus mawas diri dan jujur dalam menilai kemampuan yang saya miliki. Saya Harus bisa memisahkan antara keadaan agan-agan dan keadaan diri yang sebenarnya.
Pendidikan SMA adalah pendidikan umum yang bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan umum pada anak didiknya sehingga memiliki kemampuan yang diperlukan oleh seserang warganegara yang dewasa, baik untuk terjun di masyarakat matpun untuk melanjutkan pendidikannya. Hal ini tercermin pada keanekaragaman pelajaran yang diberikan. Ada yang menunjang peningkatan kemampuan sebagai warga Negara, seperti kewarganegaraan, kesenian, sejarah dan sebagainya. Ada juga yang meningkatkan kemampuan komunikasi, seperti berbagai pelajaran bahasa, disamping yang mempersiapkannya untuk melanjutkan ke perguruan Tinggi, seperti matematika, fisika, biologi, ekonomi dan sebagainya.
Oleh karena lulusan SMA tidak diarahkan ke suatu lapangan pekerjaan tertentu, seorang lulusan SMA harus mengarahkan dirinya sendiri. Dengan kata lain saya harus mengambil keputusan apakah pekerjaan yang akan saya tekuni, mengingat tidak mampunya saya untuk melanjutkan kuliah.
Sudah bulat keputusan saya untuk bekerja setelah tamat SMA. Berikutnya, saya harus menentukan apakah saya akan bekerja untuk orang lain atau menciptakan pekerjaan sendiri.
Saya ingin secepatnya melepaskan tanggung jawab ibu terhadapku. Saya ingin berdiri sendiri, tidak tergantung pada ibuku. Saya akan memutar otak bagaimana cara saya mendapatkan penghasilan. Pada saat ini saya belum memiliki keterampilan khusus. Padahal setiap pekerjaan yang ada di masyarakat dikerjakan dengan keterampilan dan keahlian khusus.
Saat ini keadaan saya sudah sangat mendesak untuk segera memiliki penghasilan sehingga bisa membantu ibu. Saya harus bangkit, maju dan meningkatkan harkat diri. Hal itu menjiwai seluruh tindakan saya. Saya teringat pepatah yang mengatakan bahwa : “Ada berbagai cara untuk mencapai tujuan yang sama”. “Dimana ada kemauan, pasti ada jalan” , Tuhan tidak akan mengubah nasib seseorang kecuali ia mengubahnya sendiri”. Bekal itulah yang saya miliki untuk mengatasi segala hambatan untuk mencapai tujuan.
Saya mengetahui bahwa suatu pekerjaan yang sesuai dengan kepribadian dan keinginan akan terasa ringan, sehingga memberi perangsang untuk lebih maju. Untuk itu, tentu saja saya akan melakukan pekerjaan yang saya sukai suatu saat nanti. Meskipun saat ini sangat sulit bagi saya untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan kepribadian ataupun keinginan saya.
Seseorang yang akan melakukan usaha tertentu harus memiliki pengetahuan yang cukup. Tanpa itu akan sulit menentukan lagkah-langkah lebih lanjut yang harus diambil untuk mengiringi atau mewujudkan keputusan tersebut. Jadi, yang pertama harus saya lakukan adalah mendapatkan keterangan sebanyak mungkin mengenai lapangan pekerjaan yang akan saya lakukan. Ini mencangkup: tugas apa saja yang bisa dilakukan, keterampilan yang diperlukan, keuntungan yang diperoleh, serta kemungkinan karier lebih lanjut. Keterangan mengenai pelaksanaan tugas tersebut perlu sekali diperoleh untuk mendapatkan gambaran yang sebenarnya mengenai lapangan kerja yang bersangkutan. Bila gambaran pekerjaan telah diperoleh dan sesuai dengan keinginan, maka perlu diputuskan apakah syarat-syarat untuk itu dapt dipenuhi. Dengan kata lain, adakah waktu serta tersediakah biaya yang diperlukan untuk itu. Tahapan-tahapan tersebut, harus dilakukan dalam mengambil suatu keputusan.
Selain hal di atas, masih ada faktor lain yang perlu diperlimbagkan dan mungkin bisa menjadi faktor penentu keberhasilan di masa yang akan datang. Ada pekerjaan yang pada saat tertentu menyerap banyak tenaga, sehingga seseorang yang terampil di bidang itu akan sangat diperlukan, tetapi seiring dengan berlagsungnya waktu , kebutuhan itu bisa menurun. Selain itu, ada juga yang saat ini dikenal masih baru tetapi kebutuhan sangat meningkat terus dengan cepat. Faktor-faktor ini harus diperhatikan, agar saya memiliki hari depan yang baik.
Saya sangat menyadari bahwa pada kenyataanya bekerja yang sesuai dengan harapan, kepribadian dan keinginan sangatlah sulit, apalagi, bagi seorang lulusan SMA seperti saya. Walau demikian saya tidak boleh berkecil hati, dan rendah diri. Saya tahu bahwa permulaan dari kerja sendiri adalah dimulai dari yang kecil, dengan suatu ketekunan dan kesungguhan. Yang kecil itu lama kelamaan bias menjadi besar. Bekal yang paling penting adalah rasa percaya diri dan keberanian. Keberanian dapat bertitik tolak dari harga diri. Memag, bekerja pada diri sendiri akan lebih terhormat daripada bekerja pada orang lain. Ada baiknya saya dulu sudah mempersiapkan kemampuan khas saya, lalu dipupuk sejak dini mulai masuk SMA, sehingga pada saat saya tamat seperti sekarang ini dan tidak mempunyai biaya untuk melanjutkan sekolah, tiada menapatkan kesulitan dalam menciptakan pekerjaan.

Pilihan untuk bekerja, baik langsung setelah SMA atau setelah mengikuti kursus singkat adalah keputusan yang bijaksana daripada memaksakan diri. Ini adalah langkah maju daripada tidak segera mengambil keputusan. Saya sadar bahwa kemampuan saya untuk terjun ke dunia kerja juga belum memadai. Memasuki dunia kerja seawal mungkin berarti akan lebih cepat membina karier daipada menenpuh jalan yang tidak menentu ujung pangkalnya.
Saya akan membuktikan kalau lulusan SMA juga memiliki masa depan yang cerah asalkan mau megusahakannya. Sebaliknya, lulusan Sarjana jika tidak mampu mencari dan menciptakan lapangan pekerjaan tidaklah memiliki masa depan yang cerah.
Setelah tamat SMA, saya harus mampu memasuki hidup dengan lebih dewasa dan mandiri. Saya pun memutar otak, mencari jawaban apa yang akan aku usahakan sehingga bisa menghasilkan uang? Teringat kata bijak guruku kalau buku adalah gudang ilmu, saya pun pergi ke Perpustakaan Daerah. Sudah lama aku tidak meminjam buku karena pikiranku mengacu pada Ujian Nasional. Di sana, banyak sekali koleksi buku yang bisa menambah wawasan saya bagaiman membuak suatu usaha baru.
Aku mendapatkan sebuah buku yang aku cari-cari. Buku itu berjudul ” ” yang dikarang oleh. Di halaman buku tersebut saya temukan berbagai hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih suatu pekerjaan. Berikut ini pertimbangan tersebut:
Apakah saya…..
Senang mengambil keputusan sendiri?
Mempunyai bakat dan kemampuan untuk memotivasi orang lain?
Mempunyai bakat dan kemampuan untuk mengatur dan menguasai orang lain?
Senang bekerja di bawah bimbingan orang lain?
Menyukai pekerjaan yang penuh tantangan dan kompetensi?
Senang bekerja denga menggali gagasan, menyusun konsep atau memecahkan masalah?
Senang bekerja dalam kelompok atau dengan orang lain?
Senang bekerja dengan menggunakan alat dan memerlukan sikap koordinatif?
Sanggup dan senang bekerja secara bebas yang memerlukan prakarsa dan disiplin diri yang ketat.
Menyenangi pekerjaan detail tentang angka-angka
Menyenangi dan suka menolong orang lain
Mempunyai banyak bakat dan gagasan kreatif serta sanggup berupaya mencari kesempatan untuk mengeluarkan gagasan itu
Merasa puas dengan melihat hasil karya nyata
menyenangi pekerjaan dalam ruang terbatas
Senang pekerjaan yang bersifat pengulangan
Suka pekerjaan di luar dalam cuaca apapun
Senang pada pekerjaan yang sering berpindah tempat

Saya harus dapat meneliti sendiri dengan pernyataan tersebut di atas, dan ada lapangan pekerjaa terbuka, maka saya berusaha menyesuaikan hasil nilai diri.

٭٭٭

Saya masih saja belum menemukan usaha apa yang akan saya lakukan. Pada saat buntu seperti itu, saya berjalan-jalan menyusuri jalan tanpa arah. Aku ingin melihat apa saja yang dilakukan orang untuk mendapatkan uang. Tepat di depan sebuah sekolah, aku melihat seorang laki-laki kira-kira liga atau empat tahun lebih tua dariku. Dia adalah seorang penjual pentol. Dagangannya laris dibeli anak-anak sekolah. Aku semakin penasaran. Aku pun mendekatinya. Mula-mula aku membeli, lalu mengambil tempat duduk di bawah pohon dekat lelaki itu berjualan. Begitu terdengar bel sekolah itu berbunyi, tanda masuk sekolah, para siswa yang membeli pentol itupun masuk. Aku mendekat lelaki itu sambil memakan pentol yang sudah aku beli. Setelah berbasa-basi, aku pun mengetahui kalau lelaki yang bernama Doni itu sangat ramah. Dengan handuk yang ada di lehernya ia mengusap kerigat yang mengalir di dahi. Lalu duduk santai denganku. Percakapan tentang usahanyapun kami mulai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar