Siapa yang tidak ingin menjadi tamunya Allah di tanah
suci? Pasti setiap umat Muslim menginginkannya. Aku pun demikian. Rasanya rindu
sekali ingin segera pergi ke Mekkah.
Semula keinginan itu hanya bagai angin lalu saja. Namun sungguh
kerinduan untuk pergi ke tanah suci tidak bisa dibendung lagi. Ditambah lagi,
aku mempunyai cita-cita untuk umrah bersama dengan ibu.
Aku lalu menceritakan cita-citaku itu pada beberapa teman.
Apa jawaban mereka? Mereka mendukung
cita-citaku tersebut. Namun alangkah lebih baiknya aku daftar haji terlebih
dahulu setelah daftar baru umrah. Alasannya, haji itu wajib dan umrah itu sunnah.
Yang wajib harus didahulukan daripada yang sunnah. Maka, akupun menurutinya.
Alhamdulillah
kesampaian juga cita-citaku. Aku pergi umrah bersama dengan ibu dan ibu
mertuaku, dua orang yang harus aku muliakan. Aku selalu mengingat ceramah dalam
sebuah pengajian yang mengatakan bahwa jika kita ingin sukses, kita harus
memuliakan tiga orang yaitu: orang tua, mertua dan guru. Aku dan suamiku
sama-sama sudah tidak memiliki bapak. Kami hanya memiliki ibu. Saya selalu
bilang pada suami, “Ibuku ya ibumu, ibumu ya ibuku”.
Kami
mengambil paket yang sepuluh hari. Beginilah catatan perjalanan kami.
Kamis, 23
April 2015
|
Orang-orang dekat denganku merasa sedih dan haru akan
kepergianku. Mungkin kami memiliki ikatan emosional yang kuat sehingga mereka
merasakan cemas, galau dan juga sedih aku tinggal. Aku sendiri harus menjadi
orang yang sabar dan tegar. Tidak boleh ada tangis.
Aku sempatkan untuk berpamitan dengan beberapa siswaku.
Tidak lupa aku juga membuat surat untuk kepala sekolah dan juga membuat tugas mengajar saya selama saya tidak
masuk. Ini membuat saya merasa lega.
Pada saat itu, TU memberikan aku surat panggilan
mengikuti tes wawancara guru berprestasi. Inilah yang aku takutkan. Sejak awal aku khawatir andai program umrahku tbersamaan dengan tes gupres. Namun
aku pasrahkan pada Allah semata. Pastilah Allah akan memberikan yang terbaik
untukku. Apapun keputusannya, aku sudah pasrah. Ini sudah jalan Allah. Aku
ikhlas atas semua hasilnya.Secara etika aku sudah berpamitan kepada Dinas
Pendidikan.
Selepas Magrib, jama’ah
Masjid pergi kerumahku. Mereka memberi doa restu kepadaku. Alhamdulillah
mereka memberikan perhatian kepada kami. Tidak hanya jama’ah Masjid, keluarga dan
tetangga juga memberikan dukungan kepada kami. Senang sekali rasanya.
Sebelum berangkat, aku meminta suami dan juga ibu untuk melangkahi saya. Aku meminta ampunan
atas dosa-dosaku. Aku berharap aku mendapatkan ridha ibu dan juga suami.
Jum’at, 24
April 2015
|
Perjalanan umrah pun dimulai. Bismillah. Perjalanan
Ini diawali menuju ke Surabaya. Jam setengah tiga sore kami berada Bandara. Kami bergabung dengan
jamaah lain dari kota Bima, Surabaya, Sidoarjo dan kami bertiga saja yang dari Ponorogo. Cukup lama juga saya menunggu.
Akhirnya kami dibagikan paspor dan juga makan siang.
Kami terbang jam 6 sore. Maka kami pun solat Magrib dan
Isya’ sekaligus di bandara. Penerbangan dimulai dari Surabaya menuju ke
Singapura. Di Singapura, kami sempat
menunggu sampai berjam-jam. Namun tidak apa-apa. Demi ibadah kami harus sabar.
Justru saya senang bisa ke Singapore. Seperti mimpi saja he2.
Perjalanan di lanjurkan dari Singapore ke Dubai. Lalu
Dari Dubai ke Jedah. Dari Jedah ke Madinah menggunakan bis. Alhamdulillah….
Subhanallah…. Rasanya sangat takjub. Kok aku bisa sampai di sini. Sepanjang
mata memandang yang terlihat adalah padang pasir. Sungguh Allah Maha Besar.
Bisa menghidupkan unta pada padang pasir. Sungguh gersang kota ini (Jedah,
Madinah). Aku merasakan beratnya perjuangan
nabi Muhammad. Sungguh mulia beliau.
Sabtu, 25
April 2015
|
Akhirnya
kami sampai di hotel Dar Al Naeem Hotel.
Kami beristirahat, mandi dan sholat asar jama’ ta’khir.
Ibadah pertama adalah sholat Magrib dan Isya’
di Masjid Nabawi. Sungguh takjub dan syukur aku berada di sini. Aku terus
menangis dan bersyukur atas apa yang aku alami ini.
Kebetulan
sekali aku bersebelahan dengan seorang Indonesia yang sudah dua kali melakukan
umrah. Dia menceritakan pengalamannya. Dia juga bisa pergi ke raudhah pada hari
sebelumnya. Dia berkata bahwa jika bisa pergi dan sholat dua rokaat di
Raudhah maka apa pun yang di batin akan menjadi kenyataan.
Aku
juga berharap untuk pergi ke raudhah.
Minggu, 26
April 2015
|
Kegiatan hari ini diawali dengan sholat Tahajud. Setelah
itu sholat Fajar dan sholat subuh. Kebiasaan di masjid Nabawi adalah bahwa setelah sholat Fardhu pasti ada sholat
Jenasah. Aku merasakan Sungguh Mulia Nabi Muhammad SAW. Banyak orang yang
mendoakan nabi dan mengharap syafaat darinya di hari kiamat. Semoga aku juga
menjadi orang yang mengikuti beliau dan berkumpul bersama-sama di belakang nabi
Muhammad SAW bersama dengan orang yang mendapat syafaat lainnya.
Kegiatan dilaksanakan dengan berziarah ke makam nabi
Muhammada SAW. Kebetulan saya dan
rombongan dibimbing oleh seorang pembimbing jadi bisa bersama-sama. Ratusan ribu manusia berkeinginan untuk bisa
sholat dan berdoa di raudhah.
Aku bersama
rombongan antri. Kami harus duduk disana. Sambil antri, aku melihat di depan
mataku ada makam nabi Muhammad, dan juga para sahabatnya. Ada tulisan “Jangan
menyakiti orang yang akan beribadah. Atas izin Allah, masih ada kesempatan
untuk sholat di Raudah”. Tulisan itu membuat aku tenang dan yakin bahwa aku
pasti bisa berdoa di sana. Aku masih ingin mengutip tulisan itu karena waktu
itu aku lupa untuk menulisnya. Aku berharap bisa.
Banyak sekali orang yang tidak sabar untuk sampai di
Raudhah. Sehingga mereka berdesak-sesakan dan menginjak orang. Dalam hal inilah
sebenarnya kesabaran manusia itu diuji. Maka siapa yang sabar Allah akan
memberikan hadiahNya. Maka samapailah aku pada waktu giliranku. Aku
bisa sholah dua rokaat di karpet hijau. Namun aku merasa tidak puas karena aku
sholat di bagian belakang diantara perbatasan. Lalu aku mendapat kesempatan
lagi untuk sholat pas di tengah. Aku lalu bersujud lalu mengucapkan doa yang
aku minta kepada Allah. Rasanya tidak puas dan ingin berlama-lama sujud di
raudhah. Namun aku ingat bahwa semua orang juga ingin sholat disana. Maka aku
sudahi setelah aku merasa cukup. Aku tidak boleh serakah. Semoga Allah menjawab
semua apa yang aku minta.
Rasa syukur tak terkira rasanya. Aku merasa seperti
bermimpi saja. Aku masih punya keinginan untuk pergi kesana. Namun aku tidak
tahu apa aku bisa atau tidak. Aku harus mengurus kedua ibuku. Aku harus
menyediakan makan dan menemani mereka kemana saja mereka pergi. Aku tidak bisa
leluasa pergi semauku. Jika Allah berkenan aku masih bisa pergi ke sana.
Kegiatan
hari ini memperbanyak beribadah di masjid Nabawi saja. Sholah Dhuhur, asar,
magrib dan Isya di masjid Nabawi.
Pada malam harinya aku bertemu dengan seorang dari
Pakistan yang rupanya pengalaman spiritualnya sudah tinggi. Dia mengatakan
kesannya pergi di Makkah dan Madinah. Di Mekah, dia seakan melihat Allah yang
Maha Besar. Dia merasa sangat kecil sehingga seakan dia tidak kuasa atas
semuanya dan merasa takut sekali pada Allah.
Sedangkan pada saat berada di Medinah, dia sekana melihat
nabi Muhammad yang penuh dengan kedamian, kasih sayang dan menyambut dengan
senyuman. Rasanya dia tidak takut untuk melihatnya tidak tertunduk seperti
ketika melihat Kakbah.
Senin, 27
April 2015
|
Kegiatan hari ini diawali dengan sholat Tahajud, suhuh
lalu persiapan ke berbagai tempat. Pertama kami diajak untuk pergi ke Masjid
Kuba. Masjid ini adalah masjid pertama yang ada dan Nabi Muhammad ikut
meletakkan batu. Nabi ingin agar masjid bisa cepat selesai dan bisa digunakan.
Para sahabat sebenarnya melarang nabi
untuk ikut membangun namun itulah kelebihan nabi. Dia bukannya orang yang
seperti pemimpin saat ini hanya menyuruh saja.
Disini saya merasakan bahwa nabi Mubammad adalah seorang
pejung. Orang yang pertama kali melakukan sesuatu adalah orang yang akan terus
diingat dan dikenang sepanjang masa. Orang setelahnya tidak akan setenar orang yang
pertama. Maka saya menyadari akan pentingnya melalukan kebaikan pertama sekali.
Betapa aku juga menyadari bahwa para sahabat nabi
sangatlah melindungi nabi dan setia mengikuti beliau. Setiap pemikiran beliau
akan didukung.
Di masjid Kuba aku bisa sholat Dhuha. Kata nabi jika kita
sholat di masjid Kuba dan bersuci di rumah, maka pahalanya seperti orang yang melakukan umrah sekali. Sejarahnya
adalah bahwa orang-orang Madinah dulu pengin umrah di Mekah. Namun karena
jaraknya jauh maka mereka bisa sholah di
mashid kuba. Itulah kisahnya sang pembuat sejarah. Itu akan dikenang sepanjang
masa.
Aku juga ditunjukkan masjid Ngijabah. Tetapi kami tidak
singgah di Masjid ini. Ceritanya, di masjid itu nabi berdoa dan dikabulkan oleh
Allah. NAbi berdoa tiga hal. Namun hanya dua hal saja yang dikabulkan oleh
allah. Dua doa yang dikabulkan allah adalah agar umat Nabi Muhammad tidak
kelaparan. Doa kedua agar umatNya tidak
mati karena terkena angin badai/ topan. Doa ketiga yang adalah agar setelah
nabi Muhammad umatnya tidak ada perbedaan atau perselisihan. Inilah yang
tidak dikabulkan oleh Allah maka sampai
sekarang selalu ada perbedaan pada umat Islam.
Aku juga
diperluhatkan masjid Kiblatain. Di sini pernah terjadi dua arah Kiblat sholat.
Dahulunya arah Kiblat adalah menghadap ke rah Pakistan. Namun karena dinggap sama dengan arah orang Kafir
maka nabi menyeru untuk mengubah arah Kiblat adalah di Arah Kakbah. Kami tidak singgah di masjid tersebut.
Tujuan kami selanjutnya adalah ke kebun Kurma. Kami
diperlihatkan kebun Kurma dan bisa juga berbelanja di sana. Setiap pengunjung
bisa mencicipi kurma secara gratis di sana. Salah satu penjual kurma ada yang
menjual kurma segar yang baru saja keluar dari Freezer. Kurma segar dan dingin.
Aku baru tahu rasa kurma segar yang ternyata memang sangat manis asli. Kurma
tidak tahan lama. Baru saja beli sudah cepat busuk, Makanya kurma selalu dijual dalam keadaan kering. Aku mengambil satu dan lalu aku aku makan.
Rasanya seperti sawo kecik dan ada rasa
sepatnya. Enak sekali.
Perjalanan
dilanjutkan ke percetakan Alqur’an. Disana kami bisa membeli Al-quran langsung
dari percetakan. Banyak sekali bus berderet-deret di sana. Orang laki-laki bisa memiliki satu
al-Quran secara gratis. Orang perempuan harus membeli jika menginginkan.
Perjalanan selanjutnya adalah kembali ke hotel untuk
melakukan makan dan sholah duhur. Namum kami harus bersabar karena pada sekali
orang yang menggunakan lift. Maka aku putuskan untuk makan terlebih dahulu.
Semua orang merasa sangat lelah dan ingin segera beristirahat. Namun sekali
lagi kami harus diuji kesabarannya. Maka dalam waktu yang lama kami antri di
depan lift. Aku meminta kedua ibu
untuk istirahat. Namun aku sangat ingin pergi ke Masjid. Pergilah aku ke
masjid. Aku ingin sambil beristirahat. Mata sangat mengantuk. Aku meluruskan
kakiku. Terasa nyaman rasanya. Aku tidak tergesa-gesa untuk kembali ke hotel.
Dengan kesendirian ini rasanya aku sangat tenang dan leluasa. Setelah aku rasa
cukup, aku pergi pulang. Sejenak aku beristirahat. Namun tidak lama lagi aku
harus persiapan untuk sholat asar.
Lalu magrib dan isya aku juga sendiri. Rasanya mengantuk
sekali. Aku sangat lelah mungkin. Kurang tidur dan istirahat. Namun aku harus
kuat, Aku selalu merasa sayang jika aku tidak pergi ke masjid.
Setelah mengambil makan malam, aku beristirahat. Nyenyak
sekali tidurku.
Selasa, 28
April 2015
|
Jam setengah 3 dini hari aku bangun. Lalu persiapan pergi
ke masjid bersama ibu. Namun aku hanya dapat sholat Tahajud 2 rokaat. Tidak
lama adhan Fajar. Walau 2 rokaat, aku merasa bersyukur karena aku masih bisa
sholat Tahajud.
Hari ini tidak banyak kegiatan di pagi hari. Saya bisa
berkemas-kemas . Sungguh padatnya kegiatanku. Aku dan ibu mengemasi barang-barang kami untuk
dibawa ke kota Mekah. Setelah semua beres,
aku meminta izin kepada ibu untuk bisa sholat Dhuha di masjid nabawi.
Aku berangkat sendiri saja. Jalan tampak lengang. Aku memberanikan diri walau
harus berangkat sendirian ke masjid karena seorang perempuan harus pergi dengan
muhrimnya di sini. Bismillah…. Aku menutup mukaku dengan masker agar tidak
begitu mencolok. Sampai di monument jam, aku sempatkan diri untuk berfoto
sebagai kenang-kenangan. Aku juga memberikan makan pada burung merpati yang ada
di sana. Banyak sekali burung dara di sini karena orang tidak diperbolehkan
membunuh binatang maka burung banyak jumlahnya. Bersodaqoh tidak hanyak untuk
orang saja namun juga pada binatang makanya banyak orang menjual biji-bijian
untuk pakan merpati.
Aku lalu masuk masjid. Begitu tiba di masjid, aku
mendapati bahwa pintu untuk melihat Raudhah masih buka. Aku berlari agar tidak
keburu tutup. Begitu tiba di tempat antri, seorang petugas memintaku untuk
bergabung bersama rombongan Indonesia. Alhamdulillah aku bisa mengutip tulisan
yang aku inginkan di tempat antrian menuju Raudhah sebagai berikut: “Avoid troubling yourself and others by
pushing and entering Rawdah whwn it is crowded. Please wait and enter it in
order you have enough time pray there, if you wish.” Kalimat itulah yang
aku terapkan. Aku selalu berdoa untuk bisa datang lagi ke tempat ini.
Begitu giliranku tiba, aku sempat sholat sampai 6 rokaat
di Rawdah. Itu adalah kesempatan yang luar biasa. Aku bisa menyampaikan semua
keinginanku kepada Allah. Aku berkata dalam hati, “Ya Allah aku ridho jika
tempat sujudku ini diinginkan oleh orang lain. Namun jika tidak ada yang
mengusirku, izinkanlah aku berada di sini. Aku bisa sangat leluasa memlilih
tempat tang aku inginkan. Aku bahkan berkeliling mulai dari makan Nabi sampai
akhir karpet hijau. Semula aku pikir sangat sempit namun ternyata cukup luas
juga. Aku terus menerus membaca sholawat dan memandangi dengan takjub.
Alhamdulillah… Allah memberiku kesempatan. Allah mengabulkan doaku walau hanya
aku batin saja. Subhanallah.
Setelah puas, aku pulang. Aku ceritakan pengalamanku ini
kepada ibu. Ibu juga ingin sekali mendapatkan
kesempatan itu.
Setelah
beberapa saat, kami persiapan untuk sholat Dhuhur di masjid Nabawi.Kami masih
mempunyai kesempata untuk bisa sholat di Masjid Nabawi yang terakhir kalinya
pada kesempatan umrah kali ini. Kami
juga melakukan sholat Asar jama’ takdim karena akan melakukan perjalanan yang
cukup panjang. Aku bersukur dan merasa
selalu rindu untuk datang ke sini lagi. Aku berdoa agar Allah memberiku
kesempatan ke sini lagi bersama suami dan anak-anak.
Setelah
selesai, kami pun pulang. Seperti biasa,
aku mengambilkan makan untuk kedua ibuku. Bisa dibayangkan.. aku harus naik
turun sambil membawa dua piring nasi.
Namun aku melakukan dengan penuh keikhlasan. Semoga ini adalah wujud baktiku
kepada kedua ibuku. Amiin.
Setelah
mareka aku ambilkan makan, aku lalu makan. Setelah itu aku bersiap. Jika orang
lain cukup mempersiapkan diri sendiri, aku harus mempersiapkan dua orang. Namun
Alhamdulillah semua bisa berjalan dengan baik. Kami tidak sampai
terlambat jika kami harus berkumpul bersama.
Selanjutkan
dengan pakaian ikram serba putih, kami semua berangkat ke Mekah. Di sepanjang
perjalanan, Aku menikmati pemandangan
gurun pasir yang kering. Subhanallah. Bisa dibayangkan waktu itu nabi hanya
mengendarai unta pada saat cuaca sepanas itu.
Di
Dalam bus, pemandu memberikan pengarahan dan pencerahan. Aku dan semua orang dipandu untuk selalu
mengucapkan Talbiah. Cuaca yang panas membuat bibir kami terasa kering dan
pecah-pecah . Makanya aku meminum air agar tidak kering.
Waktu
perjalanan yang diperlukan adalah 6 jam perjalanan dengan bus. Jarak Madinah Mekah adalah 400 Km. Pemandu
menjelaskan beberapa tempat yang istimewa di Mekah sebagai berikut:
1. Multazam.
2. Rukun Yamani
3. Hijir Ismail
4. Maqom Ibrahim
Kami juga dibimbing
untuk melakukan towaf dan sa’i. Sa’I yaitu berjalan dari Safa ke Marwa sebanyak
7 kali dan selesai di Marwa. Setelah itu setiap orang harus mencukur
rambut minimal tiga helai.
Juga
ada tawaf sunah tanpa sa’i yaitu berputar 7 kali . Pahala sholat di masjidil haram adalah 100.000 kali
lipat. Sedangkan pahala sholat di Masjid Nabawi adalah 1000 kali lipat. Kami
dianjurkan untuk beramal sebanyak mungkin selama berada di Makah.
Pada
petang hari, Alhamdulillah bus berhenti karena sopir akan beristirahat. Hari
mulai gelap. Aku merasa mengantuk sekali. Sesekali saja aku terbangun dan aku
dapati sudah sampai di kalangan yang terang benderang. Rupanya aku sudah sampai
pada kota Mekah. Subhanallah… Aku akan
mengunjungi rumah Allah.
Kami
bersama rombongan sampai di Asaraya Hotel. Lalu kami tidak bisa berlama-lama
karena kami hanya diberi waktu sedikit saja untuk mengambil air wudhu. Setelah
itu kami malakukan umrah bersama.
Pertama-tama
kami berangkat dari hotel menuju masjid. Sampai di masjid, kami melakukan
sholat berjamaah Isya’ dan magris jama’ ta’kir. Lalu kami menuju ke kakbah untuk melakukan towaf. Subhanallah…
rasanya aku sangat takjub. Benarkah aku sudah sampai di Ka’bah? Kami melakukan
rangkaian towaf sebanyak tujuh kali putaran. Betapa aku rasakan Allah Maha
Agungnya, Maha Tinggi dan Maha Besar. Semua orang mengagungkanNya.
Setelah
selesai, kami melakukan sholat sunah towaf. Lalu dilanjutkan sa’i. Kami berputar berjalan 7
kali. Lelah juga rasnya. Anmun karena demi ketaatan kepada Allah maka semua
harus dijalankan dengan ikhlas.
Begitu
selesai, kami lalu mencukur rambut atau tahalul. Terkhir, kami minum air
zam-zam. Lalu kami yang telah kelelahan beristirahat di kamar hotel.
Rabu, 29
April 2015
|
Aku sholah Dhuha dan menanti sampai sholat dhuhur di
masjid pas di depan ka’bah. Ini adalah kesempatan yang sangat langka bagiku.
Aku kini tahu bagaiaman sholat dilakukan di Masjidil Kharam. Aku tahu kalau
ternyata imam sholat berada di depan Multazam atau pintu Ka’bah. Aku juga tahu
keadaan sholat di masjid agung ini.
Air zam
zam melimpah di tempat ini. Jika diibaratkan, Allah member suguhan air munum
bagi tamunya. Subhanallah…
Kamis, 30
April 2015
|
Jadwal hari ini adalah mengunjungi beberapa tempat yaitu
jabal ramhan, nur dan juga melakukan unrah yang kedua.
Padat juga acara hari
ini. Semua memerlukan tenaga. Umrah saya
kali ini aku niatkan untuk bapak. Allah
mungkin menguji hambanya akan kepatuhannya melakukan perintah Allah. Jika kita
ikhlas, Allah rela dan pastilah akan memberikan ganjaran. Kegiatan selesai
ketika waktu sholat Duhur. Lalu kami
berhenti untuk sholat duhur. Setelah itu dilanjutkan lagi satu kali putaran dan
selesai sudah.
Jum’at,
1 Mei 2015
|
Aku bangun dini hari puluk 2 pagi. Aku lalu mencari teman
untuk bisa pergi ke masjid. Alhamdulillah ada teman dari first tour yang juga
ingin pergi ke ka’bah. Aku lalu mengikutinya. Aku melakukan sholat tahajud. Setelah
sholat tahajud, aku berjalann mendekat. Pertama ke Hijir Ismail. Aku sholat di
dalamnya. Lalu aku pergi ke Rukun Yamani, dan satu tempat yang paling sulit
adalah Hajar Aswat. Aku masih sangat penasaran dengan hajar aswat.
Alhamdulillah aku bisa memegangnya. Orang berjubel riyel untuk bisa menciumnya.
Sudahlah aku rela. Mungkin suatu saat aku bisa menciumnya. Aku lalu mencari
tempat untuk persiapan sholat subuh. Alhamdulillah aku mendapat tempat yang
cukup leluasa. Aku bertemu orang Madura yang sudah mukin di mekah. Dia wajahnya rusak karena dia pernah dipasang
susuk. Ada-ada saja. Dia memberiku jus buah.
Hari ini aku dan kedua ibu berniat untuk melakukan I’tikat di dalam
masjid. Besuk kami sudah pulang sehingga ini adalah kesempatan yang tidak boleh
disia-siakan.
Ribuan orang tumpah ruang di Masjidil Haram. Semua adalah
tamu-tamu Allah. Aku salah satunya yang sangat kecil sekali. Alhamdulillah aku
sudah bisa pergi ke sini dan beberapa kali mendapat kesempatan untuk sholat di
Hijir Ismail, memegang pintu ka’bah, mencium Rukun Yamani, dan memenang saja
hajar aswat. Itu sudah luar biasa sekali bagiku.
Hari ini kami mengemasi barang-barang kami. Pukul 11
malah harus sudah siap di depan pintu.
Sabtu, 2
Mei 2015
|
Kegiatan diawali pada dini hari jam 2 dengan melakukan
Tawaf wada’. Lalu sholat subuh di lobby hotel dan berangkat ke Jedah. Melakukan
perjalanan pulang. Aku berdoa semoga aku masih bisa datang kesini lagi bersama
dengan keluargaku.
Perjalanan diawali dengan pergi ke Ballad. Disana kami dipersilakan belanja. Ada toko
yang bernama Toko Ali Murah dan juga ada bakso Mang Miing di sana. Sekali lagi,
aku tidak memiliki nafsu belanja sama sekali. Aku hanya mengantar kedua ibu
belanja.
Setelah beberapa saat, perjalanan dilanjutkan ke Masjid
terapung di laut Merah. Ternyata air laut merah diolah menjadi air tawar dan
disalurkan untuk memenuhi kebutuhan orang seluruh Makkah. Aku juga diberitahu
tempat Qishos dimana disana diberlakukan hukum Islam baik dipotong tangan,
dibunuh dan lain-lain. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan ke Bandara Jedah.
Disana kami makan bersama lalu mulai masuk satu persatu. Sungguh ketat pengecekan
orang yang akan masuk dan keluar Jedah. Kesabaran kami diuji lagi. Sampai-sampai
pembimbing kami tidak bisa keluar dari bandara. Terpaksa dia masih harus
ditahan disana.
Selama dalam perjalanan aku sudah terbayang akan apa yang
akan aku lakukan di Indonesia. Semua sudah menanti dan membayang-bayang.
Perjalanan dari Jedah ke
Singapore singgah sebentar di Dubai untuk menurunkan penumpang. Kebetulan
sekali aku bisa duduk bertiga. Selama dalam perjalanan kami dilayani dengan
sangat baik.
Minggu, 3
Mei 2015
|
Tidak terasa hari sudah berganti. Kami sudah sampai di
Singapore. Sampai di Singapore, saya bisa mengakses internet. Tidak butuh waktu
yang lama bagi kami menanti. Karena aku berinternet waktu terasa sangat cepat.
Benda cair sama sekali tidak bisa masuk. Ada teman yang membawa minyak zaitun
langsung dibuang begitu saja.
Dari Singapore perjalanan dilanjutkan ke Juanda. Waktu
yang ditempuh hanya dua jam saja. Aku
sebenarnya ingin menikmati perjalanan namun mata ini mengantuk sekali.
Sampai di Juanda, kami menanti barang-barang.
Alhamdulillah… barang kami semua lengkap. Ada tiga koper yangharus ditahan di
Jedah. Setelah itu kami berpamitan dan menuju ke rumah masing-masing. Kami
sudah dijemput oleh pihak travel. Perjalanan harus dilakukan menuju ke
Ponorogo.
Sampai di Ponorogo, kami sudah dinanti banyak orang.
Alhamdulillah… Lega sekali rasanya. Aku bersuci dan melaksanakan sujud syukur
dan sholat di Masjid depan rumah. Para tamu datang member ucapan selamat dan
juga meminta doa dari saya.
Itulah perjalanan kami. Banyak hal yang tidak tertulis
karena saking banyaknya pengalaman ruhani ini. Namun sediki tulisan ini semoga bisa bermanfaat untuk
pembaca sekalian. Sebagai pengobat rindu pergi ke tanah suci menjadi tamu
Allah. Amiin.
barokalloh. Semoga semua amal dankegiatannya menjadi ibadahnya sebagai bekal membuka syurga. Damai dan sejahtera selalu brsma keluarga. Salam
BalasHapusAmiin ya Allah. Trimakasih atas doanya. Semoga kebaikan juga tercurah untuk sahabatku.
BalasHapusAmiin
BalasHapus