Mencapai cita-cita


Meraih Cita-cita,
Bagai Kepompong Menjadi Kupu-kupu

Oleh: Ibu Rustiani



Seekor kupu-kupu yang sangat indah terbang menghisap madu bunga yang bermekaran di taman. Jika dilihat sepintas kupu-kupu itu begitu sempurna. Sayapnya kuat dan indah pula. Namun, mari kita pikirkan sejenak. Asal mula kupu-kupu itu adalah seekor ulat berbulu. Bentuknya tidak semenarik kupu-kupu, bulunya membuat gatal-gatal dan orang jijik melihatnya. Setelah beberapa waktu, ulat itu menjadi kepompong. Ia terkurung, diam dan menanti waktu hingga bisa terbang menjadi kupu-kupu yang indah.
Gambaran di atas agaknya cocok untuk melukiskan keadaan orang yang hendak mencapai suatu kesuksesan di masa yang akan datang. Dimana untuk mencapai suatu kesuksesan memerlukan suatu proses yang penuh dengan ujian kesabaran. Ada cerita seekor kopompong yang ingin cepat-cepat berubah menjadi kupu-kupu. Kepompong itu memaksakan dirinya untuk keluar dari pelindungnya. Ia ingin segera terbang bebas tidak terkurung seperti saat itu. Akhirnya ia memaksakan diri untuk segara keluar dari pelindungnya. Dengan sekuat tenaga ia membuat lobang dan ia pun keluar. Namun apa yang terjadi? Kepompong itu begitu lemah. Sayapnya tidak cukup kuat untuk terbang. Ia tidak indah dan menarik. Ternyata ia belum mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Lambat laun ia pun mati.
Begitulah, ibarat orang yang tidak sabar. Kesuksesan tidak didapat, sebaliknya yang didapat adalah kegagalan yang menyedihkan. Kesabaran mutlak diperlukan karena tantangan, hambatan, cobaan, rintangan dan halangan senantiasa mewarnai perjalanan mencapai puncak keberhasilan.

Pada saat ini, para siswa berada pada posisi menjadi kepompong. Perjuangan, kerja keras dan sabar haruslah dilakukan. Jika semua usaha itu telah di lakukan dan tawakal demikian juga, maka hasilnya adalah suatu kegagalan atau suatu keberhasilan. Dua kata itulah hasil dari semua usaha yang dilakukan. Namun perlu diperhatikan, gagal atau berhasil bukanlah hasil akhir. Itu adalah tahap awal dari langkah Perjuanganpanjang menuju puncak keberhasilan.

Jika kegagalan yang dituai, itulah wujud dari suatu usaha. Itu tidak berarti kesuksesan tidak diraih. Justru kekuatan, daya tahan, kematangan di dapat dari kegagalan. Jika seseorang berhasil menyelesaikan suatu rintangan atau cobaan maka kedewasaan akan di dapat. Coba ingat pepatah in: “Intan adalah sebongkah batu yang indah karena temparan tertentu.”
Ke depan, tantangan semakin berat. Oleh karenanya, panda-pandailah merencanakan tujuan secara detail. Apa yang akan diraih? Bagaimana cara meraihnya? Mana jalan yang akan di tempuh? Bayangkan Anda empat atau lima tahun ke depan. Gambarkan Anda menjadi seseorang yang telah memiliki pekerjaan, jabatan atau profesi tertentu. Lalu melangkahlah untuk menjadi orang seperti yang Anda bayangkan!
Janganlah dibiarkan rasa ragu-ragu, tidak percaya diri, kegelisahan, kebimbangan, apatis dan berburuk sangka mengotori pikiran Anda. Hilangkan sifat-sifat itu. Gerojok dengan antusias, kemantapan, percaya diri dan berbaik sangka. Itu semua bisa memotivasi untuk melangkah meraih cita-cita. “Aku pasti bisa.” Itulah yang ditanamkan.
Punyailah cita-cita yang tinggi. Anda adalah apa yang Anda bayangkan. Gantungkan cita-cita itu setinggi langit walau kaki tetap berpijak di bumi. Gunakan segala kesempatan yang ada. Maksimalkan kemampuan Anda. Kerahkan segenap tenaga dan pikiran untuk sebuah cita-cita besar.
Semua harapan, cita-cita dan mimpi hanya sekedar menjadi bayangan jika tidak melangkah. Maka melangkahlah! Jangan takut gagal, jangan ragu-ragu! Terjang saja semua hambatan dan rintangan! Jika waktunya sudah tiba, Anda akan mampu terbang tinggi seperti kupu-kupu yang indah warnanya. Makanannya adalah madu yang manis dari bunga-bunya yang indah pula. Selamat berjuang!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar